Chapter 12

16 2 0
                                    

-Paul- 

Saat aku menyetujui usul ayah dan ibu untuk meresmikan Aileen menjadi anak angkatnya...

Entah kenapa setelah itu perasaanku menjadi tidak enak seperti akan terjadi sesuatu.

Dan bahkan tiba-tiba saja aku membayangkan akan terjadi pertarungan besar antara Sally dan Aileen.

Mungkinkah itu?

Mungkin saja!

Karena mereka keliatannya tidak akrab sedikitpun.

Tapii...

Aku menyadari bahwa aku sempat merasakan sesuatu yang lain.

Ketika Sally dan Aileen saling menatap!

Aileen menatap Sally dengan tatapan heran dan agak ketakutan namun memusuhi Sally

Sementara Sally menatap Aileen dengan tatapannya yang tajam dan penuh dendam. 

Bahkan mungkin juga Sally dan Aileen pernah bertemu sebelumnya walaupun yang aku tau saat ini kalau mereka baru saja saling mengenalnya. 

-Sally- 

drettt... drettt 

Hpku berbunyi dan yang menelponku adalah Paul,pacarku. 

"Halo sayang. Ada apa kamu telpon aku?" 

"Halo juga sayang. Kamu lagi sibuk enggak?" 

"Enggak koq sayang. Kenapa?" 

"Aku mau ngajak kamu jalan ke mall. Mau kan?" 

"Ok sayang. Aku siap-siap dulu ya. See you later." 

"Ok. See you later too." 

Aku pun menutup telpon.

Lalu segera bersiap-siap. 

Di mall... 

"Sayang, kita di mall mau ngapain?" 

"Aku mau ambil pesanan perhiasan di toko perhiasan." 

"Oh gitu" kataku sambil mengangguk mengerti. 

Kami berdua pun segera ke toko perhiasan. 

"Ini perhiasan pesanan mas Paul udah jadi." Kata mbak penjaga counter perhiasan mengeluarkan kotak perhiasan pesanan Paul. 

"Makasih ya" kata Paul sambil mengambil kotak perhiasan itu. 

"By the way itu perhiasan buat siapa, Paul?" 

"Buat seseorang yang spesial dalam hidupku." 

"Siapa?" 

"Ya kamulah Sallyku sayang" kata Paul sambil menyerahkan kotak perhiasan itu kepada Sally. 

"Mau kan jadi tunangan aku?" Tanya Paul dengan serius. 

Aku langsung saja mengangguk kuat-kuat.

Seketika aku memeluk Paul erat-erat.

Seakan ingin meminta Paul agar tak akan pernah melepaskan pelukan ini lagi. 

Hatiku sangat gembira walaupun masih ada ketakutan kalau seandainya Paul bisa saja berhasil direbut oleh Aileen lalu Paul akan meninggalkanku.

Seperti Bobby yang meninggalkanku. 

Aku pun berdoa agar itu semua tidak akan terjadi lagi untuk yang kedua kalinya. 

Cukup sudah aku kehilangan Bobby cinta pertamaku itu.

Jangan sampai aku kehilangan Paul yang mungkin adalah cinta terakhirku itu. 

'Aileen! Liat saja kalau kau berani melakukan itu untuk sekali lagi! Aku tak akan segan-segan untuk membalasmu yang sudah mencoba untuk membunuhku. Aku juga akan membunuhmu!' kataku dalam hati.

-Bersambung-

Aileen (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang