1

4.8K 346 47
                                    



"Kau yang menyuruhku menjauh darimu, tapi kau juga yang bertingkah seperti istri yang sedang cemburu. Ada apa denganmu?." Aku sedikit berteriak frustasi pada P'Kit.

"Siapa yang bertingkah seperti istri yang cemburu? Aku bahkan tidak mengatakan apapun." Dia berteriak padaku.

"Lalu, kenapa wajahmu seperti itu. Jelas sekali kalau kau cemburu. Dan kenapa kau diam-diam mengikutiku tadi." Teriakku lagi.

"Aku ... Aku tidak mengikutimu. Jangan bicara sembarangan." Suaranya merendah. Seperti dia benar-benar sedang tertangkap basah.

P'Kit bertingkah aneh padaku akhir-akhir ini. Aku tidak tahu kenapa. Kemarin dia yang membentakku dan menyuruhku menjauh darinya, karena dia menganggap  aku terlalu menempelinya. Mungkin memang iya. Tapi dia tidak pernah benar-benar berteriak padaku sebelumnya. Ok,aku mengerti kalau dia tidak suka saat aku berada di dekatnya. Jadi, aku mencoba menjauh darinya.
Tapi kenapa dia harus diam-diam mengikutiku saat aku berkencan. Dan kenapa dia bertingkah seperti sedang cemburu. Yah, mungkin dia tidak sadar tapi itu terlihat jelas sekali.

"Baiklah,  kalau kau sudah selesai bicara, kembalilah ke kamarmu. Ini sudah malam." Katanya lagi.

"Bagaimana kalau aku bilang, aku tidak ingin pergi." Aku bicara lagi kali ini dengan memelankan suaraku.

"Kalau begitu, aku akan pergi dari  kamar ini." Jawabnya  dan hendak pergi. Tapi aku segera meraih kedua lengannya,  mendorongnya ke tempat tidur dan menindihnya, mengunci kedua lengannya di atas kepalanya.

Dia mulai merasa gugup.
Aku membungkuk dan berbisik di telinganya dengan suara menggoda.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan, P'? Aku  tak mengerti apa yang sedang kau lakukan."

Dia tetap diam. Jadi aku memiringkan kepalaku sedikit untuk menatapnya. Dia bingung menutup matanya erat-erat. Apakah dia gugup?

Jadi aku memutuskan untuk terus menggodanya.

"Ada apa P'? Apa kau ingin aku melakukan sesuatu padamu?" Bisikku lagi. Dan menatapnya kembali. Sekarang wajahnya sudah merah dan masih menutup matanya rapat-rapat. Tak pernah menyangka aku memiliki efek seperti ini padanya. Aku tersenyum puas dan turun dari tubuhnya.
Lagi pula, sekarang sudah jelas bahwa dia merasakan sesuatu terhadapku.

"Hei P'! Aku rasa kau  sudah mengantuk. Aku akan pergi sekarang. Khrab."Dengan itu aku meninggalkan kamarnya.

Aku berharap bisa melihat reaksinya lagi. Tapi untuk sekarang itu saja.

"Hari-hari burukmu dimulai dari sekarang, P'kit. Akhir minggu ini aku akan membuatmu menyatakan perasaanmu padaku." Ucapku dalam hati sambil menyeringai.

*Hari berikutnya*

Aku belum melihat P'Kit sejak tadi malam. Apa  dia menghindariku?

"Ada apa Ming? kenapa kau mengerutkan kening?" Wayo bertanya padaku.

Aku bahkan tidak menyadari bahwa aku sedang mengerutkan kening.
"Umm ... tidak ada apa-apa. Hanya saja kupikir P'Kit sedang menghindariku." Jawabku.

"Ahh .... Aku mengerti. Apa kau benar-benar menyukai P'Kit?." Tanya Wayo lagi.

"Itu ... Aku belum  benar-benar bisa mengatakannya.Tapi aku selalu ingin mendapat perhatiannya, apakah itu bisa dibilang menyukai seseorang? Kalau iya,, ya, aku suka dia." Jawabku.
Tiba-tiba Wayo memukul bagian belakang kepalaku.

"Aaoo ...... kenapa kau memukulku?" Tanyaku sambil mengusap bagian belakang kepalaku.

"Kau bicara seperti orang gila lagi. Cepat pergi cari P'Kit." Katanya.

"Tentang itu,, P'Pha sedang ke sini jadi lebih baik aku bertanya padanya tentang P'Kit." Kataku saat melihat P'Pha datang ke arah kami.

"Sawatdee khrab, P'Pha"

"Khrab, Ming"

"P', aku belum melihat P'Kit sejak kemarin, apa dia baik-baik saja?" Tanyaku.

"Hmm .... dia bilang dia sedikit sakit, jadi dia beristirahat di kamarnya." Jawab P'pha.

"Khob khun khrab P'." Kataku dan berbisik kepada Wayo.
"Aku akan pergi sekarang, semoga kencanmu menyenangkan. Bye."Lalu aku meninggalkan mereka berdua dan pergi ke asrama untuk menemui P'Kit. Aku adalah teman yang baik. Dengan bangga aku menepuk pundakku.

Aku menekan  bel pintu.

Saat  P'Kit melihatku, dia hampir menutup pintu lagi  tapi aku lebih kuat dari dia, jadi aku menghentikannya dan masuk ke dalam.
P'kit adalah senior tapi dia jauh lebih pendek dariku. Dan dia terlalu imut untuk menjadi senior.

"Kenapa kau di sini?" Dia bertanya sambil menaikkan suaranya.

"Kata P'Pha kau sakit, jadi aku datang untuk melihatmu. Aku benar-benar khawatir dan kau malah  berteriak padaku." Kataku cemberut padanya.

"Aku baik-baik saja, sekarang kembalilah ke kelas". Katanya.
"P', kenapa kau menghindariku? Apa kau malu?" Aku bertanya sambil mendekatinya.

"S-siapa yang menghindari siapa?A- aku sama sekali tak menghindarimu. Dan kenapa-kenapa aku harus malu.?" Dia menjawab gagap.

Aku menyeringai. Dia seperti ini lagi.

"Akui saja kalau kau menyukaiku, P'." Kataku masih mendekatinya. Dia melangkah mundur. Lalu kami berdua jatuh di tempat tidur. Aku berada di atasnya.

"Sekali lagi posisi ini." Kudengar dia berbisik pada dirinya sendiri. Dan aku tidak bisa menahan tawaku sendiri.

Sial! Dia terlalu manis.

"Jadi,kau menyukaiku, kan?" Aku bertanya lagi, masih menindihnya.

"K-kenapa aku harus menyukaimu? Dan aku straight dari awal." Katanya dengan wajah memerah karena bulshing.

Aku diam saja hanya menatap matanya selama beberapa detik. Lalu aku mulai menunduk untuk menciumnya. Yang mengejutkan, P'kit hanya memejamkan matanya perlahan dan tetap diam. Sepertinya dia ingin aku menciumnya juga.
Aku tersenyum. Dan hanya mencium  pipinya lalu berdiri dari tubuhnya.

"Tidak ada yang benar-benar straight P', semua orang gay dalam beberapa hal, dan itu berlaku untukku dan untukmu juga. " Lalu aku meninggalkannya yang sedang tercengang.

*ini hanya translate an dari fanfic tetangga sebelah , moga aja pada suka.
Enjoy :-)

Hold On To The Feelings (MingKit FanFict Indonesian Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang