6

2.4K 219 33
                                    




Aku terbangun mendengar suara hujan yang jatuh di jendela kamar.
Kulihat melalui jendela kaca, hujan deras.
Bagus sekali untuk merusak rencanaku.

Jangan salah sangka, aku suka hujan. Ketika masih kecil, setiap kali hujan aku terbiasa berlari keluar rumah dan berdiri dibawah hujan. Setiap kali ibu harus menyeretku kembali ke dalam rumah dan mengunciku di kamar. Karena itu aku bahkan biasa dimarahi olehnya. Dan sudah lama sepertinya aku tidak melakukannya. Kadang-kadang aku ingin melakukannya lagi.
Tapi hari ini aku berencana pergi makan bersama P'Kit. Aku tidak akan bisa keluar jika hujan terus turun.

'KitKat, hujan :('

-Ming

Aku mengirim pesan padanya.

'Lalu?'

-Kit

'Aku ingin pergi keluar dan makan denganmu :('

-Ming

'Emm... lupakan saja. Aku sudah di kelas dan aku  akan pulang terlambat hari ini. Kami punya kelas tambahan.'

-Kit

'Aku akan menjemputmu P', beritahu aku saat kelasmu  akan berakhir.'

- Ming

'Ok.'

-Kit

Aku pergi ke tempat Wayo, dan kami memainkan beberapa video game untuk melewatkan waktu.

Masih hujan deras. Dan sialan! Aku sudah merindukan P'Kit saja. Aku belum melihatnya sejak tadi malam.

Tiba-tiba telponku berdering. Pertanda aku menerima pesan dari P'Kit.

'Ming ... kelas akan selesai dalam setengah jam.'

-Kit

"Sialan, aku harus pergi sekarang Yo. Bye." Dengan itu aku berlari keluar dari kamar Wayo.

"Ok, bye, selamat berkencan." Kudengar dia berkata dari belakang.

Melucuti pakaianku, aku berjalan ke kamar mandi. Aku suka saat air tidak terlalu dingin dan tidak panas seperti ini.

Aku melompat keluar sambil menutupi pinggangku dengan handuk dan berjalan ke lemari, meraih kaos v-neck putih sederhana dan skinny jeans.

Setelahnya kuambil kunci mobil dan keluar dari ruangan.

Aku berfikir kemana aku akan membawa P'kit dalam hujan deras seperti ini.

Ketika sampai di sana aku melihat P'kit bergegas menuju mobilku menutupi kepalanya dengan kedua tangannya. Dan dia masuk ke kursi depan di sampingku.

Hujan masih terlalu deras hingga masih membuatnya basah. Rambutnya juga basah. Aku bisa melihat tetesan air jatuh dari rambutnya. Dan abs yang sedang tumbuh itu terlihat juga melalui kemeja putihnya yang basah, yang menempel di tubuhnya. Aku tidak bisa berhenti menatap.

Dia menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan tetesan air itu, yang mana airnya mengenai wajahku dan membawaku kembali ke kenyataan.

"Aao ..... apa yang kau lakukan?" Tanyaku.

"Tidak bisakah kau melihat aku basah semua karnamu?" Dia membalas.

Aku menyeringai saat ini.

Hold On To The Feelings (MingKit FanFict Indonesian Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang