10

2.3K 207 28
                                    



Aku telah melewatkan kelas selama beberapa hari berturut-turut. Karna sialan! Aku benar-benar patah hati.

Setelah hari itu aku sedikit berubah. Aku tidak bisa melupakannya, tidak peduli seberapa keras aku mencoba. Bahkan aku tidak ingin pergi keluar dan bersenang-senang dengan orang lain lagi. Seperti aku sedang tersesat di dunia lain.

Ini adalah hal yang paling sulit untuk kutanggung dengan rasa sakit yang tak tampak lukanya.

"Hey, Ming, keluar sekarang. Aku tidak akan membiarkanmu tetap seperti ini selamanya." Yo berteriak dari luar.

"Hari ini aku akan menyeretmu keluar bersamaku. Sekarang buka pintunya." Dia menambahkan.

Aku bangkit dari tempat tidur dan pergi membuka pintu untuknya.

Akhir-akhir ini, tidur adalah satu-satunya hal yang aku lakukan. Karena, itu bisa membebaskan aku dari masalah. Dan aku bisa melupakan rasa sakit yang kurasakan meski hanya sebentar.

"Cepat, ganti pakaianmu, kita jalan-jalan. Kau  tidak bisa mengurung diri seperti ini selamanya." Yo memerintahku.

Yo menjadi teman yang  baik seperti biasanya. Selalu menengokku dan memperhatikan kesehatanku.

"Uhm .... beri aku waktu lima menit." Kataku lalu berjalan menuju kamar mandi dengan malas.

Aku juga berpikir, ada baikknya aku pergi keluar  sebentar.

Yo dan aku berjalan menuju taman saat melihat P'Kit dan P'Beam datang, mereka melewati kami. P'Bam tersenyum pada kami, sedikit membungkuk.. tapi P'Kit hanya memasang ekspresi datar.

Terasa lucu, saat bagaimana dulu kita pernah begitu dekat dan hanya karena kesalahan bodoh, sekarang kita bersikap seperti orang asing.

_______

Entah bagaimana aku  kehilangan senyum ceriaku, yang biasanya kugunakan untuk menyapa ke semua orang yang kutemui dalam perjalanan. Keadaanku semakin buruk, meskipun aku terlihat baik-baik saja di luar, tidak ada yang bisa mengerti apa yang aku rasakan di dalamnya. Aku sama sekali tidak bisa tersenyum kepada siapa pun.

"Ming, kenapa kau tidak berkencan denganku saja?" Seorang gdis berkata padaku dan  duduk di dekatku saat aku sedang duduk sendirian sebelum kelas dimulai. Aku bahkan tidak tahu siapa namanya.

Aku diam tidak terlalu memperhatikannya.

Tapi dia semakin mendekat padaku dan tiba-tiba menciumku. Butuh beberapa saat untukku menyadari apa yang baru saja dia lakukan padaku. Aku mendorongnya dan berdiri menatap tajam padanya.
'Perempuan tak tau malu', ucapku dalam hati dan berbalik untuk pergi saat tak sengaja sekilas aku melihat P'Kit.

Aku cukup yakin bahwa dia melihat apa yang baru saja terjadi.

Aku tidak tahu ada apa  denganku, aku tahu kita sudah tidak bersama lagi, tapi itu mengusikku. Aku masih tidak ingin dia salah paham lagi denganku. Jadi aku mengejarnya.

Kulihat dia bersandar di dinding, matanya tertutup rapat.

Aku berdiri di sana menatapnya sejenak. Ketika akhirnya dia membuka mata, dia kembali terkejut setelah melihatku di depannya.

Dia menatapku tajam dan hendak pergi saat aku menarik lengannya dan memutar tubuhnya menghadapku.

Matanya berkaca-kaca.

"Jangan menatapku." Katanya sambil berusaha menyembunyikan wajahnya dengan satu tangan.

"P'Kit, kau menangis?" Tanyaku.

Hold On To The Feelings (MingKit FanFict Indonesian Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang