Chapter 3

4.8K 607 117
                                    


Wendy turun dari taxi setelah pulang dari cafe Kyungsoo. Dan kini, ia tengah berada di studio Chanyeol seperti janjinya. Wendy pun berjalan melewati beberapa orang yang dari antara mereka ada yang sudah mengenalnya. Lantas, para staf tersebut tersenyum pada wendy, dan gadis itu pun dengan senang hati membalas senyuman mereka.

Kini kaki Wendy berdiri di depan sebuah pintu. Wendy menghembuskan napasnya berat, ketika hendak membuka pintu itu. Entah kenapa ia seperti gugup dan takut. Lantas, setelah ia menghela napasnya beberapa kali, tangan Wendy akhirnya terulur untuk membuka gagang pintu tersebut.

Wendy mendorong sedikit pintu berwarna putih itu, kemudian menoleh ke dalam mencari keberadaan Chanyeol. Wendy akhirnya bisa tersenyum senang saat melihat kekasihnya sedang melakukan sesi pemotretan pada seorang model wanita.

Wendy hendak melangkahkan kakinya masuk, namun ia berhenti ketika melihat Chanyeol menghampiri seorang gadis di kursi roda. Ya, itu Rae Na. Dan saat ini, kekasihnya itu nampak tersenyum manis pada gadis bermarga Yoon tersebut tersebut sembari mengacak surai Rae Na dengan gemas.

Seketika rasa sesak di dada Wendy kembali terasa, sangat menusuk dan begitu menyakitkan. Seperti seseorang yang sedang sakit asma jika dibilang. Pandangan Wendy mulai kabur karena dipenuhi oleh air mata yang mulai meronta keluar dari persembunyiannya.

Apa saat ini ia akan semakin jauh dari Chanyeol? Ya Tuhan, ia sudah tidak sanggup menerima semua kesakitan ini.

Wendy semakin lemas saat melihat Rae Na yang bersikap begitu manja pada Chanyeol, dan memberikan sebuah kecupan untuk pria itu. Wendy seperti kejatuhan beban berat, kakinya lemas dan ia tidak mampu memijakkan kakinya lagi.

Perlahan Wendy hendak menutup pintu itu, namun ia terkejut saat seseorang menahan tangannya. Wendy menoleh ke belakang dan nampaklah Sungjae di sana. Wendy menggigit bibir bawahnya, ia tidak mau menangis di depan Sungjae karena begitu memalukan rasanya.

Sungjae sedikit melirik ke dalam studio dan akhirnya ia paham mengapa Wendy seperti ini. Bagaimana mungkin Wendy tidak menangis? Jika di dalam sana gadis itu disuguhkan dengan kemesraan Chanyeol dan Rae Na? Sungjae pun hanya bisa memberikan senyuman tulusnya untuk sosok gadis di depannya itu.

"Ayo pergi," ucap Sungjae pada Wendy sembari menggenggam tangan gadis itu.

"Mau ke mana?" tanya Wendy dengan suara seraknya. Bahkan air matanya sedikit demi sedikit sudah mengalir membanjiri pipinya. Sungjae pun mengusap pipi Wendy dengan lembut.

"Makan es krim? Atau apa pun itu yang membuatmu tidak menangis lagi," jawab Sungjae tersenyum sambil mengusap rambut gadis itu dengan lembut.

Wendy menunduk, dan detik selanjutnya suara isakannya mulai terdengar di telinga Sungjae. Pria itu hanya bisa menghela napasnya sembari menepuk pundak wendy, seperti mengatakan, bahwa semua akan baik-baik saja.

"wendy-ah..."

"Aku...aku hiks... aku tidak tahan melihat mereka Sungjae. Sekeras apa pun aku mencoba untuk baik-baik saja, namun hatiku selalu sakit setiap detiknya. Aku...tidak bisa lagi," ucap Wendy sambil mengusap air matanya. Gadis itu benar-benar menangis dengan hati yang hancur. Dan, Sungjae terdiam. Sejenak, tangannya hendak memeluk gadis itu, namun seakan ada yang menahannya.

"Tidak bisa untuk apa?" suara bariton seseorang yang begitu dikenali Wendy, membuatnya terkejut begitu juga dengan Sungjae.

Lantas mereka menoleh bersama-sama ke belakang dan menemukan Chanyeol di sana. Pria tinggi itu melihat Wendy menangis, namun yang ia permasalahkan adalah, ucapan gadis itu tentang, 'aku..tidak bisa lagi'.

• Ending Scene | Wenyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang