Chapter 7

5.4K 545 75
                                    

3 months later

________

Wendy sedang menyiapkan makanan di atas meja. Setelah pernikahan besar-besarannya dengan Sungjae tiga bulan lalu, kini ia resmi menyandang marga Park pada namanya. Chanyeol dan Rae Na juga sudah melangsungkan pernikahan, namun tidak seperti Wendy dan Sungjae yang super mewah. Chanyeol meminta agar pernikahannya terkesan biasa saja, dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat. Dan itu saja sudah membuat Rae Na dan Chanyeol kembali beradu mulut panjang. Karena Rae Na ingin pernikahan yang mewah.

Kehidupan terus berjalan, dan Wendy masih berusaha memerankan peran seorang istri dengan baik untuk Sungjae. Meski Sungjae tidak pernah meminta Wendy untuk melakukan itu semua sejujurnya.

Wendy dan Sungjae membeli sebuah apartemen mewah, yang tidak begitu jauh dari rumah Tuan Park. Sedang Chanyeol tetap tinggal di apartemen lamanya bersama Rae Na. Tentu saja, pernikahan mereka tidak ada yang membahagiakan. Bagaimana mereka bisa bahagia jika menikahi orang yang salah?

Tap tap tap

Suara bunyi sepatu milik Sungjae terdengar di telinga Wendy, membuat sang gadis mengedarkan pandangannya pada sang suami. Entahlah, rasanya aneh memikirkan Sungjae adalah suaminya saat ini. Meski mengingat pernikahan mereka sudah berangsur selama tiga bulan, tetap saja pria yang menjadi suaminya itu, terasa berbeda dan asing untuk Wendy. Mereka juga tidak tidur satu kamar, melainkan Wendy di kamar depan, dan Sungjae di kamar tengah.

Lagi-lagi Sungjae harus bersabar untuk itu.

Sungjae menghampiri Wendy dan memberikan sebuah kecupan hangat pada kening Wendy, dan membuat gadis itu sedikit terkejut. Selalu sama, Wendy selalu terkejut saat Sungjae menciumnya tiba-tiba.

Meski Wendy sedikit bersyukur setidaknya, karena Sungjae tidak pernah memaksa Wendy dari sekedar ciuman, dan itu hanya di kening saja. Bahkan saat menikah pun, Sungjae menghargai Wendy, dan mencium keningnya.

"Aku harus ke Jeju hari ini," ucap Sungjae menghela napasnya, sembari mendaratkan bokongnya pada sebuah kursi.

Ya, Sungjae bekerja sebagai Direktur di perusahaan ayahnya. sebenarnya, posisi itu harus dimiliki oleh Chanyeol. Namun anak sulung Tuan Park itu, tidak mau menerimanya dan lebih bahagia dengan pekerjaannya sebagai photographer.

"Kau akan pulang malam?" tanya Wendy sembari mengambilkan Sungjae nasi di atas piring pria itu.

"Aku akan berada di sana selama dua hari. Kau tidak apa-apa?" Sungjae sedikit khawatir harus meninggalkan Wendy sendirian di rumah.

"Mmm, aku akan baik-baik saja." Wendy tersenyum tulus, sambil meneguk susu miliknya.

Sungjae pun terkekeh melihat Wendy meminum susu. "Kau sudah besar, dan masih meminum susu? Ckck seperti anak kecil saja." Ejek Sungjae tertawa geli, sambil mengunyah makanannya.

"Terserah! Aku malas berdebat denganmu." Wendy memutar bola matanya malas.

Sungjae pun masih tertawa geli melihat, betapa menggemaskannya Wendy jika sedang kesal.

Ya, bahkan mereka tidak terlihat sebagai sepasang suami dan istri, melainkan seperti seorang sahabat dekat. Wendy juga sangat nyaman dengan sikap mereka yang seperti teman, bukan... Pasangan.

"Baiklah, aku harus berangkat sekarang. Telepon aku jika terjadi sesuatu, mengerti, Nyonya Park?" Sungjae kemudian berdiri, dan mencium puncak kepala Wendy dengan sayang. Terasa hangat saat Sungjae mencium puncak kepalanya, namun tidak sehangat ciuman Chanyeol, yang sampai kapan pun akan menjadi kesukaannya.

Wendy terkadang selalu merasa bersalah. Sungjae mencintainya dengan tulus, bersikap manis tanpa kepuraan, namun yang ia berikan hanya sebatas perhatian pada seorang teman.

• Ending Scene | Wenyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang