Chapter 11

5.1K 546 53
                                    

Wendy menatap Kyungsoo yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Lantas gadis Son itu hanya memotong kecil puding yang Kyungsoo berikan untuk menemaninya di meja bundar ini, namun lihat? Ini sudah piring ke dua yang Wendy habiskan, dan nyatanya itu masih kurang untuk Wendy.

Wendy juga ragu untuk meminta lagi pada Kyungsoo, meski ia tahu Kyungsoo tidak akan menolak permintaannya jika mungkin ia meminta tambahan sepiring puding lagi, hanya saja Wendy sedikit malu.

Ia pun beralih untuk memainkan ponselnya saja, menunggu kabar entah dari siapa. Ah, ada yang aneh saat ini, Sungjae tidak memberi kabar apa pun. Apa mungkin ia sangat sibuk? Ya, Wendy tahu pekerjaan pria itu sangat banyak, tapi biasanya Sungjae akan menyempatkan menelepon Wendy hanya untuk menanyakan kabar perempuan itu hari ini. Tapi dari kemarin, Wendy belum mendapat satu pun panggilan darinya. Ini sedikit aneh.

"Kau melamun?" suara Kyungsoo menganggetkan Wendy dari lamunannya, sontak gadis itu menggeleng sambil menaruh ponselnya di atas meja.

Kyungsoo melirik piring puding yang ia kasih untuk Wendy kini sudah habis tanpa sisa, dan pria itu langsung duduk di depan Wendy dengan menopang dagunya. "Kau masih mau?" tanya Kyungsoo dan Wendy menggigit bibir bawahnya, menahan dirinya yang sebenarnya sangat ingin berkata 'ya' pada Kyungsoo.

"Tid –ak." Wendy menggeleng imut sambil tersenyum kaku, namun Kyungsoo malah mencibir elakan Wendy dan segera berdiri dari kursinya.

"Hye jin-ah, tolong ambil dua piring puding lagi," seru Kyungsoo pada salah seorang pegawainya yang di panggil Hye Jin itu.

Wendy sontak tersenyum bahagia mendengarnya. Masa bodoh dengan gengsi, ia mau lagi.

"Sudah berapa lama kita bersahabat? Kau masih sungkan hanya karena sepiring puding? Ayolah Wendy, kau bisa puas makan puding di sini." Kyungsoo terkekeh sambil mengusap surai Wendy dengan sayang, kemudian mengambil posisi untuk duduk di sampingnya.

"Bolehkah aku mengusapnua?" ucap Kyungsoo menatap Wendy, terlihat memohon untuk memegang perut Wendy yang masih rata itu jika dibilang. Hanya saja gadis itu sedikit bertambah tembem sekarang.

Tidak menunggu lama Wendy segera mengangguk mantap memperbolehkan Kyungsoo mengelus perutnya, dan dengan sebuah senyuman, tangan Kyungsoo terangkat mengelus perut Wendy, bahkan pria itu tertawa kecil melihat apa yang sedang ia lakukan.

"Carilah pacar." Wendy tiba-tiba bersuara, namun Kyungsoo malah enggan mendengar ucapan gadis itu mengenai pacar, yang dalam artian seorang gadis. Oh, jangan ingatkan Kyungsoo tentang sudah berapa lama ia single.

"Kau mulai lagi." Kyungsoo menggeleng pelan sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

"Berapa lama lagi kau mau menyendiri? Kau tidak lihat? Beberapa pegawaimu ada yang menyukaimu," ucap Wendy berbisik pada Kyungsoo.

Pria itu menatap beberapa pegawai perempuannya, yang memang terbilang lumayan untuk di kencani, mengingat Kyungsoo sangat selektif dalam memilih pegawainya. Terutama penampilan mereka harus menarik.

"Tidak." Geleng Kyungsoo lemah dengan helaan napasnya.

"Ah, bagaimana dengan gadis dengan dres biru itu. Kau lihat? Yang di meja ujung sana. Aku lihat dia memperhatikanmu dari tadi, mungkin dia ingin berkenalan denganmu Kyungie," kata Wendy semangat pada Kyungsoo, namun pria itu tetap menolak.

Wendy pub menyandarkan kepalanya pada bahu Kyungsoo dan mulai memejamkan matanya untuk beberapa saat, ia ingin tidur namun rasanya tidak bisa tidur, ia lelah namun tidak ingin istirahat.

"Kyungie, apa menurutmu aku bisa bahagia?" tanya Wendy dan Kyungsoo nampak berpikir sejenak memikirkan jawaban apa yang tepat untuk ia berikan pada Wendy.

• Ending Scene | Wenyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang