Chapter 12

5.8K 570 118
                                    

'Let's make a Love Story. Just You And Me'

_________________________

Klik

Suara pintu apartemen terbuka, menampilkan sosok pria tampan yang nampak lesu dan lelah secara fisik dan juga pikiran, Park Chanyeol. Pria itu masuk ke dalam apartemennya setelah pergi diam-diam meninggalkan Wendy yang masih tertidur pulas di kamar miliknya. Alasan mengapa Chanyeol harus pulang ke apartemennya adalah, setidaknya Chanyeol masih memikirkan jika mertuanya berada di apartemennya. Benar-benar tidak etis jika ia tidak pulang seharian dan menemani Wendy di rumah orang tuanya.

Chanyeol menyalakan lampu apartemennya, mungkin Rae Na masih tidur karena mengingat ini masih pukul enam pagi.

Chanyeol pun menaruh tasnya di atas sofa dan membaringkan tubuhnya di sofa empuk itu untuk beberapa saat. Matanya terpejam sembari memijat pelipisnya yang terasa penat.

Ceklek

Chanyeol mendengar suara pintu yang terbuka dari arah kamarnya, lantas saja ia membuka matanya dan menatap pada sumber suara. Matanya sedikit membulat melihat gadis yang keluar dari kamarnya dengan jubah tidur berwarna abu-abunya. Jadi dia sudah bangun? Secepat ini?

Chanyeol pun mendesah kecil dan berdiri hendak memasuki kamarnya. Namun Rae Na menahannya.

Greb

Chanyeol berhenti ketika tangan Rae Na menahan tangannya agar pria itu tidak melewatinya begitu saja. Ya, Chanyeol tahu gadis itu pasti membutuhkan penjelasan mengapa Chanyeol tidak pulang semalam, dan baru pulang sepagi ini. Tapi demi Tuhan, ia sedang tidak ingin berucap apa pun pagi ini.

"Aku lelah, dan aku ingin istirahat."

"Bisakah kita bicara sebentar?"

Chanyeol melepaskan tangan Rae Na dan menatap istrinya itu dengan tatapan datar dan dinginnya. Masih sama dan mungkin akan selalu sama. Jujur, tatapan itu selalu membuat hati Rae Na menjerit sakit, sebuah tatapan yang memancarkan kebencian untuknya dan bukan cinta yang selalu Rae Na dambakan selama ini.

"Lima menit," kata Chanyeol final dan kembali duduk di sofa. Rae Na menghela napasnya kemudian ikut duduk di samping Chanyeol.

Gadis itu meremas jubbah tidurnya sendiri demi menormalkan detak jantungnya yang benar-benar terasa begitu cepat. Gelisah, takut, dan segala hal mengenai perasaan gadis itu bercampur menjadi satu, membuat Rae Na rasanya tidak sanggup hanya untuk mengucapkan sepenggal kalimat pembuka.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Suara berat Chanyeol serasa mengintimidasi perempuan itu. 

Rae Na pun buru-buru menatap Chanyeol dengan mata sendunya. Harus Chanyeol ketahui bahwa hatinya sedang sakit saat ini. Bisakah Chanyeol mengerti hal itu? Mengerti hati Rae Na sekali saja?

"Aku... Ingin mengatakan sesuatu padamu," kata Rae Na sambil menggigit bibir bawahnya menahan tangisannya yang tidak bisa ia tahan lebih lama. Dan kini likuid bening itu merambat keluar dari persembunyiannya.

"Masalah apa?"

"Semuanya," ucap Rae Na lirih.

"Biar aku tebak, kau mau jujur tentang kehamilanmu empat tahun lalu? Di mana kau menjebakku dengan mengatakan itu adalah anakku, begitu Rae Na?" ucap Chanyeol sarkas sambil menyunggingkan senyum miringnya.

DEG

Hati Rae Na mencelos mendengar tuturan Chanyeol. Satu hal yang ia tahu saat ini, bahwa Chanyeol sudah mengetahui segalanya. Segala tentang rahasia di masa lalunya yang ia coba tutupi selama ini.

• Ending Scene | Wenyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang