25. SORRY [REPOST]

409K 26.5K 1.1K
                                    

SIAPA YANG BACA PART INI?😍🙋🏻‍♀️

SIAPA YANG BACA PART INI?😍🙋🏻‍♀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25. Sorry

Galaksi membuka pintu ruang BK. Pandangannya jatuh pada Nyong lalu Septian. Sementara keempat temannya yang lain hanya diam kebingungan dengan mimik wajah yang sama. Baik Bams dan Jordan pun tahu ada yang disembunyikan ketiganya. Sudah berkali-kali Bams bertanya seperti: 'Ada apa?' 'Kenapa bisa?' 'Gara-gara apa?' 'Galak kenapa?' Namun tetap saja keduanya diam. Terlebih Nyong yang sejak tadi gelisah sendiri di tempatnya sementara Septian. Meskipun terlihat diam dan tenang tetapi tetap saja raut wajahnya itu menunjukkan gambaran khawatir.

Sebagai teman sejak lama. Septian sangat peduli pada Galaksi. Itu karena yang sering mengajaknya, menemaninya, merangkulnya ketika laki-laki itu terpuruk dan menasehatinya ketika cowok itu sudah kehilangan dirinya seperti datang ke tempat-tempat malam yang terlarang selalu Galaksi. Itu sebabnya. Sebanyak apa pun Galaksi berkelahi dan marah-marah seperti pada waktu Lucky membeli kupon bazar. Septian tidak pernah menghajarnya.

Kalau Septian mau sudah sejak dulu tangan ini melayang ke wajah temannya itu.

Laki-laki itu sadar betul. Yang Galaksi butuhkan bukan pukulan. Yang Galaksi butuhkan sebenenarnya adalah pendukung ketika cowok itu lepas kendali. Pendamping ketika cowok itu mulai kehilangan sedikit pikirannya. Cowok itu memang terkenal pemarah. Jadi sekali usik, dia tidak akan pernah melupakan orang yang mengganggu atau menyinggungnya.

"Lo diapain Pak Dandang sama Bu Dayu, Lak?" tanya Bams.

Galaksi menggeleng sebagai jawabannya. Dia menggaruk pelipisnya. "Cuman gak boleh ikut pelajaran pertama."

"Yeee itu sih enak di elu Lak!" ceplos Guntur.

"Tuh Lak muka lo udah kaya apa aja. Obatin dulu," suruh Oji. "Emang masalah apaan sih? Gue kok gak tau? Lo ada masalah apaan lagi sama Abraham?"

Galaksi melirik Nyong. Laki-laki itu merunduk. Galaksi pun menggeleng pada Oji untuk membalas pertanyaannya yang sudah ingin diajukan oleh teman-temannya yang lain.

"Udah kelar Ji. Udah selesai juga."

"Trus Abraham kenapa masih di sana?" tanya Septian setelah sekian lama terdiam.

Galaksi mengangkat bahunya. "Caper."

"Tadi Kejora nanyain lo Lak," kata Jordan. "Kayanya dia khawatir. Tanya Asep."

Galaksi menaikan sebelah alisnya. "Kenapa sama Kejora?"

"Seharusnya gue yang nanya. Lo sama Kejora tuh lagi ada apa?" Septian melipat kedua tangannya di depan dada.

"Deket sih cuman masih temen," kata Jordan. "Ntar diambil orang tau rasa deh."

"Udah jangan bahas itu." Galaksi merapikan seragam sekolahnya. Tadi dia sudah merapikannya di ruang guru atas perintah Bu Dayu namun tidak terlalu benar karena itu cepat-cepat.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang