44. LABIRIN CANDRAMAWA [REPOST]

400K 26.9K 4.9K
                                    

44

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

44. Labirin Candramawa

"Ngapain lo ke Ganesha? Mau cari gara-gara sama gue?" tanya Galaksi. Tak dilepaskan sedikitpun keratan tangan Galaksi di kerah seragam Robert. Robert sesak napas. Jaket Avegar yang ia gunakan sudah sangat berantakan karena tarikan kuat Galaksi. Kejora mematung. Perempuan itu persis patung pajangan yang sedang memandang ke arah Galaksi dan Robert. Perempuan itu sudah berdiri dan berada di depan plang SMA Ganesha.

Dengan gerakan kuat Robert menyentak tangan Galaksi lalu menjauhkan cowok itu dengan lengannya yang berada di dada Galaksi, mendorongnya ke belakang. Robert mengambil napas dalam karena memang Galaksi lebih bertenaga darinya.

"Mana Natasya?" tanya Robert to the point. Cowok itu sepertinya sedang marah. Dilihat dari wajahnya. "Mana dia?"

"Ngapain lo nanya sama gue?" Galaksi balik bertanya dengan nada tinggi. "Emang gue Bapaknya?"

"Dia bilang mau nyari lo ke sini."

"Mana gue tau." Galaksi menjawab jengkel. "Makanya lo kalau jadi cowok jangan semena-mena sama cewek. Kabur kan Natasya."

"Nggak usah banyak omong lo! Mana Vidya?" tanya Robert.

"Mana gue tau. Lo kan satu sekolah sama dia. Masa lo gak tau kemana dia?"

"Kalau gue tau nggak mungkin gue nyari dia ke sini."

"Gue nggak tau. Nggak usah sangkut pautin gue sama urusan lo." Galaksi menjauh. "Pergi sana. Dia nggak ada di sini." Laki-laki itu mengusir Robert secara gamblang. Galaksi mundur mencari Kejora. Perempuan itu masih diam. Tidak ada tanda-tanda bahwa Kejora akan menghampirinya. Cowok itu menarik Kejora. Tidak keras namun pasti ke motornya yang berada di tengah jalan. Di depan sekolah sudah ramai. Bukan hanya murid yang menunggu saja yang menonton mereka seperti ini tetapi juga Satpam sekolah yang baru saja mau melerai namun keduanya seperti sudah selesai berurusan.

"Minggirin motor lo." Suruh Galaksi. Cowok itu sudah duduk di atas motornya. Sementara Kejora tidak berani mengatakan apa pun karena mata Robert terus menatapnya. Ia sudah duduk di belakang Galaksi sementara tas cowok itu sengaja digendong di depan badannya agar Kejora dan dia tidak terhalang sesuatu.

"Awas lo kalau gue denger Vidya sama lo." Robert memperingati membuat Galaksi yang baru saja membenarkan kaca spionnya untuk memperhatikan Kejora yang duduk di belakang badannya menaikan sebelah alisnya.

"Lo nantangin gue? Lo salah orang." Galaksi membalas. "Minggirin motor lo sebelum gue tendang."

****

Sebentar lagi akan gelap. Tinggal menunggu matahari terbenam di ufuk barat saja maka gelap akan sepenuhnya menelan langit. Warna-warna jingga telah pudar berganti dengan warna biru bercampur kemerahan yang transparan lalu menit-menit berikutnya langit sudah berubah menjadi biru gelap. Gedung-gedung pencakar langit yang sudah dibangun sekian rupa di kota tua ini terasa semakin banyak saat motor besar itu masuk jalan raya. Lampu-lampu remang di tiap jalan pun sudah mulai hidup. Galaksi dan Kejora masih saja berada di luar rumah menggunakan baju sekolah. Keduanya hanya diam. Tidak berbicara. Galaksi sejak tadi sudah berusaha mengajak Kejora mengobrol tetapi Kejora hanya menanggapi dengan singkat sehingga obrolan mereka habis disapu angin.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang