Aisyah Pov.
"Hari yang cerah untuk berbelanja. Hwaaaaah... Beli baju model yang kemaren lagi trend ah. Gua harus ajakin si Dita nih."
Aku mengambil ponsel bermerek terkenal kesayanganku.
Tut..tut..tut.. "Anjir nih bocah, telfon gua kagak di angkat-angkat. Awas lu gua bunuh ntar"
Aku coba menghubungi Dita beberapa kali, dan... Pada panggilan ke entah berapa, mungkin 20 aku berhasil membuatnya menerima panggilanku.
"Eh pea, brisik lu!" Dita dengan suara cemprengnya terdengar sangat sangat... Mengganggu telingaku. Refleks aku menjauhkan ponselku dari telinga.
"Eh lu yang pea. Tuh suara toa bisa kagak di kondisikan! Brisik!"
"Wkwk biasa aja broh, kenapa telfon gua?" suaranya di kecilkan, tapi sok imut bgt suaranya. Bikin pengen muntah.
"Shopping yok, bajunya lagi trend anjir. Pokoknya harus beli!"
"Oke jam 2 lu jemput gua. Bye"
"I...ya" belum selesai aku menjawab, Dita sudah mengakhiri pembicaraan kami. Dasar emang bener-bener minta dibunuh.Eh haii.. Namaku adalah Aisyah, tepatnya Aisyah Zafira Al - Fatih. Islami banget ya namanya. Kalian pasti berfikir kalo aku adalah seorang wanita yang berjilbab dan sholehah. Haha. Anggapan kalian salah besar. Ya aku ini seorang cewe yang bisa dibilang kekinian, so kita harus gaul dong ya, mengikuti perkembangan zaman biar gak dibilang kampungan atau norak.
Aku itu cantik, tinggi, hidung mancung, manis, imut, berlesung pipi di pipi kanan, berrambut lurus, kaki jenjang, pipi tirus, pintar, kaya, dan pastinya gak ketinggalan jaman. Semua orang pasti sangat iri padaku, aku memiliki semuanya. Ibuku sangat baik, ayahku sangat menyayangiku, adikku sangat lucu, kakakku sangat tampan. Aku rasa aku adalah manusia yang paling sempurna di dunia ini.
Hari ini aku akan berbelanja bersama Dita. Yaa. Dita adalah sahabatku, dia selalu bersamaku dari kecil. Keluarga kami memang sangat dekat, bahkan ayah kami menjalin bisnis bersama.-*-
"Mamii.. Ais pergi belanja yah. Daah" aku berpamitan pada mamii. Aku memanggil ibuku memang dengan sebutan mami.
"Eh Ais. Mami mau kerumahnya tante Sari. Kamu jagain Farah ya."
"Kyaa.. Mami.. Aku gak mau, udah ditungguin juga sama Dita" aku merengek didepan mami, ah gapeduli deh sama malu hehe, aku juga memasang puppy eyes. Biasanya mami manjur kalo dikayak giniin.
"Nggak nggak. Nggak bisa, harus jagain Farah. Kalo kamu nggak mau nanti mami blokir kartu kredit kamu." ahh sial, mami gak mempan sama mantraku hiks.
"Mamii iihhh..."
"Mami berangkat ya sayang. Kamu sama kak Ais yah. Mmuach" mami mengecup kening dan pipi Farah lalu menghampiriku.
"Nih mami kasih uang buat bawa Farah jalan-jalan. Mami berangkat ya sayang. Assalamu'alaikum" aku memandang punggung mami yang kian menghilang. Tak ada pilihan lain, aku segera menghubungi Dita.
"Eh gak jadi belanja ya, gua mau jagain Farah. Bye" aku langsung menutup telefonku karna aku tau, pasti Dita akan memarahiku dengan suara cetar membahananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athasya Hifa
RomanceAku menatapnya dalam diam, dia yang mampu membuatku merasakan sesuatu yang dari dulu belum pernah aku rasakan. Hanya dengan menatapmu saja dapat membuatku tersenyum manis, bagaimana jika kau menjadi milikku? Kyaaaa.. Ini membuatku gila. Memikirkanny...