Bab 3. School

82 5 0
                                    

Buat apa susah-susah jadi orang lain, belum tentu orang lain mau susah-susah jadi kita

Author pov.

Toktoktoktoktok... Terdengar suara pintu diketuk sampai beberapa kali. Sang empunya kamar tak kunjung membukanya, mungkin dia sedang berada disamudra mimpi yang amat sangat indah.
"Woy pea, bangun sholat dulu woyyyyyyyyyyyy" teriak seorang lelaki ganteng, ya siapa lagi kalau bukan abang Adam. Dan yang sedang ia bangunkan adalah Aisyah. Aisyah memang selalu begitu, ya kalau orang jawa bilang si dia itu sukanya mbeler, bahasa indonesianya ya males gitu dehh. Back to tekape. Si abang Adam sampe berbusa itu mulut mbangunin si Aisyah yang bak putri tidur, eh putri kebo lebih pantes kayaknya wkwk. Akhirnya bang Adam nerobos pintu kamarnya Aisyah.
"Eh lu kebo apa apaan si tidur mulu, udah gua bangunin juga. Bangun woy, tuh ada Miko di depan, lu kagak malu? Perawan udah waktunya subuh belom bangun." bang Adam mengguncang-guncang tubuh Aisyah dan menyibakkan selimut tebalnya.
"Apaan si abaaaang, apaan Miko Miko, kagak ngaruh. Hoaaaaamzzz" Aisyah bangun sambil mengucek-ucek matanya.
"Bau pea, itu mulut lu ahh" bang Adam menutup hidungnya dengan kedua tangannya.
"Ah brisik lu bang, minggir-minggir, gua mau cuci muka" Aisyah bangkit lalu meninggalkan abangnya.

___***___

Disekolah.....
Ais turun dari mobil milik ayahnya, di sepanjang koridor sekolah, banyak murid-murid yang melihat kearahnya, bukan karena dia adalah anak hits yang berpakaian seksi alias minim alias kurang bahan, tetapi karna dia sangat cantik, rambutnya berkibar-kibar, eh itu rambut apa bendera merah putih wkwk. Banyak dari murid-murid yang menatap kagum akan kecantikannya, tapi tak sedikit juga yang menatapnya sinis. Yaa, Ais tau kalau banyak yang tak suka dengannya, but.. Terserah apa kata mereka, hidup itu tentang diri sendiri. Buat apa susah-susah jadi orang lain, toh belum tentu orang lain mau susah-susah jadi kita. Havefun aja keles yaa.
Aisyah sampai dikelasnya. Dia duduk sebangku dengan Dita, ya bisa dibilang sekolah tempat Aisyah menuntut ilmu ini bisa dibilang sekolah favorit. Kenapa? Karna hanya orang dari kalangan atas dan anak-anak cerdas saja yang dapat bersekolah disini. Jadi gak salah kalo penampilan siswa disini termasuk kece-kece. Aisyah duduk di bangku kesayangannya, menaruh tas diatas meja dan langsung memainkan ponsel miliknya, Dita pun sampai saat ini belum terlihat, Aisyah sangat hafal, Dita itu anak yang selalu berangkat sekolah siang, biasanya 1menit sebelum bel masuk berbunyi si Dita baru datang.
Benar apa yang Aisyah fikirkan. Tepat 1 menit sebelum bel, si Dita datang dengan gaya kecenya, rambut panjang di biarkan terurai dan mungkin habis di blow, makeup tipis yang menawan, jamtangan bermerek warna pink dilengkapi dengan gelang warna hitam dan biru, sepatu kets berwarna hitam putih dengan sedikit heels, dan tak lupa tas gendong mungil yang sedang trand. Walaupun terlihat sangat cantik, tetapi tetap saja Ais lah The Queen Of Nusa Bangsa Senior High School.
"Wuis, cantik amat neng, boleh kenalan gak?" Ais menatap Dita dengan tatapan ingin memangsa.
"Apaan si Ais, rese deh" Dita duduk di sebelah Ais dan menaruh tasnya.
Hari ini pelajaran Bu Retno, guru Bahasa Indonesia yang terkenal kiler. Namun bagi Ais itu bukanlah masalah, semua bisa Ais lakukan.
"Selamat pagi anak-anak" sapa Bu Retno.
"Pagi bu" jawab serempak murid kelas 11 IPA 2
"Kumpulkan tugas yang saya kasih kemarin di meja guru. Apa ada yang tidak mengerjakan?" tanya Bu Retno, semua murid langsung mengambil buku tugas mereka dan mengumpulkannya, tapi tidak dengan Aisyah, iya mengacungkan jari
"Saya tidak mengerjakan bu" celetuk Ais dengan santai
"Kamu sekarang keluar dari kelas" usir bu Retno kepada Ais, semua murid melongo dan memandangi kepergian Ais. Sungguh berani si Ais.
"Haaaahhh.. Akhirnya bebas juga" teriak Ais kegirangan, ya, dia memang sedang bosan berada di kelas, jadi dia sangat bersyukur dikeluarkan dari kelas.
Ais memilih duduk ditaman belakang sekolah. Selain tempatnya yang jarang dikunjungi, disana juga pemandangannya sangat bagus dan juga sejuk.
Ais duduk di bangku kayu dengan ukiran yang sangat indah, kadang dia berfikir, arsitektur bangunan sekolahnya sangat indah. Pantas saja, karna yang mendesain adalah arsitek terkenal prancis yang tak lain adalah orang Indonesia asli. Dia masih terdiam memandang ke arah depan, terpaku akan keindahan yang ada di depan matanya.
"kau tau? Ada keindahan lain yang telah Tuhan ciptakan dengan sangat sempurna selain yang sedang kau pandangi sejak tadi" pria bersuara bas tiba-tiba datang dari belakang Ais. Ais tak bergerak dari posisinya, dia acuh dengan siapa pemilik suara itu. Si pria dengan suara bas tadi mendekati Ais lalu kurang dari 5 detik dia sudah duduk di samping Ais. Ais tak bergeming, masih sama, diam dan memandang ke depan.
"Apakah tak ada hal yang lebih menarik untuk kau pandang selain yang ada di depanmu? Disampingmu mungkin?" pria itu terkekeh pelan, lalu melihat ke arah Ais.
"Sungguh wanita yang aneh" batin si pria dengan suara bas itu. Dia lalu tersenyum kaku ke arah Ais. Ya ke arah lawan bicaranya yang sama sekali tak menggubris omongannya.
"Kacang kacang kacang, telor telor telor" kini dengan suara toa si pria tadi melontarkan kata tepat di telinga Ais.
"Woy suara lu kaya toaaaa.. " Ais menutup telinganya dan berteriak kepada si pria tadi.
"Ya lu sih, gua ngomong dari tadi kagak ada respon, paling nggak liat ke arah gua kek apa senyum gitu. Ini kagak ada respon sama sekali, serasa ngomong sama mayat" si pria itu memarahi Ais dengan muka kesal. Tapi tetap cool. Yaa si pria pemilik suara bas itu memang cool, rambut hitam pekat dengan jambul mungil, baju sekolah yang rapi, justru itu bukan cupu, tapi pria dengan seragam yang rapi itu cool, di lengkapi dengan sepatu kets warna hitam putih yang menambah ke coolannya. Mungkin hanya Ais yang tak terpikat dengan kegantengan dari si pria bersuara bass ini. Setelah kejadian memarahi si pria tadi, kini Ais tetap saja teguh pendirian, tetap diam dan menghadap ke depan. Karna kesal dengan sikap Ais padanya, si pria bersuara bass ini punya ide licik dan dengan senyum liciknya dia menggapai muka Ais lalu menengokkannya ke arah si pria. Untuk beberapa detik mereka saling bertatapan.
"Ya Allah, ini sih ganteng bangettt..." batin Ais berkata. Ia sedang dialam bawah sadarnya. Sedetik kemudian Ais tersadar dan memalingkan wajahnya.
"Kalau kau ingin tau, mukamu kini seperti udang rebus" pria itu terkekeh pelan lalu menjadi tawa yang sangat khas.
Ais malu, dia langsung pergi meninggalkan pria tadi.
Si pria terkejut karna tiba-tiba Ais meninggalkannya.
"Hey. Kita belum kenalan, nama gua Johan" teriak si pria bernama Johan.
Ais terus saja berlari. "Oh hey, siapa nama pria tadi?" Batin Ais. " Tapi siapa yang peduli, biarkanlah" Ais terus berlari mengikuti arah kemana kakinya pergi.

Ceritanya jelek maafkan😂

Athasya HifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang