Bab 2. Hujan

93 7 0
                                    

Kau tau hal yg paling kusuka dari hujan? Ia tak pernah lelah meski telah jatuh berkali-kali.

--*--

Farah adalah adikku. Dia sangat imut sepertiku, usianya sekitar 4 tahun. Aku mengikutinya ke taman bermain dekat komplek rumahku. Dia bermain dengan teman-temannya, dan aku duduk di bangku semen yang ada di pinggir taman.
" Daripada gak ada kerjaan mending selfi haha" ku keluarkan ponselku dan mencari aplikasi kamera.
Cekrek.cekrek.cekrek. berbagai gaya sudah kucoba, dari tersenyum manis, manyun, mengedipkan sebelah mata, dan wajah datar. Ah betapa cantiknya diriku ini.
"Kakak. Beli es klim dong. Falah mau es klim" ah ni bocah ganggu aja, batinku.
"Iya farah.. Ayuk beli"
Aku berjalan menuju abang-abang penjual eskrim.
Tak terasa langit semakin mendung pertanda akan turun hujan. Aku segera mengajak Farah pulang, namun dia tidak mau. Dan benar... Hujan turun begitu lebatnya.
"Aku basah kuyup kyaaaaa" aku berteriak dan menarik tangan Farah.
Saat melewati jalan, ada kubangan air yang cukup banyak.
Pyurr...
"Aaaaa. Woy pea kalo naik motor itu liat-liat. Nih baju gua kotor" seorang pengendara motor menyiramku dengan air kubangan yang sangat kotor dan menjijikan.
Dia turun dari motornya dan menghampiriku.
"Eh mbak maaf ya gak sengaja" dia membuka kaca helmnya dan terlihat wajahnya yang sangat tampan mirip artis Lee jong suk. "Ya Tuhan, kok ganteng sih" batinku.
"Eh gakpapa kok mas, lain kali hati-hati ya" aku berusaha senyum semanis mungkin, siapa tau dia kecantol dengan senyumanku.
"Oh kalo gitu Saya permisi ya mbak." dia pergi meninggalkanku.
Kau..
Pergi tinggalkanku..
Tak pernahkah kau sadari aku lah yang kau sakiti..
Engkau pergi dengan janjimu yang telah kau ingkari..
Oh Tuhan tolonglah aku hapuskan rasa cintaku..
Akupun ingin bahagia walau tak bersama dia..
Eh malah jadi nyanyi lagunya Judika hehe.
"Ah itu ganteng banget coba, malahan pergi kenalan juga belom, ganteng-ganteng payah nih." gerutuku sambil memanyun-manyunkan bibir biar tambah imut. Haha.

Sebenarnya aku sangat senang dengan hujan, kau tahu? Dia tak pernah lelah meski jatuh berkali-kali. Ada yang bilang, hujan itu 20% air dan 80% kenangan. menurutku itu omongkosong, kenangan apaan coba, kenangan kecipratan air kubangan kali.

-*-

Setelah berjalan tak jauh aku sampai di rumah. Ya dengan keadaan basah kuyup menggendong Farah. Eh iya kalian udah kenal Farah belum? Adikku yang paling imut unyuz mirip kakaknya ini hehe. Farah Mutiara Al -Fatih, dia adikku satu-satunya. Sekalian kenalin abang aku ya, namanya Rizqi Adam Al - Fatih abang paling ganteng, paling kece, dia itu pintar jadi gak salah kalo banyak cewe yang ngejar-ngejar dia. Tapi abang ini setia banget sama pacarnya, namanya kak Ayu. Kalo mamiku namanya Mutiara Ayunda Ramadhan, mami paling baik paling cantik paling ngertiin aku, masakannya lebih enak dari masakan ibu kalian, ya walaupun mami kadang suka alay, gatau deh dapet virus alay dari mana. Nah, kalo papiku namanya Ahmad Yusuf Al - Fatih, papi ganteng yang baik dan sayang sama anaknya.
Dan kali ini mami udah pulang dari rumah temennya, sesuatu yang aku takutkan karna Farah pasti akan demam karna tadi hujan-hujanan.
"Ya Allah ais.. Ini adik kamu kok bisa basah gini?" mami mulai ngomel-ngomel.
"Ais juga basah mami.. Tadi kan ujan" jawabku enteng pada mami.
"Kalo fara sampe demam gimana? Kamu yg mau rawat?"
"Ya ampun mami lebay deh, ya mami lah, kan mami ibunya" ais emang pinter cari alesan wkwk.
"Dasar kamu ya, mami pesantrenin kamu baru tau rasa kamu" mami mulai marah.
"Ais gak takut mami, daah mami sayang muwah " aku langsung pergi dan mencium pipi mami.

Athasya HifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang