Sepakat

172 4 0
                                    

Adalah kita; yang dulu menginginkan akad namun di tengah perjalanan kita kehilangan sepakat.
Kau yang dulu pergi dengan alasan bahwa kau tak bahagia, lantas apakah kini bersamanya kau sudah bahagia ?.
Perkenankan aku untuk meminta maaf atas keegoisanku yang mencintaimu terlalu bising, meski ku tahu hatimu tak pernah bergeming.

Kenangan tersusun begitu rapih ketika kau memutuskan untuk pergi. Basah pipimu masih kuingat jelas mengiringi kepergianmu bersama airmata yang mengucur deras. Di hari itu, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Seperti ujung mata pisau, luka-luka kau tancapkan hingga membuat sesak di dalam dada.

Kau yang selalu mengajariku arti cinta yang sempurna, dan kau sendiri yang membuat hatiku retak di mana-mana. Dulu untukmu semua aku lakukan, meski kini kau hilang ditelan diam. Ternyata hal-hal indah yang dulu kita ciptakan adalah bagian yang sengaja Tuhan hadirkan untuk melengkapi kesedihan.

Adakah yang lebih sakit dari ini.
Mari kita sederhanakan.
Mungkin kita dipertemukan hanya untuk melukiskan kesedihan, bukan untuk saling mengikat sayang.
Biarkanlah cinta pergi bersama takdir-NYA.

Elegi Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang