Distraksi Hipotimia

276 7 4
                                    

Berulang kali mencoba melipat bahagia dan ternyata percuma. Seperti yang kau lihat semua seakan baik-baik saja, padahal tidak. Kau yang tidak peka atau aku yang terlalu mahir memanipulasi rasa.

Mencoba melangkah di antara getir takdir, berdamai dengan luka yang tak kunjung berakhir.
Aku mati di penghujung waktu.
Aku hilang ditelan diam.
Mencoba membaur meski segalanya telah hancur.

Keresahan, kehampaan, dan kekosongan semua seperti sengaja Tuhan hadirkan untuk mentertawakan ketidakberdayaan hati yang mendamba kepastian.

Begitu pandainya aku mengalihkan segala peristiwa, melupakan secuil kisah antara aku dan kau yang gagal menjadi kita.
Kaupun begitu hebat mengabaikan segala rindu, hanya sibuk berasumsi hingga semuanya berakhir pilu.

Sebelum musim berganti, sebelum tubuhku mati, sebelum semuanya hilang ditelan ketiadaan.
Untuk terakhir kalinya aku minta tempat sila di antara celah rongga dalam dada. Meski hanya sedetik saja setidaknya aku tahu rasanya menikmati lara bersama kau; seseorang yang gagal aku puja.

Elegi Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang