Chapter 4 : Close to You

6.7K 1.1K 437
                                    

Tsukishima berjalan dengan cukup cepat, sudut matanya menelusuri tiap arah.

Perasaan khawatir bukan main membuatnya sedikit gelisah. Ia tak henti-hentinya mendecih kesal karena orang yang sedari tadi ia cari tak kunjung ia temukan.

Lelaki bertubuh jangkung itu semakin mempercepat langkah kakinya, mengedarkan tatapannya ke segala arah.

Hingga atensinya berhenti tepat kepada seorang gadis yang sedang duduk menyanda pada tiangㅡ memegang lutut kaki kanannya.

Tsukishima perlahan menuju ke arah gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tsukishima perlahan menuju ke arah gadis itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" ujarnya dengan nada datar yang ia buat-buatㅡtentunya.

[Your Name] sedikit tersentak. "Tsukishima...-san?"

Tsukishima mengalihkan pandangannya ke arah lutut [Your Name].

"Apa yang terjadi padamu? Bagaimana lututmu bisa lecet seperti itu?" tanya Tsukishima dengan nada cepatㅡia mulai khawatir.

Lelaki dengan kacamata hitam yang bertengger di kedua matanya itu kemudian mulai berjongkok, tangannya meraih sesuatu di dalam tasnya.

"Aku membawa plester, kemarikan lututmu."

Tsukishima menempelkan plester itu dengan hati-hati, sentuhannya begitu lembut membuat wajah [Your Name] memerah saking malunya.

"Ts-tsukishima-san kenapa bisa kemari?"

"Aku pulang selalu lewat sini."

"O-ooh, begitu..."

Hening kembali melanda mereka, membuatnya canggung.

"Sudah selesai." sahut Tsukishima.

[Your Name] melirik balutan luka di lututnya. "Te-terima kasih banyak..."

Tsukishima membalasnya dengan anggukan. "Jadi...bagaimana bisa lututmu terluka seperti itu?"

[Your Name] menggaruk kepalanya gugup. "I-itu...saat aku berjalan tadi, a-ada suara anak kecil seperti menangis, a-aku sedikit takut lalu berlari, ta-tapi kemudian aku tersandung..."

Tsukishima nampak diam sebentar, hingga akhirnya terkekeh kecil, membuat [Your Name] terperangah.

Karena untuk pertama kalinya ia melihat tawa orang yang diam-diam sudah mencuri perhatiannya belakangan ini.

"Kau lucu sekali. Bisa berjalan?"

[Your Name] menganggukan kepalanya asal. Ia kemudian mencoba untuk berdiri, namun kembali terduduk. Lututnya masih sedikit bergetar.

Tsukishima menghela nafasnya. Ia kemudian berjongkok menghadap ke lawan arah, membuat [Your Name] heran.

"A-ano..."

"Cepat naik."

Semburat merah muncul di kedua pipi gembul [Your Name].

"E-eeehhh...ma-maksud-"

SPARKLE [Tsukishima Kei x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang