Chapter 5

7.7K 890 622
                                    

Kim menurunkan Copter di ranjangnya. Posisi mereka berdua belum berubah. Kim berada diatas Copter dengan tangan yang masih menahan berat badan Copter setelah tadi ia mengangkat Copter. Sekarang Copter bisa melihat dengan jelas bagaimana tampannya seorang Kimmon. Pria tinggi itu masih menatapnya tanpa berkedip. Dan itu sungguh membuat Copter gugup. Karena sungguh ia tidak pernah bertatapan dengan orang sedekat ini. Copter memalingkan wajahnya membuat Kim tersadar dari acara menatap Copternya. Kim bergeser dan berbaring di sebelah pria manis itu.

"Kenapa begitu gugup? Kita kan sama - sama laki - laki?" Tanya Kim.

"Justru karena kita sama - sama laki - laki makannya terasa aneh." Adu Copter.

"Jadi kau takut, aku akan macam - macam padamu?." Pertanyaan itu membuat Copter menelan ludahnya.

Tempat tidur itu sebenarnya single bed. Jadi hanya muat untuk satu orang beserta bantal gulingnya. Tapi sekarang malah diisi oleh dua orang pria dewasa. Dan membuat guling itu harus mengalah kedinginan di lantai.

Kim memiringkan badannya berhadapan dengan Copter. Lalu setelah itu ia memeluk Copter sangat erat.

"Hey! Lepaskan."

"Aku selalu tidur memeluk guling. Karena sekarang yang ada itu kau. Jadi biarkan aku memelukmu. Lagi pula jadi hangatkan?."

Copter beberapa kali mencoba lepas. Tapi semakin mencoba lepas, pelukan Kim juga akan semakin erat. Akhirnya ia diam saja. Karena jujur hatinya juga ikut menghangat karena melihat wajah Kim yang tertidur.

***

Senin, kelas sore baru saja selesai. Sekarang Bas berada di Fakultas Teknik bersebelahan dengan Tee, kakak tingkatnya. Tee ingin memberikan makanan untuk Tae, karena pacarnya itu belum sempat makan dari tadi siang. Fakultas teknik rata - rata diisi oleh pria berbeda dengan  FPMIPA tempat Bas belajar. Dan sekarang Bas merasa bingung karena sepanjang jalan ia terus diperhatikan orang - orang disini.

"P'Tee kenapa mereka melihatku seperti itu?." Bas berbisik.

"Karena kau itu manis Bas. Lihatlah tatapan lapar mereka seperti ingin memakanmu. Makannya kau harus hati - hati." Tee menjelaskan ia memegang lengan Bas.

"Jadi mereka suka yang manis - manis walaupun itu manusia?."

"Iyah Bas, kau pikir mereka akan suka pada hewan?."

"P' kenapa P' tidak bilang kalau disini ada perkumpulan kanibal? Mereka ingin memakanku bagaimana ini?." Bas resah sekali, ia ketakutan. Tahu begini ia tidak akan mau mengantar P'Tee kesini.

"P' aku harus sembunyi dimana? Apa aku tidur saja yah? Kalau tidur kan tidak terasa? Tapi kalau besoknya aku sudah ada di perut mereka bagaimana?." Tee tidak tahu kalau Bas menanggapi serius ucapannya.

"Hey Bas jangan menangis. Itu hanya perumpamaan. Mereka tidak benar - benar ingin memakanmu." Dan setelah itu Tee  mendengar Bas mendesah lega. Setelahnya Tee menarik lengan Bas menghampiri Tae yang duduk di Taman Fakultas Teknik.

"Ini bekal makananmu." Tee menyimpan kotak makanan itu di paha Tae. Tapi kekasihnya itu malah memberikannya uang 50 THB (setara rp. 20.000) padanya.

"Apa ini? Memangnya aku sedang berjualan? Ini untuk pacarku tahu." Ujar Tee.

"Siapa bilang sayang? Ini untuk membeli minum. Kau memberiku makan tapi tidak memberiku minum."

"Baiklah aku lupa. Kalau bukan pacarku aku tidak akan membelikanmu minum." Tee memeletkan lidahnya.

"Kalau bukan pacarku aku akan tetap memakan makananmu." Ucapnya sedikit berteriak karena Tee yang sudah berjalan menuju kantin. Bas menatap aneh pada Tae yang makan sangat terburu - buru. 5 menit kemudian Tee datang dengan minuman dingin.

"Makanannya sudah habis? Kau buang yah?." Tuduh Tee.

"Ini sangat enak, kenapa harus ku buang."

"Dasar pelit, aku juga lapar tahu." Kesal Tee. Tapi tiba - tiba dihadapannya ada sebuah kotak nasi yang baru ia lihat.

"P'Tae, kau memasak? Keren sekali."

Bas melihat P'Tee memakan makanannya dengan gembira. Sekarang Bas tahu. Alasan P'Tae menghabiskan makananya adalah agar P'Tee bisa mencoba makanan buatan P'Tae. Manis sekali, Bas jadi iri.

"P' kalian jahat. Berpacaran di depan jomblo sepertiku." Bas menggembungkan pipinya. Ia jadi rindu P'God. Andai P'God masih kuliah ia bisa lebih sering bertemu kan?.

***

Bas berjalan di koridor Rumah Sakit. Ia sudah sangat rindu dengan Kakaknya sampai harus menyusul P'God di tempat kerjanya. Terlebih ia tidak mungkin mengganggu pekerjaan P'God jadi ia lebih baik mengambil nomor antrian dan mengantri seperti pasien yang lain. 10 menit lagi pukul 17.00 jadwal praktik P'God akan berakhir.

"Pasien terakhir." Mendengar itu Bas cepat masuk ke ruangan praktik Kakaknya.

God agak terkejut melihat Bas lah yang masuk. Tapi ia tetap menjalankan tugasnya layaknya seorang dokter.

"Baiklah anak kecil, ada keluhan apa?." Tanya God.

"Sebenarnya dari tadi detak jantungku selalu berdetak cepat kalau aku membayangkan wajah Kakakku."

"Berdetak secepat apa?."

"Seperti sekarang Dokter." Kata Bas.

God menghampirinya lalu menempelkan telinga nya di dada Bas. Detak jantung itu bergerak cepat seirama dengan detak jantung miliknya sekarang. God tersenyum lalu berjalan kembali ke kursi kerjanya.

"Ini namanya penyakit rindu. Dan obatnya cuma satu. Yaitu orang yang dirindukannya." Jelas God.

God lalu menepuk pahanya mengisyaratkan Bas untuk duduk disana. Bas menurut ia duduk di atas paha God. Wajah mereka berhadapan. Tangan Bas melingkar di leher Kakaknya. Dan God pun memeluk adiknya sayang. Tangan kokohnya bergerak mengelus elus punggung dan rambut Bas. Elusan Kakaknya itu seperti nyanyian Nina Bobo di telinga Bas. Buktinya Bas tertidur pulas dengan posisi menduduki Kakaknya.

***

God merasakan pergerakan dari kepala Bas di lehernya. Sebenarnya badan God pegal karena 5 jam tidak berubah dengan posisi seperti ini. Tapi ia tidak mungkin tega mengganggu tidur manis Adiknya. Bas mengusak - usak matanya dan menggeliat khas orang bangun tidur. Matanya mengitari penjuru ruangan mencari Jam. Dan ia terkejut karena waktu menunjukan pukul 22.00.

"Aww P'God ini sudah malam. Kenapa tidak membangunkanku? P' pasti pegal aku duduki." Bas merasa bersalah padahal God sendiri menikmati adegan itu.

Setelah siap Bas berjalan di depan Kakaknya. Dan ia sedikit takut karena di sekitar sini tidak ada orang.

"P' kenapa sepi sekali." Bas merinding. Ia menoleh ke belakang tapi tidak menemukan Kakaknya.

Tuk tuk tuk tuk

Bas menoleh takut pada ruangan bertuliskan gudang di sebelahnya. Ketukan dari dalam itu sangat keras membuat Bas berfikir yang tidak - tidak.

God yang berada di dalam gudang itu membuka pintu dengan tiba - tiba membuat Bas berteriak ketakutan.

"P' kenapa mengejutkanku? Kalau aku jantungan dan mati muda. P' akan menikah dengan siapa? Pengantin pria tidak akan menikah tanpa pasangan kan?." Bas kesal tapi ia langsung menutupi mulutnya. Merutuki dirinya sendiri karena sudah keceplosan.

"Jadi sekarang kau sudah mengaku kau akan menikah denganku?"

****
Ih gemes banget aku sama Bas. Itu bocah unyu banget. Padahal tuaan dia dari pada aku. Tapi kalau aku ngelihat dia berasa lihat anak paud.
FOLLOW yah, jaga jaga kalau ada chapter yg di private, biar bisa tetep baca.
Jangan bosen VOTE & KOMEN. karena Ff ini Lanjut kalau respon kalian masih bagus hehe. Jangan jadi pembaca gelap :(

Yang mau gabung di Grup 2moons aku, Komen Id Line yahh..

29-07-17
21.55

G With BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang