Chapter 8

5.7K 538 422
                                    

Sore hari di Fakultas Teknik sendirian. Bas menyesal kenapa tadi ia mau menemani P'Tee kesini, kalau akhirnya ia ditinggal. Bas terlalu sibuk dengan pemikirannya hingga tidak menyadari ada pria yang menghampirinya.

"siapa dia?." Panggil Sky sambil mengelus pipi Bas. Yang disentuh memalingkan wajahnya tak suka.

"Wah wah wah, pria mungil yang manis itu yah? Kenapa kemari manis?." Tanya Joss sambil menempatkan posisinya ke hadapan Bas.

"Sepertinya dia sengaja menemuimu Joss."

"Tepat sekali Sky." Joss menepuk bahu Sky sebelum akhirnya mengurung Bas dalam kungkungannya. Wajah mereka sangat dekat hingga mereka dapat merasakan hembusan nafas masing masing.

"Lepaskan aku." Pinta Bas.

"Tidak akan, sebelum aku merasakan ini." Joss terkekeh. Ia mengelus elus bibir merah Bas dengan ibu jarinya.

"Menurutmu bagaimana rasanya? Apa manis seperti wajahmu, Sayang?." Joss mengecup pipi gembil Bas berulang ulang. Sedangkan yang dikecup hanya ketakutan dan berkaca - kaca. Bibir Joss siap bergerak menuju bibir Bas. Namun keinginannya kandas karena ia merasakan pukulan dikepalanya. Bas dapat melihat Dokter Mario ada disana menolongnya.

***

Senyum Mario berkembang, baru kali ini ia melihat seorang pria yang sangat antusias dengan ice cream. Tadi Bas yang mengajaknya ke kedai ice cream untuk tanda terimakasih karena telah menolong Bas dua kali. Tapi sekarang Bas malah asyik memakan ice cream nya sendiri. Bahkan milik Mario pun ia makan.

"Suka menonton film laga tapi tidak bisa berkelahi, dasar anak kecil." Ucap Mario sangat pelan namun telinga Bas masih mampu mendengarnya.

"P' Mario tau darimana Bas suka menonton film itu?."

"Aku melihatmu di toko cd."

Ia sih, selain film kartun Bas juga suka menonton film laga, tapi tentu saja bukan karena Bas suka berkelahi.

"Jadi kau menonton itu untuk melihat ABS para aktor yah?." Lanjut Mario. Dan Bas jadi malu karena dokter itu tahu pikirannya.

"Ohh ya ini untukmu." Bas mengeryitkan dahinya menerima hadiah tidak biasa dari Mario.

"Obat nyamuk semprot?."

"Benar, memang kau pikir itu apa? Minuman soda?."

"Tapi untuk apa P'? Di kamarku tidak ada nyamuk."

"Tentu saja tidak ada nyamuk, darahmu kan pahit haha.." Mario tertawa puas sekali melihat Bas kesal. Lihat saja Bas sudah dalam mode cemberutnya yang membuat Mario gemas.

"Itu untuk menjagamu Bas."

"P' termakan iklan yah? Atau P' sebenernya merangkap jadi seles obat nyamuk?."

"Dengar dulu, kalau ada yang mengganggumu seperti tadi, kau semprotkan saja itu ke wajahnya." Jelas Mario.

"Wah aku tidak menyangka P' pintar sekali. Iyah lalu setelah itu aku akan dituntut karena menyebabkan mata orang rusak terkena obat nyamuk semprot." Bas menampilkan fake smile nya.

"Ya sudah kalau tidak mau untukku saja. Aku juga sudah bosan menerima ciuman mesra para nyamuk." Mario akan mengambil kembali benda itu namun Bas lebih dulu memasukkannya ke dalam ranselnya.

"Terima kasih P'" Bas tersenyum. Satu fakta baru adalah P'Mario ternyata orang yang menyebalkan.

***

Bas sedang tiduran di kamarnya, sampai tiba - tiba pintu kamar terbuka. Sepertinya tanda bahaya untuk pantat Bas sudah datang.

"P'God jangan dekat - dekat, kalau tidak aku akan semprot P'." Ujar Bas sambil menodongkan obat nyamuk semprot. Ternyata obat nyamuk semprot ini ada faedahnya juga.

God tidak menghiraukan perkataan Bas. Ia malah menempatkan dirinya disamping Bas.

"P' kenapa tidak takut? Kalau aku semprot mata P' akan sakit tahu." Bas konsisten dengan ancamannya. Tapi God masih santai saja. Benar benar mengesalkan.

"P' sebenarnya tidak apa apa sih, kalau mata P' sakit kan, berarti P' tidak bisa melakukan apapun sendirian, artinya Bas harus selalu menemani P kemanapun, termasuk saat P' mandi." Jawab God.

Bas sudah memerah, kenapa semua hal yang dibicarakan dengan kakaknya ujung ujungnya pasti menuju pada hal mesum?.

"P' tidur di kamar P' saja. Bas mau sendirian." Rengek Bas mendorong God namun tak mengahasilkan apapun.

"Ohh ya sudah, kebetulan tadi Tytan bilang lampu rumahnya mati lagi, jadi P' bisa ajak dia tidur dengan P' disini." God berjalan keluar. Bas memilih memejamkan matanya saja, ia yakin kakaknya itu tidak serius dengan ucapannya.

***

"Ohh Tytan, langsung ke kamarku saja, Bas sedang tidak ingin diganggu katanya."

Mendengar itu Bas cepat - cepat ke kamar kakaknya. Dan ternyata kosong. Bas dapat mendengar suara air di toilet? Apa mereka disana?. Bas menggigit bibirnya. Ia takut P' God melakukannya dengan Tytan. Tanpa pikir panjang Bas membuka pintu toilet. Bersyukur tidak ada Tytan, seharusnya Bas tidak mudah percaya. Tapi Bas tidak bersyukur karena sekarang dihadapannya berdiri seorang pria dewasa bertelanjang dada dengan air yang menetesi tubuhnya. Kalian pikir apa yang terjadi selanjutnya?

***

Yang mau tetep baca tapi belum Follow ayo Follow because next chapter maybe Private..

Jangan lupa Vote dan Komen nya, biar Ff nya tetep lanjut..

Btw kalian tim yang mana?

#SelamatkanPantatBas (Tim Bas)
#MariNaEnaBas (Tim P'God)

26-12-17
22.31

G With BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang