2

1K 116 12
                                    

Cinta yang tak Berbatas

FanFiction yang terinspirasi dari Novel 2 Moons (เดือนเกี้ยวเดือน) oleh Chiffon_Cake. Ditulis oleh Genthonk Genthink. Seandainya saya harus menuliskan Novel ini dengan daya imajinasi saya, maka inilah hasilnya. . . SELAMAT MENIKMATI, SEMOGA BERKENAN. . .



WAYO POV

"Yo. . . Ai'Yo. . ."

Ai'Ming memukul lenganku pelan, menyadarkanku dari lamunan panjang di atas tribun kala menyaksikan Team Basket SMPku melawan SMP lain dalam laga Final Regional Championship.

"Apa???" Kataku marah.

"Ngeliatinnya biasa aja, aku baru tau kamu suka nonton pertandingan basket sampai sefanatik ini."

Bukan pertandingan basket yang kunikmati, tapi bagaimana seseorang yang memainkan bola ditangannya dengan sangat gagah. Keringat yang membasahi keningnya membuat hatiku terus berdegup kencang.

"Berisik ahh Ming." Kataku kembali memandang kearah lapangan.

Entah sudah berapa lama aku memandang orang itu, orang yang kusebut Pahlawan. Orang yang selalu datang dalam mimpi mimpiku sekitar 2 bulan belakangan ini.

Aku hanya merasa sngat berterima kasih atas pertolongannya kala itu, tidak ada perasaan yang lain, ataukah. . . Entahlah tapi yang jelas saat ini pandanganku hanya tertuju padanya.

Prittttttt!!!!

Peluit panjang berbunyi, membuatku berdiri seketika, bukan karena kaget dengan suara peluit yang sangat kencang. Tapi orang dengan nomer punggung 15 tersungkur dilantai tak berdaya. Aku mengepalkan tanganku. Marah karena aku tak mampu berbuat apapun.

"Duduk Yo. . ." Ai'Ming menarik tanganku untuk kembali duduk.

Aku menolaknya dan masih tetap saja berdiri, menggigit bibir bawahku dengan cukup keras. Sementara Ai'Ming tidak kenal menyerah menarikku sekuat tenaga. Aku masih saja mematung pada posisiku.

Kepalan tanganku perlahan mengendor dan tubuhku yang semula tegang mulai santai dan mengikuti Ming yang masih menarikku untuk duduk saat aku melihat orang itu berdiri dan terlihat baik baik saja.

"Yo. . . Kamu suka sama P'Pha?" Kata kata Ai'Ming membuatku menatapnya.

Tiba tiba rasa malu menjalar keseluruh tubuhku, membuat wajahku memerah seketika.

"Apaan? Ngarang. . ." Kataku berusaha mengalihkan pandanganku.

Aku takut Ai'Ming akan memandangku aneh, menganggapku monster yang menjijikkan. Tapi bukankah ini hanya rasa terima kasih? Ini bukan suka, apalagi cinta. Aku hanya merasa telah berhutang budi padanya.

"Aku tau kok Yo. Aku ini sahabatmu, mana mungkin aku gak tau kamu gimana."

"Nggak Ming, Nggak. . ."

"Iya juga gakpapa. Gak aneh kan jaman sekarang."

"Ming. . ." Aku tak tahan lagi, aku memukul lengannya dan memandang marah kepadanya.

Marah karena dia berhasil menjelaskan sesuatu yang selama ini aku pikir tidak aku rasakan, mampu menjelaskan sesuatu yang selama ini kusangkal.

"Beberapa bulan ini kamu aneh Yo. . ." Kata Ai'Ming.

". . ."

"Tiap kita makan di kantin kamu pasti memilih tempat yang dekat dengan P'Pha." Kata Ai'Ming memandang ke arah lapangan basket. "Padahal biasanya kamu lebih memilih buat makan didalam kelas karena kamu selalu bawa bekal."

Aku Adalah MilikmuWhere stories live. Discover now