Kenyataan yang menyakitkan

1.9K 138 5
                                    

Hari minggu, seperti biasa Diandra selalu menghabiskan waktu dengan keluarganya. Semenjak kejadian tiga tahun lalu, Diandra akan selalu menghabiskan waktunya bersama keluarga dan juga teman-teman deketnya. Entah itu saat hari libur maupun setiap harinya. Diandra hanya ingin meninggalkan kenangan indah keseluruh orang yang berada didekatnya.

Diandra tau semua orang yang mengetahui masalah yang dirinya alami saat tiga tahun lalu pasti merasa sangat sedih. Namun semua itu mereka tutupi dengan apik. Tak ada satu pun orang yang memperlihatkan wajah sedih saat bersama dirinya. Terutama keluarganya. Ayah, Bunda dan sang kakak, tak pernah sedikit pun mereka memperlihatkan wajah sedih maupun kasian kepada dirinya. Yang ada hanya wajah kuat dan bahagia. Namun diam-diam Diandra juga mengetahui setiap harinya sang Bunda akan selalu menangis dipelukan Ayah. Begitu juga dengan sang kakak.

¤♡¤

Minggu ini Diandra hanya menghabiskan waktunya didalam kamar. Tak ada niatan untuk pergi degan tema maupun keluarganya. Diandra sibuk dengan novelnya hingga tak menyadari kedatangan sang Bunda yang sudah berdiri tepat disamping ranjang milik Diandra.

"Sayang."

"Loh Bunda ? kapan masuk kok Nata nggak tau."

"Bunda udah ketok pintu kamu. Eh ternyata anak Bunda lagi asyik dengan novelnya."

"Maaf Bund."

"Bunda Maafin."

"Ada perlu apa Bund. Apakah ada yang bisa Nata bantu."

"Bunda kesini mau ngajak kamu pergi. Sama Kakak dan Ayah juga

"Mau pergi kemana."

"Ke Mall. Sekalian belanja bahan buat bulanan. Gimana ikut nggak."

"Oke Nata ikut."

"Ya udah anak Bunda yang cantik cepet siap-siap oke."

"Oke Bund."

Setelah sang Bunda keluar dari kamar. Diandra pun segera mengambil pakaian yang menurut dirinya cocok untuk dipakai hari ini. Setelah selesai Diandra segera keluar dan turun kebawah menemui Ayah Bunda dan juga sang kakak yang telah siap sebelumnya.

Arga lebih memilih mengambil alih kemudi. Kakak satu-satunya Diandra umurnya tak jauh berbeda. Hanya terpaut dua tahun. Jadi antara keduanya kadang tak seperti pasangan adik kakak melainkan seperti pasangan kekasih. Rean sang ayah berada ditempat samping kemudi. Sedangkan Nata dan Bundanya berada ditempat duduk penumpang dibelakang.

Tak membutuhkan waktu lama. Mereka sampai disalah satu Mall terbesar diJakarta. Mereka memilih untuk berkeliling terlebih dahulu. Setelah merasa lelah mereka pun menyempatkan untuk makan siang disalah satu rumah makan yang memang lagi ngetren dimasa sekarang ini.

Setelah menghabiskan waktunya untuk makan siang. Rini sang Bunda pun langsung mengajak kedua anaknya dan suaminya itu menemani berbelanja. Arga memilih untuk mendorong troli sedangkan Bunda dan adeknya serta ayahnya mencari bahan yang tertera dikertas lembaran yang sudah Bundanya siapkan sejak dirumah tadi.

Saat mereka asyik memilih sayuran, tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Mbk Rini."
Bunda Rini yang dipanggil pun menengok kearah dimana orang itu berada.

"Loh. Andin."
Mereka pun langsung berpelukan khas seorang wanita

"Mbk Rini apa kabar ?"

"Alhamdulillah mbk baik. Kamu sendiri gimana kabarnya."

"Alhamdulillah baik. Udah lama ya nggak ketemu. Kangen deh Mbk. "

"Sama Mbk juga kangen."

"Mbk rumahnya deket sini."

Origami Burung BangauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang