Rumah Pohon

1.3K 93 5
                                    

Pagi ini Vano berniat akan memulai masuk kuliahnya lagi. Setelah hampir lebih dari dua minggu ia gunakan untuk menyembuhkan luka-lukanya. Setelah siap dengan keperluanya, Vano segera turun kelantai bawah. Disana ditempat makan Ayah, Bunda dan sang Adik tengah menyatap makan pagi mereka. Vano pun langsung mengambil tempat duduk tepat disebelah Ayahnya yang bersebrangan langsung dengan sang Bunda.

Andin yang melihat Vano sudah berada ditempatnya pun langsung mengambilkan makanan untuk sang anak laki-lakinya itu. Semenjak Vano sakit, memang ada beberapa makanan yang harus dihindarinya terlebih dahulu. Dan makanan untuk Vano saat ini pun juga berbeda dari menu keluarga.

"Makan dulu No."
Kata Andin sembari meletakan makanan tepat didepan Vano.

"Makasih Bund."

Vano langsung melahap habis makanan yang tadi disiapkan oleh Andin. Saat dirinya berniat aka meminum obatnya, pertanyaan dari sang Ayah menghentikan kegiatanya

"Kamu beneran mau kuliah Van."

"Iya Yah. Udah lama nggak masuk takut banyak materi yang ketinggalan."

"Maksud ayah bukan itu. Lukamu emang udah sembuh bener. Takutnya nati ngeganggu kan lebih baik istirahat dulu sampai bener-bener pulih."

"Tenag aja Yah. Vano udah nggak papa."

"Ayah nggak tau aja sih. Kan selalu ada Bidadari yang jagain Abang."
Celetuk Vani disertai dengan seringai jailnya.

"Bidadari ?." Kata Putra dan juga Andin secara bersamaan.

"Iya bidadari, Kak Nata kan bidadarinya Abang."

"Pantesan kamu pengen cepet ke kampus No. Udah lama sih ya nggak ketemu Nata."
Kata Andin dengan nada jailnya.

"Mulai aja Bund."

Putra dan Vani langsung tertawa renyah. Beginilah seorang Vano yang terkenal dengan sifat dinginya pasti akan selalu kalah berdebat dengan Andin yang tak lain adalah Ibunya sendiri.

Vano langsung meminum obatnya dan segera berdiri dari duduknya.

"Berangkat dulu ya Yah."
Pamit Vano setelah mencium tangan Putra.

"Hati-hati ya Van. Dianter Mamang kan.?"

Vano haya mengangguk sebagai jawaban. Setelahnya Vano memilih mendekat ketempat dimana Andin berada. Mencium pipi dan tanganya seraya mengucapkan terimakasih dan langsung diangguki oleh Andin. Tak lupa juga senyum hangat yang selalu menghiasi wajah cantiknya.

"Hati-hati."

"Siap Bund."

"Dek, Abang berangkat dulu ya."
Pamit Vano saat tepat berada didepan adiknya.

"Ati-ati ya Bang."

"Iya."

Vano segera melangkahkan kakinya kearah mobil dimana Mamang sebagai pengemudi sudah siap megantarkan dirinya sampai kekampus.
Selama perjalanan Vano tak pernah berhenti mengamati handphonenya. Sedari pagi tadi dirinya sama sekali tak mendapatkan kabar apapun dari Diandra. Entah cewek itu sedang apa sekarang Vano pun tak tau. Tapi semoga saja dia datang kekampus. Karna hari ini Vano berniat akan membawa Diandra kesebuah tempat yang mempunyai begitu banyak kenangan untuk mereka berdua.

**

Sesampainya dikampusnya, Vano segera melangkahkan kakinya menuju kelasnya berada. Selama itu juga disetiap koridor pasti ada saja orang yang menyapa dirinya.

Saat tepat didepan pintu ruang kelasnya, tak sengaja mata Vano melihat Diandra yang sedang duduk bersama teman-temanya. Vano segera menghampiri kearah Diandra berada.

Origami Burung BangauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang