You Leave Me?

273 29 0
                                    

     Sudah bulat keputusanya untuk pergi jauh meninggalkan semua yang ada di depan matanya sekarang. Draco harus sementara meninggalkan mereka semua demi tujuan yang lebih besar dan keadaan yang lebih baik. Mungkin ia akan kehilangan ini untuk waktu yang lama, tapi semua memang butuh pengorbanan. Mungkin ia bisa saja tidak berhasil, tapi akan ia coba. Mungkin ini tidak akan mudah tapi Draco punya semangat yang selalu terisi ulang. Berulangkali ia membisikkan kepada dirinya sendiri "Akan kugunakan cinta ini di jalan yang benar". Berulangkali ia memikirkan niatnya tapi semakin buruk pikiranya semakin kuat tekadnya untuk pergi.
    
     Hal yang sangat memberatkan hatinya adalah ibunya. Anak tunggal mana yang tega meninggalkan ibunya yang sedang trauma seorang diri.

     Draco melihat Narcissa termenung menatap kosong di taman bunga Malfoy Manor yang tidak terurus lagi. Pria itu menghampiri ibunya dan memeluk pundak ibunya dari belakang kemudian berdiri di sampingnya.

     "Dulu ayahmu bersikeras sekali ingin menanam Asphodel di sini" Narcissa tersenyum "Tapi aku selalu melarangnya"
    
     Jika diumpamakan lautan adalah tinta maka tidak cukup untuk menuliskan rasa cinta Draco kepada ibunya. Seorang wanita yang kokoh dan tetap kuat di depan anaknya. Ibu yang selalu tenang kepada semua orang yang mencemooh keluarga mereka.

     "Mum" Draco memegang tangan ibunya "Aku ingin jatuh cinta dengan wanita sepertimu"

     "Siapapun yang kau cintai adalah wanita yang beruntung, Draco"

     "Maka setelah aku berhasil nanti Hermione Granger akan jadi wanita beruntung, dia akan jadi milikku, Mum"

     "Kau tidak perlu mengartikan jatuh cinta jika masih mengharap kembalian apa yang telah kau bayar, Anakku" Narcissa menghadap Draco dan tersenyum "Jatuh cinta adalah perkara rela kau menjatuhkan diri, perkara kau tidak bisa berdiri lagi dengan gagah adalah resikonya, Draco"

     "Kalau kau tidak mau luka, janganlah jatuh cinta, ia sumber dari berbagai lebam"

     Draco memeluk ibunya erat dan bersumpah pada dirinya bahwa ia akan secepatnya kembali. Draco sudah memohon pada bibinya, Andromeda Tonks, ibu dari Nymphadora Tonks untuk sesekali menengok Narcissa dan menjaganya. Draco tahu ibunya tidak menyukai saudara kakaknya itu karena menikahi seorang Muggle, tapi dengan segala keadaan ini Narcissa pasti tidak berpikir kemurnian darah adalah segalanya. Narcissa yang kini yakin bahwa berada dekat dengan kebaikan adalah segalanya.

     Ada satu hal penting yang harus dilakukanya, Draco tidak bisa menemui Hermione karena wanita itu akan menahan niatnya untuk pergi, alasan yang sama dengan tidak mengatakan pada Hermione. Ia hanya harus kembali secepatnya agar Hermione tidak merasa ditinggalkan. Satu hal terakhir, ia ber-Apparate ke rumah tinggi di tepi bukit yang sangat berangin. Draco merasa penting untuk mengatakan ini kepada orang ini, Blaise Zabini.

     "Apa!? aku tahu kau gila tapi tidak kukira sampai begini, Sobat" Blaise memegang kepalanya terkejut saat Draco mengatakan rencananya.

     "Menurutmu aku gila, Blaise?" Draco melirih "Aku memang gila karena tidak mengatakan padanya dari dulu"

     "Aku tidak percaya kau bisa jatuh cinta" Kata Blaise "Kukira kau hanya bisa jatuh cinta pada dirimu sendiri"

     "Aku kira juga begitu, Blaise"

     "Aku mengenalmu sebagai seorang idiot dan bodoh, Kawan, tapi menurutku kau akan berhasil"

     "Aku hanya tidak boleh gagal"

     Blaise adalah Slytherin yang loyal dan sangat besar hatinya untuk membantu sahabatnya ini. Saat Draco mengatakan untuk menyampaikan sesuatu pada Hermione maka Blaise tidak hanya menyampaikan, ia akan menjaga, memastikan dan membuat Hermione tidak akan mengecewakan Sahabatnya ini.

Dramione - After All this TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang