Rabak (Tulangkata ft Hanis Farah)
(wet dreamz, remake)
semua bermula dari situ,
sekolahku, nukleus harapan ibu bapaku,
perempuanku, hipotesis dipacu
dah lama nak kukatakan
dah lama nak kuucapkan
kan? kan?
engkau pasti nampak kan?
terang, cukup terang, kan?
tak genang mataku cuma sebab kena itu bong, kan?
ini tangis, Sun
Sufi jatuh nangis dan...
tangiskan hujan Sapardi Djoko, T. Alias dan.....
dah sudah-sudah, Pek
sampai bila lagi, Pek?
tapi abang muda kan?
tak puas rakus lagi, Pek
ngaji puisi yang cerdik,
terngiang suara nenek,
harap nanti abang jadi presiden depan nenek,
tapi abang tak tahan,
tahan tak bisa aku
tak tahan keju cair atas kulit mulus itu,
basah gelingsir akut,
maafkan abang, ibu
yang terangsang tak ikut rancanganku, ibumaafkan aku, bukan aku
maafkan aku, kamu tahu
dalam aku ada aku ada kamu,
maafkan aku dan fragmenku
maafkan aku salah wahamku
maafkan aku salah fahammu
maafkan aku pena puisiku
maafkan aku tinta isiku3 perempuan atas kepalaku menari
tak 1 pun jatuh, pantang tergelincir
tanpa segan mereka ajak aku menari
tari kusilu tanpa malu kugerak operasi,
dari "hi" "hi" "halu", sampai seluk saku
saku sudah bocor,
tak boleh kongsi dalam lagu
ibu ayah tak tahu,
merekakan okay saja.
aku yakin begitu,
macam kuokay saja.
banyak dah baca buku,
egoku okay saja.
magnum opus per annum,
tulangkata okay saja.
lucutkan bajumu,
sampai kubisa baca,
"iqra' warabukkal akram" buka minda durja
baca dari kiri
tika ku orang kiri,
kubaca dari kanan
tika kiblatku kanan,
kubaca dari tengah
tika tak kenal arah,
kubaca dari depan
tahu-tahu beriman,
kubaca dari belakang
maaf, aku penentang,
kupilih gadis malam
buntangkan buntang malam,
abang dah lama pendam,
matang wain terendam,
ranjang yang kita selam,
tenggelam, kelam, suram.maafkan aku, bukan aku
maafkan aku, kamu tahu
dalam aku ada aku ada kamu,
maafkan aku dan fragmenku
maafkan aku salah wahamku
maafkan aku salah fahammu
maafkan aku pena puisiku
maafkan aku tinta isikudi Malaysia,
dah mati melayu cina india
yang hidup cuma kaya miskin, itu saja.
tak timbul lagi "bila masjid baru?"
kami berpluralisme di tokong tika janji temu,
jari demi jari,
menulis identiti
hati dah kata aku dah penat berkategori,
3 dalam 1, bukan kopi pra-campur,
kalau tentangmu sila masuk campur,
cinta aku ini kosmopolitan
adalah alasan
pseudo-wawasan
kunekad gerakkan!
sebuah tindakan
sebagai protestan
(tuan dan puan!)
pada kesetiaan
berketu(h)anan!
eh bukan begitu, aku melawak dan..
jarang sekali keliru ataupun naik sawan,
mereka pun cuma buku,
muka surat tak terhitung
1511 ke 1957.....aku kelirugelinjang watak-watak
aku keliru rabak
helaian koyak-koyak
pena ikut rawak
tapi tiada yang lawak
cuma dara yang rabak
madahku bukan rawak
kataku bukan lawak,
"and you aint no jokes"
tanggalkan bajumu
tanpa seurat tahu,
dah lama kutunggu,
biar kubaca dulu
sebelum puisi dihambur,
kamu...
kamu magnum opus, siapa tahu?
tapi yang aku tahu
3 perempuan di ranjang itu
sudah tulis formatkusiapa tahu?
siapa aku?
