Hari ini adalah hari kelulusan SMA untuk Changsub.
Tak ada yang dia tunggu.
Tidak ada kebahagiaan.
Dia hanya menerima ijazahnya.
Seorang wanita cantik menunggunya di lapangan.
"Eomma, sudah kubilang tunggu saja di rumah"
"Ini"
Wanita itu memberikan seikat buket bunga lili.
Tersenyum penuh kebahagiaan.
Changsub tau, ibunya hanya bertindak sebagaimana orang tua lain memperlakukan anak mereka di hari kelulusan.
Changsub tau, ibunya pasti memasak banyak di rumah.
Dan Ny Lee tau, Changsub akan menghabiskan semuanya tanpa perduli ia kekenyangan.
Begitulah mereka.
Keluarga Lee yang sederhana.
Tersisakan hanya seorang Ibu dan anak tunggal.
Entah kemana, bagaimana dan mengapa
Seorang ayah tega meninggalkan mereka dalam kemiskinan.
....
Lorong rumah sakit masih sedingin biasanya.
Aura kesedihan selalu terpancar.
Terdengar suara tangisan di suatu ruangan.
Dia hanya memohon.
Memohon.
Memohon.
Dan memohon.
"Tolong selamatkan, saya percaya anda. Bagaimanapun akhirnya tolong selamatkan dia sekarang. Tolong"
Permohonan yang menyayat hati.
Sementara seorang pria diluar turut terisak.
Menangis, membara.
Seluruh wajahnya memerah.
Dia tertunduk.
Bersandar.
Akhirnya jatuh.
Dia tak sadarkan diri.
....
Chorong melangkah cepat di lorong rumah sakit.
Dia tergesa namun tetap melangkah.
Dia harus cepat.
"Ya Chorongie!"
Suara menggema di lorong rumah sakit.
Chorong terhenti dan berputar arah.
"Dimana dia?"
"Tenanglah, dia di depan sana. Ruang 6"
Chorong kemudian melanjutkan langkahnya.
Meninggalkan Changsub yang memanggilnya di awal.
"Cantik tapi arogan"
Changsub membalik arah dan kembali ke kamar nomor 10.
...
Malamnya
Changsub menembus kegelapan jalan sempit menuju kamar yang ia sewa bersama Sungjae.
Tampak sosok berdiri tegak di depan pagar.
Seorang wanita berbalut banyak baju hangat berdiri terdiam.
"Ya Changsub-sie"
Changsub melangkah dan menatap gadis itu.
"Bodohnya kau"
Chorong memberikan amplop berwarna coklat ke dada Changsub dengan kasar.
Kemudian chorong meninggalkan Changsub.
Changsub membuka selembar kertas.
Kemudian kertas lainnya.
Terdapat 3 lembar kertas.
Terdapat nama Lee Changsub di ujung kanan lembar ketiga.
Ia harus menyetujui sesuatu.
Membubuhkan stampelnya.
Namun ia terdiam, terisak.
Kemudian bersandar pada pagar.
Dia menangis pilu.
Dia benar-benar terasakiti.
Tubuhnya bergetar.
Dia marah, sakit dan sedih.
Sementara Chorong menatap Changsub di kejauhan.
Dia turut menangis, terisak.
Namun akhirnya berbalik.
Dia berlari.
Memeluk changsub.
Mereka menangis.
Menangis sejadi jadinya.
"Sungjae-ya, naega otteoke. Deo otteoke arra? Mianhae, miaaaaaan"
(Trans : Sungjae, aku harus bagaimana? Bagaimana kamu bisa tau? Maaf, maaf)
Changsub terus mengucap nama adik tirinya dalam tangis.
Malam itu.
Malam tergelap.
Malam terdingin.
Malam paling ingin dilupakan.
Mereka tenggelam dalam kepiluan.
Mengapa?
Bagaimana?
Apa yang sebenarnya terjadi?
....Anyeeong!
Salam kenal dari author Yoon.
Ini pertama kalinya nulis ff di wattpad.
So happy bisa update kapan aja.
Tapi maaf sekali cerita pertama aku sad ending dan terlalu banyak bersembunyi. Hhaha aku seneng aja nyembunyiin ending. Btw kalian bisa usulin endingnya gmna atau nebak akhirnya gmna. Insyallah 2 part selanjutnya adalah akgir dan jawaban atas pertanyaan😂. Maafkan daku. Terimakasih sudah membaca cerita ku😄 semoga harimu menyenangkan😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Ever
FanfictionPersahabatan Perrsaudaraan Membentuk benang merah yang takan pernah putus. Hangat. Seperti keluarga.