"Ya sungjaeya! Dimana jaket hitamku"
Changsub mencoba menghancurkan konsentrasi Sungjae yang sedang memasak sarapan mereka di pagi buta.
"Sudah di lemari mu hyung"
Changsub kemudian mencari dan menemukan dan kemudian pergi tanpa pamit.
Sementar Sungjae menghela nafas.
Sarapan dan lunch box yang disiapkannya sia-sia.
Sungjae melangkah lunglai ke kampus.
"Ya, kenapa kau letih sekali?"
"Aniya neonna, ini sarapan dan untuk makan siang lumayan banyak"
"Wah kau ulangtaun? Terimakasih Sungjaeyaa"
Sungjae memberikan sarapan dan makan siangnya untuk Chorong.
Sementara Changsub tidak masuk kelas hari itu.
Lapangan terasa dingin meski banyak mahasiswa berkumpul.
Sungjae bersandar pada sebuah pohon.
Menatap satu persatu daun berjatuhan.
Dia menikmati sepoi angin dan memeluk sebuah buku.
Sungjae tertidur, dan melupakan waktunya.
"Ya Sungjaeya!!"
Chorong datang membangunkan Sungjae.
Namun pria itu tidak juga terbangun.
Suhu tubuh Sungjae meningkat.
Dia demam.
Chorong kebingungan, mencoba mencari bantuan.
"Ya ya Sungjaeya ireonaa, yaaaa!"
Chorong terus menerus membangunkannya namun Sungjae masih tertidur.
Dokter kampus hanya mengucapkan Sungjae mesti berbaring sementara dan selang infus melingkari lengannya.
Malam itu, Chorong menemaninya.
...
Sementara di sisi lain.
Lorong rumah sakit begitu dingin.
Tentram namun aura kesedihan menyelimuti.
Langkah Changsub lemas, gontai namun terlihat tegar
...
"Changsub-sie sudah beberapa minggu ini kau tidak menghadiri kelas. Ada apa sebenarnya?"
Seorang dosen memanggilnya ke ruang rektor.
Namun Changsub hanya terdiam.
Tenggelam dalam fikirannya.
"Maafkan, tapi kau terkena skors. Seminggu ini, tenangkan dan bereskan urusanmu. Kau bebas perkuliahan seminggu ini"
Sungjae, menunggu hyungnya itu di depan pintu.
"Hyung, ada apa? Aku ingin bantu"
Changsub melangkahkan kakinya terus semakin jauh semakin cepat meninggalkan Sungjae jauh di belakangnya.
Langkah Changsub tetap sama.
Menuju lorong rumah sakit itu.
Sendirian
...
Chorong menatap kepergian Changsub meninggalkan Sungjae.
"Sungjaeya, kau sudah sehat?"
"Ah neonna, aku cukup sehat sekarang"
Sungjae meninggalkan Chorong dalam kebingungan.
Chorong hanya menatap punggungnya menjauh.
Semenjak saat itu.
Chorong tidak melihat punggung yang sama selama satu minggu itu.
Mereka berdua seakan tertelan bumi.
Tak berkabar.
Chorong masih terus menatap jendela kamar Changsub dan Sungjae.
Terkadang ia ia melihat Sungjae keluar rumah.
Mengejarnya namun ia kehilangan jejak.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Ever
FanfictionPersahabatan Perrsaudaraan Membentuk benang merah yang takan pernah putus. Hangat. Seperti keluarga.