Empat

3.6K 236 10
                                    

Takan ada kata mantan diantara kita
Hanya kamu dan aku
Kita

Halill gibran
----------------------------------------------------------

Sherly Pov

Setelah gibran melihatku dibar bersama tiara ia langsung menghampiri kami. Dan parahnya ia justru mengomeliku karena datang ditempat itu.

Hello, yang marah harusnya gue. Dia langsung narik gue untuk pulang. Malu gue jadi tontonan gratis berasa main sinetron.

Flashback

"Sherly?" ucapnya sedikit tidak percaya? ragu kalau itu bukan gue.

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke tempat lain. Malas gue liat mukanya.

Tiara yang melihatku menahan emosi dengan mata memerah mungkin sebentar lagi gue nangis. Langsung memegang pundakku.

Tapi gue nggak mau meruntuhkan pertahanan yang sudah gue buat selama ini. Sebisa mungkin gue tahan karna hidup gue whitout tears.

Terkadang semua orang berfikir bahwa menangis bisa membuat kita merasa lebih baik. Namun menurut kaca mata gue menangis justru menambah masalah lebih besar.

Disaat seseorang putus cinta atau dihianatin yang mereka lakukan pertama kali adalah menangis.

Padahal ya yang bisa kita lakukan itu simpel banget. Tinggal bilang aja yaudah kita end emang di dunia ini laki-laki cuma lo doang? banyak kali di luar sana yang lebih baik dan setia.

Nggak usah nangis bombay seperti orang gila. Dan yang paling penting nggak usah putus asa sampai ngambil tali segala terus digantung jadinya berabe di akhirat.

Tanpa gue sadari gibran sudah berdiri di depan gue dengan tatapan tajamnya.

Merinding gue liat mukanya. Tetapi gue berusaha untuk tidak memperdulikannya. Toh emang gue hanya temanin tiara.

"Lo gila ya? Apa yang lo lakuin disini kalau ada orang jahat yang macam-macam sama lo gimana?" bentak gibran dingin membuat emosi gue kembali naik.

Dia pikir yang gila siapa? Seharusnya dia yang ngaca. Anak SMA umur 17 tahun mana bisa datang ke tempat ini.

Terus godain anak orang. Nggak salah ni anak pernah nggak naik kelas.
pabo.

"Mak---". Belum sempat gue semprotin ceramah eh gue malah ditarik terus tiara hanya bisa diam lihat gue diseret gibran. Aksi gila si gibran langsung jadi tontonan banyak orang.

Malu. Itu yang gue rasain.

flashback end

Dan disinilah gue sekarang dimobil honda jazz milik gibran. Dengan perasaan dongkol yang campur aduk. Marah, sedih, kecewa dan bla-bla.

Sedangkan berondong manisku lagi ngambek. Masa bodo gue, dia aja jalan sama banyak cewek gue biasa aja nggak segitu marahnya tapi sakit.

Namun sejenak gue berfikir tentang hal lain. Gue emang tahu gibran punya mobil tapi gak pernah dipake tumben kali ini gibran bawa mobil. 

Biasanya yang dipake motor ninja merahnya. Lah kenapa hari ini pake mobil. Curiga gue buat ngangkut cabe-cabean.

Selama perjalanan kita berdua sama-sama diam dengan pikiran masing-masing.

Akhirnya setelah menempuh jarak yang cukup jauh. Mobil gibran memasuki area kosan gue yang cukup elit tentunya. Kos-kossan aja sombong.

Sirik aja lo thor.

Aku langsung membuka pintu mobil dan berlalu meninggalkan gibran sendirian. Takut ada perang dunia ke tiga coming soon.

Setelah melepas sepatu hitamku aku langsung merebahkan diri disofa dan memejamkan mata sejenak. Lelah hayati dengan semua ini.

Mungkin ini saat yang tepat untuk minta putus meskipun itu sangat sulit ku akui kalau aku benar-benar mencintai si kunyuk itu. Batinku final nggak ada nego-nego.

Ceklek

Aku langsung membuka mataku melirik gibran membuka pintu menatapku dengan mata hazelnya dengan rambut acak-acakan.

Diacakin cabe-cabean kali ya? 

Ganteng, Eh?

Lupakan Ok.

Sekarang fokus sama misi. Aku menghela nafas dengan kasar karena merasa canggung.

"Gu-e mau ngomong sama lo". Ucapku to the point.

"Nggak akan". Ucapnya dingin dengan muka datar tapi tetap ganteng kok.

"Hah?".

Apa coba maksudnya.
"Aku nggak akan pernah lepasin kamu". Ucapnya seakan menjawab pertanyaan di kepalaku tadi.
"Dan mulai saat ini nggak ada lo atau gue diantara kita tapi aku kamu". Tambahnya tanpa ekspresi sedikit pun.

Srekk

Aku melonggo. Kita? Aku? Kamu? Apa-apaan ini. God for sake.

Setelah mengatakan itu ia melenggos pergi begitu saja dan----

Wait, barusan dia ambil apaan? Tanyaku dalam hati.

Aku beranjak dari sofa mencari tahu.
Terdengan bunyi putaran kunci dari arah pintu.

Kunci?

What.....? 

Aku langsung berlari untuk memastikan apa dugaan ku benar.
Dan benar saja kecurigaanku terbukti dia mengunci kamarku dari luar.

Shit!
D

ia pikir gue mau pingitan apa.


To be continue

Jangan lupa vote dan coment ya!
😊😊😊😊😊😊

My Bad Boy Berondong (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang