Author Pov
Terlihat seorang gadis kebingungan di depan gerbang SMA Nusantara salah satu SMA favorit di Yogyakarta. Sesekali ia melirik kedalam dengan ragu. Hingga sebuah motor ninja merah berhenti di hadapannya.
"Yaelah lo ngapain jadi pagar di situ? ".Tanya seorang cowok dengan kesal yang masih mengenakan helm berwarna hitam dikepala nya.
Namun tak ada respon dari gadis itu. Ia terlihat ketakutan tangannya mulai gemetar meremas roknya.
Membuat cowok itu heran dan langsung mengangkat kaca helmnya.
"Astaga gue udah mau telat cepetan minggir gak". Bentak cowok itu yang ternyata adalah gibran.Yang dibentak justru menangis dengan badan gemetaran.
Gibran melonggo. Melihat gadis itu menangis.
Baru kali ini gue lihat cewek di suruh minggir malah nangis. Batin gibran dalam hati.
Terpaksa gibran turun dari motornya dan mendekati gadis itu.
"Lo Murid baru ya?". Tanya gibran berusaha melembutkan suaranya dan hanya dijawab anggukan kepala oleh gadis itu.
"Terus kenapa nggak masuk? " gibran kembali bertanya pada gadis itu.Gadis itu menatap gibran dengan mata yang sudah memerah.
"Gue takut". ucapnya seperti suara bisikan.
"Yaudah sekarang ikut gue". Gibran langsung menarik tangan gadis itu masuk ke sekolah melewati koridor yang sudah sepi karena sebentar lagi bel pelajaran pertama akan dimulai."Aduh sampai lupa gue". Gibran menghentikan langkahnya membuka helm yang masih setia menutupi kepalanya.
Sontak gadis itu meringis karena menabrak punggung gibran."Ups Sorry, lo tunggu bentar gue mau simpan helm dulu gibran tersenyum pada gadis itu. Gadis itu lagi-lagi menganggukkan kepalanya seperti anak kecil yang dinasehati oleh ibunya.
Gibran berlari menuju gerbang yang baru akan ditutup oleh mang asep satpam di sekolah itu.
"Mang asep tunggu jangan ditutup dulu motor gue belum masuk masih di luar". Ucap gibran mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal karena saat ia melihat mang asep menuju gerbang ia langsung berlari dengan cepat.
"Ya ampun mas gibran ini gimana to, udah di dalam tapi motornya masih diluar". Ucap mang asep dengan mendoknya yang kental
"Emergency deh pokoknya". Ucap gibran berjalan keluar gerbang mengambil motornya setelah itu gibran memarkirnya di tempat khusus parkiran motor.Lalu berlari di koridor sekolah dimana gadis itu ia tinggalkan. Namun gadis itu sudah tidak ada.
"Kemana perginya tu anak baru, baru aja ditinggal udah hilang kayak setan aja". Ucap gibran bingung.
"Assallamu alaikum". Gibran mengucapkan salam di depan pintu kelasnya dengan santai seperti tak punya dosa. Semua teman-temannya menatapnya dengan kagum. Keringat yang menghiasi pelipisnya dengan rambutnya yang acak-acakan membuat ia terlihat ganteng.
Cewek-cewek yang duduk dibagian belakang mulai berbisik-bisik memujinya.
"Walaikum sallam". Jawab pak komar guru agama yang suka menceramahi siswanya yang suka melanggar tata tertib sekolah padahal itu tugas guru BK.
"Kenapa lagi dengan kau gibran setiap hari kerjamu terlambat saja, apa kau tidak pernah membaca tata tertib sekolah? Apa perlu saya bacakan". Kata pak komar dengan logat bataknya. Ia memang orang batak tetapi memutuskan untuk mualaf dan mendalami agama islam dengan menjadi guru agama.
"Bukan begitu pak, tadi di jalan saya menolong seseorang tapi pas saya kembali orangnya sudah hilang seperti setan". Ucap gibran meniru logat batak pak komar.
"Setan? Mana ada setan di siang bolong seperti ini, sepertinya kau ini butuh dirukiyah". Kata pak komar langsung mengundng tawa seisi kelas.
"Bapak nggak percaya? buktinya dia ada di sini". Ucap gibran dengan seringai jahilnya.
Semua yang ada di kelas itu langsung panik karena perkataan gibran termasuk pak komar yang langsung berkomat kamit membaca doa. Kecuali aska dan indra yang hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabat mereka yang berani pada guru. Sementara gibran sudah tidak tahan menahan tawanya karena berhasil mengerjai pak komar. Kayaknya pak komar perlu meningkatkan pendalaman agama lagi gitu aja takut.
"Nah itu dia setannya, gibran dengan polosnya menunjuk gadis yang duduk dibangku kedua yang tak lain adalah gadis yang meninggalkanya tadi. Semua mata melihat sosok yang ditunjuk gibran barusan sedangkan yang ditunjuk membulatkan matanya dan-----
Bukk
Semua mata kembali menghadap ke depan mendapati pak komar terbaring tak sadarkan diri.
Pingsan.
Bukannya panik gibran malah tertawa terbahak-bahak. Sementara teman-temannya panik memeriksa keadaan pak komar yang pingsan.
Gibran Pov
Satu jam kemudian
"Cepat kau hafalkan surah al baqarah ayat 30 sampai ayat 35". Ucap pak komar padaku sebagai hukuman karena aku mengerjainya tadi.
"Iya pak sabar, orang sabar itu disayang tuhan". Ucapku mengulur-ngulur waktu.
"Aku heran dengan anak-anak zaman sekarang sukanya membangkang, siswa macam kau ini harus di binasakan jangan dibudidayakan nanti akan merusak generasi bangsa". Pak komar mulai menceramahiku.
"Bapak tega masa saya mau dibinasakan memang bapak mau saya gentayangin tiap malam. Godaku karena pak komar takut setan. Buktinya tadi sampai pingsan.
Aku tidak menyia-nyiakan waktuku. Dengan gesit aku mengambil handphoneku dan membuka hasil rekaman yang kubuat tadi malam.
Aku tahu betul bagaimana tehnik mengajar pak komar yang sering menyuruh kami menghafal surah-surah al qur'an setiap kali ia mengajar. Dan minggu lalu ia sudah menginformasikan untuk mempelajari surah al baqarah ayat 30-35.
"Tak usah kau banyak bicara cepat hafalkan sekarang". Pak komar mulai emosi.
Aku menekan rekaman itu. Dan sedikit menggoyang-goyangkan bibirku seperti seseorang yang sedang mengaji. Sementara semua orang yang melihatku mulai mengayun-ngayunkan bibirku tak tahan untuk tertawa termasuk aska dan indra.
Mana mungkin pak komar tahu dia kan sedikit mengalami gangguan pendengaran. Ha ha ha ha
Tepat setelah rekaman suaraku berakhir. Bel istirahat berbunyi.
Yes, Yo hoo!
"Kantin kuy, lapar-lapar cacing di perut gue udah pada demo". Ajak indra sambil memegang perutnya.
"Iya ran, buruan entar penuh sama anak-anak yang lain". Tambah aska.
Heran gue punya sahabat kayak orang sekarat kayak nggak makan sebulan.
"Malas gue, kalian aja sana sekalian kawinin tu yang punya kantin". Ucapku bercanda.
"Gila lo, masa kita kawin sama tante-tante". Kata indra tidak terima.
"Yaudah kalau lo nggak mau kita berdua aja". Aska menarik indra dan berlalu keluar kelas.
Aku melirik ponselku tidak ada satupun chat atau sms dari pacarku itu. Aku memutuskan untuk menghubunginya.
Dan akhirnya dia mengangkatnya namun ia tak kunjung berbicara.
"Halo sherly kamu ngap---". Aku terpaku mendengar suara isakan
Hiks hiks hiks
Itukan suara sherly? Dia nangis?
Aku mendengar suara sherly yang semakin terisak.
What's going on?
Di saat yang sama seseorang menepuk pundakku.
"Kamu kenapa?" tanya suara itu. Aku menoleh dan-------
"Lo?".To be continue
Jgn lupa vote plus coment ya!
😊😊😊😊😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/117830569-288-k302010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Berondong (Lengkap)
Fiksi RemajaPunya cowok ganteng mungkin buat kalian bangga Tapi tidak dengan gue Diusia 20 tahun gue seperti orang bodoh yang ngak tau apa-apa tentang pacar gue yang notabene adalah seorang siswa SMA. Dia bilang dia adalah seorang polisi Gue yang polos perca...