Ting..... tong....
Suara bel terdengar mengalihkan perhatian Adrien, gadis itu melangkahkan kakinya dan membuka pintu dalam sekali hentakkan. Menampilkan sosok yang tinggi dan tampan tengah berdiri dan menatapnya saat ini, lengkap dengan senyuman sumringah yang seakan tak pernah hilang dari bibirnya. Siapa lagi jika bukan Andrew sahabatnya.
"Hai, ready to go honey?" tanyanya penuh semangat.
"Ya." jawab Adrien singkat, padat, jelas dan terkesan malas.
Andrew mengerutkan kening sejenak mendengar jawaban gadis itu, memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung rambut, lalu ia menarik lengan Adrien perlahan.
"Kalau begitu kita pergi sekarang." ucapnya seraya terus menggenggam lengan gadis itu, menuntunnya ke tempat dimana mobilnya terpatri. Tak lama pandangan adrien teralihkan pada sebuah ferrari putih yang selalu di pakai Andrew kemana-mana. Lelaki itu membukakan pintu untuk Adrien dan beralih pada pintu samping kemudi.
Setelah keduanya duduk dengan nyaman, mobil itupun maju perlahan dengan kecepatan standar membelah hiruk pikuk kota New York. Melewati banyak sekali gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, menunggu lampu merah berganti hijau dan membelah kemacetan di antara banyaknya kendaraan yang belalu lalang. Banyak waktu yang terbuang tapi tak ada satupun dari mereka yang membuka suaranya. Keduanya seakan membisu, bungkam, dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Andrew dengan kemudinya, dan Adrien yang hanya menatap keluar jendela dengan fikiran yang entah kemana.
"Kau terlihat cantik." Andrew membuka pembicaraan dengan menggoda adrien. wanita itu menoleh dan mendapati pria tampan di sebelahnya itu tengah menatapnya lamat-lamat.
"Kau sedang menyetir bukan? Jadi, fokuslah pada jalanan." jawab Adrien mengingatkan lalu kembali memalingkan mukanya.
"Bukanlah hal yang mudah, fokus menyetir saat ada seorang bidadari yang duduk di sampingmu." lelaki itu terus saja menggoda Adrien dan menyeringai puas ketika Adrien hanya bisa menanggapinya dengan gelengan kepala.
Sudah bukan rahasia lagi jika Andrew memang menyukai Adrien. Sejak pertama kali mereka bertemu Andrew sudah memendam rasa kagum pada Adrien. Jangankan Andrew yang notabene nya adalah seorang pria, siapapun yang melihat adrien pasti akan mengagumi kecantikan dan kepintarannya bahkan jika itu seorang wanita sekalipun.
Dulu rasa itu hanyalah sebatas rasa kagum tapi kini tidak lagi. Rasa kagum itu sudah menjelma menjadi sesuatu yang lebih besar, hal indah yang diciptakan oleh tuhan, sebuah rasa yang kita kenal dengan sebutan cinta. Di mata Andrew, Adrien bukan hanya seorang gadis yang sangat cantik. Tapi, ia adalah seseorang yang sempurna karna dirinya sendiri. Adrien memang dingin. Tapi itu bukan berarti Adrien tidak punya hati, Andrew tahu di balik sifat dinginnya itu adrien memiliki hati yang begitu murni. Ia punya kepedulian yang besar terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Hanya saja, ia tidak tau bagaimana cara untuk menunjukkan itu semua.
Andrew juga tidak pernah tau sejak kapan ia mulai menyukai Adrien, dan dari mana semuanya berawal? Ia benar-benar tak bisa memahaminya. Yang jelas baginya, kini Adrien adalah kebahagiannya dan kebahagiaan Adrien adalah tujuan utama dalam hidupnya.
Dulu sekali Andrew pernah mencoba menyatakan persaannya pada Adrien. Tapi sayang gadis itu tidak menjawabnya justru menjauhinya. Sejak itu Andrew sadar, Adrien berbeda dengan gadis lainnya, Adrien memendam sesuatu yang tidak dapat dimengerti oleh siapapun bahkan dirinya sendiri. Sesuatu seperti sebuah kepedihan, kepedihan yang amat dalam. Sebuah rasa yang menjauhkannya dari keramaian dunia dan membuatnya seakan terperangkap dalam sebuah tempat yang kelam.
Kini, Andrew sama sekali tak pernah membahas mengenai perasaannya pada Adrien, ia tak ingin jika gadis itu menjauhinya lagi. Andrew terlalu menyayangi Adrien, ia tidak ingin jika Adrien pergi meninggalkannya karena kebodohannya sendiri. Hingga sampai saat ini Andrew hanya bisa memendam perasaan itu jauh di dalam lubuk hatinya.
Tidak masalah jika Adrien telah menolaknya, memangnya kenapa?? Ia juga tidak ingin memaksa gadis itu. Lagi pula selama waktu masih berdetak, kesempatan masih terbuka lebar. Dan bukan hal yang tidak mungkin juga jika suatu saat Adrien akan mulai membuka hati untuknya. Dan ia pasti akan menunggu hingga saat itu tiba. Saat dimana orang yang begitu dicintainya akan balas mencintainya. Yang perlu dilakukan Andrew saat ini hanyalah menemani Adrien, selau siap sedia membantu gadis itu, dan memastikan tak ada satu orangpun yang berani menyakitinya.
***
Sudah dua puluh menit sejak mereka meninggalkan apartemen Adrien, dan kini ferrari putih itu berhenti di sebuah lapangan parkir yang sangat luas. Banyak mobil beragam jenis terpatri disana. Mobil mewah dengan harga mahal tentunya. Tapi, semenjak tadi Adrien hanya melamun. Entah apa sebenarnya yang tengah difikirkan gadis itu. Ia bahkan tak sadar ketika Andrew membukakan pintu untuknya.
"Ayo!!" ajak Andrew setengah kesal ketika diliriknya Adrien hanya duduk dan tak berminat untuk turun.
Gadis itupun menoleh, menyadari mereka sudah sampai ia segera turun dan berdiri sempurna menginjakkan kakinya di bumi. Mereka berdua bersamaan melangkahkan kaki menuju ruang pemotretan. Saat berjalan, ada banyak pasang mata yang menatap mereka. Adrien dan Adrew memang selalu menjadi pemandangan yang menarik untuk dilihat, banyak sekali pria yang mengagumi Adrien dalam diam. Dan banyak juga wanita yang terpesona pada Andrew secara terang-terangan. Maklum saja Andrew adalah orang yang sangat ramah, jadi wanita yang mengaguminya lebih mudah untuk menunjukkan perasaannya. Sedangkan Adrien, ia adalah wanita yang sangat dingin dan kaku. Orang yang menyukainya harus berfikir dua kali untuk mendekatinya. Karena ia mungkin tak akan mendapat respon yang lebih baik selain tatapan permusuhan gadis itu.
Selain itu, Andrew dan Adrien selalu terlihat besama. Dimana ada Andrew di situ selalu ada Adrien dan begitu pula sebaliknya. Jika ada yang membutuhkan model berpasangan pun Adrien dan Andrew selalu saja menjadi pilihan yang paling tepat. Maka tak jarang orang berfikir jika mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color In The Dark
RomanceEntah bagaimana caranya menggambarkan sebuah rasa yang terpendam... Antara kau dan aku, atau kita??? Entahlah... hanya satu yang mungkin nyata... Bagiku kita adalah sama Dua raga dalam satu jiwa Aku hanyalah sesak tanpa dirimu Aku hanyalah hampa t...