Jiyeon baru saja datang kerumah calon suaminya, gadis itu berdandan sejak pagi demi terlihat cantik oleh sang pujaan hati, dimulai dari rambut yang sudah diblow maksimal, pipinya diberi ulasan blush on hingga kemerah merahan, bibir juga ditambahkan lip tint memberi kesan segar diwajah pucat Jiyeon, Cantik sekali...
Choi Seungchoul yang sudah lama menjadi kekasihnya dan baru dua bulan lalu mengajaknya menikah, Jiyeon tentu saja senang dengan kabar itu... Orang tua keduanya sangat senang dengan kabar itu meskipun, ya... Persiapan yang akan dilakukan cukup menyita perhatian kedua belah pihak keluarga.
tapi kedua keluarga nampak menikmati tugas sekali dalam seumur hidup mereka, semua orang memiliki tugas masing masing termasuk Jiyeon dan Seungchoul.
Jiyeon tampak kelimpungan dengan tugasnya mencari kartu undangan yang cocok.
"Seungchoul... Kau suka ini atau ini?" Jiyeon menyodorkan sebuah kartu undangan berwarba putih dan peach, keduanya terlihat bagus hanya saja yang putih nampah mewah sedangkan yang peach nampak sederhana.
"Yang mana sajalah... keduanya sama saja." ucap Seungchoul acuh.
Mendengar jawaban Seungchoul sontak Jiyeon mendelik, sebuah amarah muncul seketika.
Tuk
Undangan itu terlempar ke kepala Pria yang sedari tadi memfokuskan pandangannya pada televisi.
"Jiyeon! Apa maumu sih?" Seungchoul kesal dengan perlakuan Jiyeon yang tak sopan padanya.
"Kalau kau terus main game lebih baik batalkan saja pernikahannya!" seru Jiyeon kesal.
"Kau? Kaupikir membatalkan semua ini mudah?" suara pria itu mulai melemah namun amarahnya semakin naik.
"Habis... Kau seolah tak peduli, dari tadi kau hanya terfokus pada gamemu... Kau pikir pernikahan akan lancar hanya dilakukan sebelah pihak? Jika kau mulai malas padaku bagaimana kalau kita putus saja." Jiyeon nampak sedih, kemarahannya berubah menjadi bentuk kekecewaan yang sempurna.
Gadis itu menggapai tas tangannya yang berada disamping Seungchoul, pria itu mematikan sementara gamesnya dengan hati yang melunak.
Sret...
Tangan Seungchoul tertarik membuat Jiyeon yang memang tak memberi tenaga lebih pada tubuhnya terbawa tarikan pria dihadapannya.
Kini posisi Jiyeon berada di pangkuan Seungchoul.
"Aku bukannya tidak peduli tapi biarkan aku main sampai babak ini selesai, baru saja aku istirahat dari membeli kado pernikahan kita dan kau datang... Aku juga menginginkan pernikahan ini sayang. Jangan banyak bicara... Sekarang tidurlah, kudengar dari ibu mertua kau jarang tidur." ucap sang pria lembut mengecup puncak kepala sang wanita, ucapan lembutnya membuat Jiyeon sedih tapi benar ucapan Seungchoul dirinya memang jarang tidur akhir-akhir ini.
"Tidak, aku hoahmmm tiduuu..." belum selesai gadis itu bicara ia sudah terlelap dipangkuan sang kekasih yang memainkan game resident evilnya.
Pria itu mematikan gamenya dan mengecup kening kekasih hatinya lagi.
Bagaimana bisa aku memutuskanmu. Batin Seungchoul yang kini lebih menyukai memperhatikan calon istrinya tertidur daripada melanjutkan permainannya.
- Fin -
Seungchoul Jiyeon up...
KAMU SEDANG MEMBACA
JIYEON'S FICLET
Fiksi PenggemarSebuah page berisi kumpulan cerita pendek mengenai Jiyeon - Seungchoul-Jiyeon (Jicheol) - up - Jun-Jiyeon (JunYeon) - up - Junghan-Jiyeon (JungYeon) - up - Joshua-Jiyeon (JiShua) - up -Hoshi - Jiyeon (Shiyeon) - up - Woozi - Jiyeon (ZiYeon) - up - W...