1. NO ONE ONLY TWO

331 30 4
                                    

Di malam ini belum banyak bintang bercahaya, masih banyak alasan yang terlontar bagi mereka yang belum percaya dari kisahku yang belum bisa berhasil menjadi satu dengannya yang kucinta. Inilah dunia yang belum diketahui banyak orang, meskipun ada yang tau yakin lah mereka akan memilih untuk hidup tenang dalam diam.

"Dia adalah orang yang kukenal baik dari kecil. Namun, tidak sampai saat ini. Lucu, dunia mulai berubah seiring hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Hampir tidak pernah terpikir rancangan yang Tuhan berikan kepada setiap orang."
***

"Anya, apa impianmu?" Tanya seorang bocah lelaki yang terbilang tinggi.

"Mia sendiri?" Anya bertanya balik.

"Hm, jadi apapun yang Anya mau." Mia yang masih mencari jati dirinya menjawab dengan santai pertanyaan Anya.

"Aku mau jadi yang paling dekat dengan terang, yang bercahaya itu." Anya menunjuk bintang yang paling terang di gelapnya langit.

"Mau dekat - dekat bintang? Oh! atau mungkin Anya mau naik pesawat? Bisa saja Mia kabulkan." Mia mengangguk angguk mengerti.

"Haaahh... Kamu belum paham kalau naik pesawat mahal, ya? Dan berhentilah memanggil diri sendiri dengan nama, orang akan menganggapmu anak orang kaya yang manja." Anya berkata demikian sambil mencubit pipi Mia.

"Mia serius, tidak main - main." Mia menangkap tangan Anya yang masih mencubit pipinya.
Spontan saja Anya menarik tangannya karena setengah heran dengan apa yang dikatakan oleh Mia, tapi ekspresi Mia tidak berbohong sama sekali.

"Terserah, lakukan apa yang kamu mau selagi bisa. Aku mau pulang dulu." Anya bangkit dan pergi menjauh dari teras rumah Mia.

"Kamu juga, jaga diri ya Anya?" Mia melambaikan tangan sambil tersenyum.

"Gak perlu diingatkan, dah." Anya pulang.

"Keesokan harinya aku menyesal. Jika sadar Mia akan pindah pasti aku akan mencoba untuk mencegah kepergiannya atau setidaknya bisa melanjutkan perbincangan sampai larut malam. Dengan harapan Mia akan kesiangan dan gagal pindah. Betapa payahnya diriku disaat seperti itu, kehilangan sesosok teman yang berarti."
***

OVERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang