Chapter 2

106 7 0
                                    

"Irma! Ceritakan padaku kejadian kau berangkat ke sekolah bersama Arfan!" kata Elisa tiba tiba sambil berteriak kencang. Tentu saja teman temanku yang lain mendengar teriakan Elisa yang super duper kencang itu. Semetara di belakang Elisa sudah ada Ayu yang memandangiku cengegesan. Otomatis saja, Aslinda, Karmila, Ayu, dan Elisa langsung mengerubungiku.

"Kau ke sekolah barengan?? Kok aku tak tahu sih Irma?" Tanya Elisa

"Apa kah dia datang menjemput mu?" Tanya Ayu

Sejuta pertanyaan menghadangku. Aku tambah bingung mau menjawab yang mana terlebih dahulu.
Setelah menjawab semua pertanyaan dari mereka, akhirnya mereka tidak heboh lagi seperti tadi.

"Oh, ya! Kalian mau ikut eskul apa?" kataku pada mereka.

"Aku mau dance sama modeling mungkin aku juga akan masuk cheerleader ," kata Ayu.

"Kalau aku basket." Ucap Elisa

"Kau sendiri Irma? Dari tadi kau hanya bertanya," kata Ayu.

"Entahlah aku bingung. Mungkin paduan suara," kataku.

"Nah itu malah bagus! Suaramukan bagus Irma," kata Ayu.

Obrolan kamipun berlanjut hingga bel berbunyi.

*SKIP TIME*
.
.
Sekarang adalah jam istirahat. Irma tak ikut teman temannya ke kantin Karena dia merasa malas. Dia hanya duduk sambil membaca komic yang belum tuntas dia baca. Tiba tiba muncul Arfan di kelas Irma.

"Sedang apa?" tanya Arfan sambil duduk di kursi depan Irma. Sementara Irma hanya menjawab dengan mengangkat komik yang sedang dia baca. Arfan hanya ber 'hm' ria. Lama pasangan ini saling diam. Tak ada satupun yang mencoba mencari bahan pembicaraan. Arfan sendiri ke kelas Irma karena di paksa Nanda. Dia berkata "Kau harus sering sering mengunjungi pacarmu untuk membuktikan rasa simpatimu," tapi dia sadar, kata itu tidak diperuntukkan untuk Irma. Karena Irma adalah gadis langka di dunia ini.

"Kenapa kau kesini?" tanya Irma tiba tiba.

"Hanya berkunjung," jawab Arfan secara singkat jelas dan padat.

"Nanti kau pulang bersamaku," kata Arfan.

"Tidak bisa, aku ada kerja sambilan sepulang sekolah nanti," jawab Irma.

"Hm, berarti nanti pulang kerja, kau ku jemput." kata Arfan lalu pergi dari kelas Irma. Irma sendiri merasa biasa saja kalau Arfan mau menjemputnya. Tapi entah mengapa pandangan dari teman sekelasnya merasa sangat amat special. Dia hanya bisa mendengus dan melanjutkan membaca komic yang dipegangnya. Bicara mengenai perasaanya ke Arfan, dia sendiri tidak tahu apakah dia menyukai Arfan. Yang jelas, jantungnya akan berdetak seribu kali lebih kencang kalau dia dekat dengan Arfan. Makanya dia memutuskan untuk tidak terlalu dekat dengan Arfan. Karena kalau sudah dekat dengan pria itu, maka jantungnya sudah tak mau di ajak kompromi lagi.

*SKIP TIME*

Sepulang kerja seperti janji Arfan. Arfan  sudah ada di depan supermarket dengan motor warna hitamnya. Dia menuggu Irma lima menit yang lalu. Irma yang melihat keberadaan Arfan segera menghampiri Arfan.

"Hai," sapa Irma sambil tersenyum. Senyuman manisnya itu berhasil membuat Arfan salting sesaat. Tapi hanya sesaat.

"Sudah mau pulang?"

"Iya,"

"Mau ikut aku sebentar?" kata Arfan.

"Kemana?"

"Jalan jalan, mau?" kata Arfan yang disambut dengan anggukan semangat dan senyum cerah dari Irma. Akhiirnya mereka pergi menuju suatu tempat yang Arfan mau. Irma memeluk erat pinggang Arfan.

Bukannya mau pamer kemesraan ya.

karena Arfan mengendarai motornya terlalu kencang, sangat kencang. Sementara Arfan sendiri malah tersenyum di balik helmnya yang sedang ditutupi kaca, tentu saja karena pelukan Irma yang semakin erat. Dan dia sadar, pelukan Irma adalah hal terhangat yang pernah dia rasakan. Motor Arfan terus melaju sampai tiba di pantai. Pemandangan sore pantai ini sangat indah. Karena sebentar lagi matahari akan terbenam.

"Kau ini kalau naik motor pelan pelan! Aku belum mau mati tahu!" kata Irma marah marah. Sementara Arfan hanya mengacuhkannya dan berjalan kearah tepian pantai.

"Kau suka?" tanya Arfan tiba tiba.

"Suka apa?"

"Pantai ini dan-" kata Arfan memotong ucapannya.

"Dan?"

"aku," kata Arfan akhirnya.

"Aku suka pantai, tapi kalau kau, aku tidak suka. Jadi menjauhlah dariku sejauh satu meter!" kata Irma yang berhasil membuat Arfan terdiam. Tidak elit memang, tapi hanya Irmalah wanita yang menolak Arfan.

"Kenapa tidak suka denganku?"

"Aku belum mau mati!" kata Irma dengan raut wajah serius.

"Memangnya kau akan mati kalau dekat denganku? Aku janji tidak akan naik motor terlalu cepat. Jadi kau suka dengankukan?" kata Arfan meyakinkan. Menakjubkan. Seorang Arfan berkata panjang kali lebar kali luas kali tinggi.(kaya rumus matematika aja😂😂)

"Bukannya itu! Aku tidak mau mati karena terkena serangan jantung! Karena setiap aku dekat denganmu jantungku akan berdetak seratus kali lipat. Nanti kalau aku terkena serangan jantung bagaimana?" kata Irma dengan muka serius yang berhasil membuat Arfan tercengang. Selang beberapa waktu Arfan tertawa terbahak bahak. Ada sedikt rasa lega di hatinya. Sangat lega. Entahmengapa, padahal dia tidak suka dengan 'adik kelasnya itu'. Dia hanya ingin di jauhi oleh perempuan pengganggu itu. Memanfaatkan keadaan Irma memang. Tapi ada rasa yang berbeda di hatinya  dan dia sendiri tak mengerti. Rasa seperti ingin melindungi gadis ini. Rasa yang selalu merindukan tawa gadis ini. Semuanya. Padahal baru berapa hari dia kenal Irma. Bisa di hitung dengan jari malah.Tapi tak ada yang tahukan kalau cinta akan datang tiba tiba di hati mereka.

"Kenapa kau tertawa?" tanya Irma bingung.

"Kau lucu. Itu tadi artinya kau menyukaiku," kata Arfan sambil menyeringai. Fakta lainnya adalah hanya dengan Irmalah dia mau menunjukkan seringai dan gelak tawanya. Dan Irma sadar bahwa tawa Arfan adalah tawa paling indah yang pernah dia lihat. Sangat indah. Lalu tiba tiba Arfan memeluk Irma. Sangat erat. Seolah tak mau kehilangan gadis ini.

"Baiklah kita pulang sekarang," kata Arfan.

Mereka pulang menuju apartemen Irma. Berbeda dengan tadi, Arfan tidak mengendarai motor terlalu kencang sekarang. Dia sudah berjanji dengan Irma. Yang pasti hari ini adalah hari yang membahagiakan buat Arfan. Entah kenapa perasaanya menjadi sebahagia ini. jauh di lubuk hatinya dia megakui dia punya rasa khusus untuk Irma.
.
.
Malam ini Irma berada di kamarnya. Merenungkan apa ang tadi sore terjadi. Tentangperasaanya, semuanya ke Arfan. Ada rasa sedikit tak percaya kalau dia menyukai Arfan. Tapi dia yakin kalau dia memang menyukai Arfan. Karena menurut pendapat Elisa yang dia tanyai, kalau Irma memang menyukai Arfan. Karena jantung berdetak lebih cepat adalah ciri ciri kau menyukai seseorang. Rasa hangat, jantung berdetak lebih cepat, rasa nyaman, semuanya itu adalah tanda tanda kalau kau menyukai seseorang. Dan Irma sadar semua rasa itu memang akan muncul kalau dia sedangbersama Arfan. Berbeda ketika dia bersama laki laki lain.

Tiba tiba Hp Irma bergetar. Sebuah pesan masuk dari seseorang ada di Hp Irma.

From: 082xxxxxxxxx
Have a nice dream my love

-Arfan-

Membaca pesan tersebut tentu saja membuat Irma tertawa sendiri. Baru dapat pesannya aja sudah sesenang ini.

Apalagi Arfan sendiri yang berkata. Bisa dipastikan pasti Irma sudah pingsan di tempat. (ihh lebay sekali😂).Sementara di tempat lain.
.

.

.
__________
Akhirnya chapter 2 sudah seselesai.
Penasarankan dengan kelanjutannya? Jangan lupa membacanya di chapter selanjutnya. Bye bye👋👋

I Love My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang