#3

2.1K 428 8
                                    

"Guanlin, kita perlu bicara." Ucapmu tepat setelah kau memasuki kelasmu, Guanlin yang sedari tadi hanya berbicara ringan dengan beberapa teman sekelasmu kini menatap kearahmu, tapi tidak hanya dia yang menatapmu, seluruh mahasiswa yang ada di kelasmu juga melihat kearahmu, membuatmu sedikit risih karena secara tidak langsung kau telah menjadi pusat perhatian mereka.

"Ikut aku." Ucapmu lagi lalu berjalan mendahuluinya, untungnya laki-laki itu juga mengikutimu, membuat beberapa mahasiswa berbisik bisik.

"Ada apa?" Guanlin berhenti tepat diujung lorong yang sepi, membuatmu juga ikut berhenti.

"Jangan disini." Ucapmu lalu mencoba untuk menariknya kedalam gudang tua tapi sayangnya dia mengelak dan berjalan mendahuluimu untuk menuju gudang itu.

"Ada apa?" Tanyanya dingin, kini kalian sudah berada di dalam gudang itu.

"Kau masuk kedalam kamarku kan tadi malam?" Tanyamu dengan nada menyelidiki yang hanya dibalas tatapan tidak mengerti dari Guanlin.

"Aku bahkan tidak tau rumahmu dimana." Elaknya sambil tertawa meremehkan.

"Aku melihatmu Guanlin, kau berbaring disampingku-"

"Kau pasti bermimpi Y/n, untuk apa aku masuk ke kamarmu? Berfikirlah secara rasional." Desisnya, kau merinding dalam sesaat, laki-laki itu benar-benar mencurigakan.

"Tapi aku melihatmu, kau berbaring di ranjangku, aku bisa merasakan nafasmu."

"Oh benarkah? Lalu bagaimana bisa aku masuk kekamarmu? Mebobol jendela kamarmu? Aku tidak sebodoh itu Y/n." Ucap Guanlin lagi.

"Itu hanya mimpi-"

"Tidak itu bukan mimpi, aku bahkan tidak tertidur sampai sekarang."

"Itu berarti kau sedang tidur berjalan sekarang." Guanlin tertawa lagi dengan nada mengejek.

"Sudahlah Y/n, lebih baik kau mendengarkan apa yang dikatakan teman-temanmu, kau bisa hidup dengan baik." Ucapnya berniat untuk pergi.

"Tunggu Guanlin, oh astaga." Kau berlari mengejar laki-laki itu lalu menarik tangannya agar dia bisa berhenti sebentar, namun betapa terkejutnya dirimu setelah merasakan tangan Guanlin yang sangat dingin, seperti salju di musim dingin, sontak kau melepaskan genggamanmu padanya.

"Jangan menyentuhku!" Desisi Guanlin, dia terlihat marah lalu membalikkan badannya menghadap kearahmu, matanya berubah menjadi merah padam, membuatmu mundur beberapa langkah karena takut dengannya.

"Kau ini apa?"

Black Blood | Lai Guanlin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang