Part 4

6 1 0
                                    

Di kantor Yusuf baru saja menyelesaikan salah satu tugasnya, ia meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku sembari menunggu hasil printnya keluar. Kemudian ia seperti teringat sesuatu. 'Mila sedang apa ya? ' tanyanya dalam hati.

Yusuf mengeluarkan ponselnya dan mengotak-atik layarnya berniat menelpon seseorang, namun ia mengurungkan niatnya. Ia teringat kalau ponsel Mila kecopetan. Yusuf tampak berpikir, sesaat kemudian ia tersenyum. Ia mengambil beberapa lembar hasil printnya dan menyusunnya di dalam sebuah map. Ia melirik jam di tangannya, kebetulan waktu menunjukkan saatnya ia beristirahat.

Kemudian ia segera beranjak dari duduknya dan berlalu. Saat baru keluar dari pintu ruangannya ia berpapasan dengan Tio, sahabatnya semenjak bekerja di kantor ini. Hanya saja mereka beda bagian, Yusuf merupakan staf administrasi sedangkan Tio bagian staf produksi.

"Hai bro, lo mau kemana? " Tio menghampiri Yusuf yang terlihat terburu-buru.

"Biasalah, makan siang. " jawab Yusuf hendak melangkah namun Tio menarik bahunya.

"Kantinkan sebelah sana. " ucap Tio sambil menunjuk ke arah kiri, "sebenernya mau kemana eh? " tanya Tio sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

Yusuf memperlihatkan cengirannya. "Aku mau makan siang di luar. "

Tio membulatkan matanya. "Tumben lo makan di luar? Biasanya kalo gue ajakin makan di luar lo lebih milih makan di kantin. Ada janji sama cewek ya? " selidik Tio dengan nada menggoda.

Yusuf terkekeh mendengar pertanyaan Tio. "Ada yang ingin aku beli di luar, jadi aku pikir sekalian makan siang. Kau mau ikut? "

Tio menepukkan tangannya. "Pasti ikutlah, apalagi kalau ditraktir. " ucap Tio sambil memamerkan gingsulnya yang membuat kesan manis.

"Tapi sayangnya aku sedang tidak ulang tahun. " tandas Yusuf sambil berjalan mendahului.

Tio hanya berdecak kesal kemudian menyusul Yusuf.

***

Yusuf berdiri di depan pintu cukup lama setelah menutupnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kontrakannya.

Bersih dan rapi.

Ini terasa sangat nyaman dan enak dilihat, tidak seperti biasanya yang kotor dan berantakan. Bahkan lantai yang ia injak sekarang terasa sangat kesat seolah tidak ada satupun debu yang menempel.

Yusuf tersenyum melihat sesosok wanita yang tengah meringkuk di atas sofa. Kemudian ia menghampirinya lalu meraih remot tv yang tergeletak di meja dan mematikan layar datar yang masih menyala di hadapannya.

Waktu menunjukkan pukul 23.30

Hari ini dia terpaksa lembur karena ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Pasti wanita itu menunggunya dari tadi, dia sedikit menyesal karena tidak bisa mengabari Mila kalau dia akan pulang terlambat. Tapi mau bagaimana lagi Mila sendiri tidak punya handphone sementara di kontrakannya tidak ada pesawat telepon sama sekali.

Yusuf menaruh tasnya di atas bufet, kemudian ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai mandi Yusuf meraba-raba kolong tempat tidurnya, begitu menemukan apa yang dicari ia langsung menariknya hanya untuk membuatnya termenung.

Kosong.

Ia melirik sekilas ke arah Mila yang masih terlelap di atas sofa. Kemudian ia menaruh baju kotor yang tadi ia kenakan ke dalam keranjang kosong itu lalu mendorongnya kembali ke kolong tempat tidur.

Ia segera beranjak dan membuka lemari. Termenung untuk kesekian kali, melihat pakaian yang biasanya acak-acakan kini tertata begitu rapi dan wangi. Ada perasaan hangat yang tiba-tiba menjalar di hatinya. Ia mengambil satu buah kaos oblong dengan sangat hati-hati takut membuat pakaian yang sudah susah payah ditata oleh Mila acak-acakan lagi. Kemudian ia mengenakannya dan memadupadankannya dengan celana boxer selutut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friendship To Be RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang