Mari bernostalgia cinta Fadlan dan Icha. Udah berapa tahun vakum ya cerita ini? Hahaha.
Awalnya waktu revisian, bikin alur maju (alias setelah mereka berpisah) tapi ide ngadat. Bikin alur mundur (alias dari awal mereka bertemu) tapi rasanya gak cocok. Akhirnya gambling tiga hari ini dan melupakan serial Ramadhan KA 2018 hahaha
Selamat membaca, cerita ini gak seberat lapak sebelah. Semua udah tahu endingnya sama siapa. Tapi mari bernostalgia 😊
Salam kece,
Carissa Aznii
🤗🤗🤗
Baru saja tangannya hendak mengambil roti di atas meja, tapi tak jadi, karena keburu ditepis oleh Mami yang langsung melotot. Anak bujangnya ini, baru saja bangun tidur dari sofa di ruang tamu dan tanpa mencuci muka atau mencuci tangannya, hendak mencomot roti yang beliau siap kan untuk sarapan.
"Cuci muka dulu atau minimal cuci tangan dulu lah! Ini roti yang makan bukan cuma kamu aja, Lan!"
Diomelin begitu, ia malah terkekeh. Senang banget. Karena udah lama tak mendengar omelan mami. Sudah hampir setahun ini ia tak pulang ke Jakarta. Sibuk dengan rumah sakitnya yang ia buka di Surabaya. Padahal Jakarta-Surabaya tak seberapa jauh. Namun sebenarnya, jarak bukan lah alasan untuk tak pulang. Ia punya alasan lain yang siapa pun pasti tahu ketika seorang lelaki sepertinya, menginjak usia 30 tahun dan masih sendiri. Bahasa gaulnya sih, jomblo.
"Heran deh mami. Sudah jadi dokter, punya rumah sakit sendiri tapi kelakuannya masih kayak anak kecil! Apa-apa mesti dikasih tahu sama orang tua!"
Airin--adik bungsunya Fadlan--yang baru menuruni tangga sambil membawa tas kuliah, terkikik mendengar omelan itu. Sudah lama ia tak mendengar kericuhan itu di rumah ini. Terlebih dengan ketidakpulangan kakaknya yang satu ini. Rumah terasa sepi karena tak ada yang menjadi 'bahan bully-an'.
"Mami kayak gak tahu aja! Kak Fadlan kan suka caper! Jomblo sih!"
Papi terkekeh. Tangannya sampai bergetar memegang koran. Anak gadisnya ini suka sekali memulai topik sensitif yang kini sukses membuat muka Fadlan agak jengkel.
"Tau tuh kakakmu! Yang ada di pikirannya rumah sakit melulu!"
Airin mengangguk kuat-kuat sambil menahan tawa. Sementara Fadlan baru bergabung lagi di meja makan, usai mencuci muka dan tangannya. Ia menarik bangku usai menjitak kepala adiknya itu. Lalu duduk setelah berhasil menghindar dari cubitan dan tamparan yang dikeluarkan Airin namun berakhir sia-sia. Karena Fadlan malah duduk dengan cool-nya kemudian mengambil selembar roti.
"Anaknya Fadli sudah dua bulan. Kamu gak jenguk, Lan?"
Papi mengangkat topik lain. Bagaimana pun, papi memahami perasaan lelaki. Fadlan hanya menoleh tanpa memberikan tanggapan. Sampai detik ini, ia masih tak menyangka kalau bakalan dilangkahi saudara kembar tersablengnya itu. Siapa yang sangka, kalau lelaki yang tak pernah setia pada satu perempuan itu pada akhirnya menikah duluan? Tak heran kalau Fadlan memilih mengasingkan diri selama setahun ini. Karena yaaaah tahu lah. Teman-teman terdekatnya pasti bakalan ikut mem-bully. Terlebih mereka semua telah menikah kecuali ia dan Regan. Atas inisiatif Regan lah, pada akhirnya ia ke Surabaya dengan alasan membangun rumah sakit. Karena terkadang, sesama rasa, sesama jomblo itu tahu bagaimana perihnya ketika melihat yang lain sudah berdua sementara ia masih sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Cinta
SpiritualPenolakan. Itu yang diterimanya dikali pertama, ia merasakan cinta selain pada-Nya. Hancur? Jangan ditanya. Ia bahkan telah patah sebelum gadis itu berucap satu patah kata yang menyayat hatinya. Padahal ia datang dengan niat yang tulus. Menikah. Bu...