MFL - Chapter 18

133 20 0
                                    


Eunha begitu bingung saat melihat fotonya yang sedang bergandengan tangan dengan Jungkook, dan membaca artikel yang membahas foto tersebut.

"Apa kau marah?" tanya Jungkook yang melihat Eunha menatapnya bingung. "Aku minta maaf atas artikel yang membahas semua ini."

"Tidak apa, aku senang karena kau telah mengungkapkan identitas aslimu." ucap Eunha walau sedikit sedih. "Baiklah, ayo Kita berangkat. Ngomong ngomong dimana mobilmu?"Tanya Eunha sambil melirik sana sini. Jungkook hanya tersenyum kecil menanggapi Eunha, kemudian tangan Jungkook menangkup wajah Eunha.

"Kita akan jalan kaki."Ucap Jungkook sambil mengeluarkan senyuman mautnya. Eunha hanya menatap wajah Jungkook dengan malu malu, dan tanpa sadar pipinya menjadi merah bak kepiting rebus, sesaat setelah itu Jungkook tertawa lepas hingga membuat Eunha kesal.

"sudahlah, ayo jalan!"Ucap Jungkook dengan sisa tawanya. Eunha hanya menurut dan mengikuti langkah kaki Jungkook.

"Ba-bagaimana kabar appa mu?"Tanya Eunha memecah keheningan diantara mereka. Jungkook membuang nafasnya kasar kemudian berbalik dan memegang bahu Eunha.

"Aku ingin mengucapkan ini padamu. Kemungkinan besar aku akan berangkat ke Amerika dua hari lagi karena keadaan appaku semakin memburuk. Dan mungkin aku akan tinggal disana selama dua tahun, selain untuk mengobati appaku aku juga akan melanjutkan belajarku. Kuharap kau akan menerima kenyataan ini."Ucap Jungkook terdengar lirih.

Eunha membeku ditempatnya berdiri sambil menatap wajah tampan Jungkook. Ini benar benar tak bisa Eunha percayai, kenapa Jungkook harus pergi secepat itu?Dan dua tahun bukanlah waktu yang singkat. Apakah dalam dua tahun tidak bertemu dengan Jungkook akan baik baik saja?Apakah Jungkook akan terus mengingatnya? Bagaimana jika Jungkook melupakanya? Dan bagaimana dengan hubungan yang sedang mereka jalani?

Berbagai pertanyaan itu terus berputar putar dikepala Eunha, kini rasanya Eunha ingin menangis sekencang kencangnya, dan meluapkan semua kesedihanya pada dunia. Namun itu tidak mungkin, Eunha tak ingin dicap sebagai perempuan yang cengeng dan rapuh.

Eunha terus berusaha menahan tangisnya supaya tidak pecah, tapi itu tidak bertahan lama. Pada akhirnya tetesan bening itu mulai membasahi pipi mulus milik Jung Eunha. Tanpa Eunha sadari Jungkook tiba tiba memeluknya dengan sangat erat, tak peduli jika orang orang yang sedang berlalu lalang menatap mereka dengan tatapan aneh.

Isakan tangis Eunha terdengar begitu jelas dikedua telinga Jungkook. Perlahan Jungkook mendekatkan bibirnya pada telinga kiri Eunha.

"Jangan bersedih seperti ini. Hanya dua tahun dan setelah itu aku akan kembali kesini."bisik Jungkook yang terdengar jelas ditelinga Eunha. Kemudian Jungkook melepaskan pelukan yang ia buat, lalu menatap manik indah Eunha. "tapi, mungkin kau tidak harus kehilanganku. Sebenarnya, jika kau ingin, kau boleh ikut bersamaku dan belajar bersamaku di Amerika."

"A-apa maksudmu?"Tanya Eunha yang masih terisak.

"Aku akan membelikanmu tiket yang sama."Jawab Jungkook kemudian tersenyum.

"Ta-tapi...itu...."

"Putuskan dari sekarang, kau mau ikut atau tidak?.... Ah, baiklah. Sekarang ayo kita pergi, dan hentikan tangisanmu itu, kau terlihat sangat jelek dari Eunha yang sudah kukenal selama ini."

Dengan cepat Eunha mengusap kedua pipinya kemudian mencoba untuk tersenyum, walau sebenarnya ia masih dilanda oleh kesedihan dan kebingungan. Haruskah Eunha ikut bersama Jungkook ke Amerika?

_____

Suara yang begitu familiar ditelinga Eunha kini terdengar sedang berbicara pada salah satu karyawanya kepercayaanya. Kim Taehyung, pria yang telah menyelamatkan hidupnya itu kini sedang berjalan kearah meja yang Eunha tempati saat makan siang dikantornya.

"Hai." sapanya terdengar begitu ramah dikedua telinga milik Eunha.

"Hai."balas Eunha tanpa menoleh sedikitpun pada Taehyung.

"Sepertinya kau sibuk?"Tanya Taehyung yang terus memperhatikan Eunha yang tengah mengotak atik laptop miliknya.

"Ah, tidak. Aku hanya sedang melihat beberapa artikel terbaru."jawab Eunha terlihat murung. Taehyung berdehem kemudian mengambil alih laptop yang sedang Eunha pakai. Sedangkan Eunha hanya menatapnya bingung.

"Masalah artikel ini, tidak perlu dipikirkan. Mungkin semua orang iri terhadapmu. Ck, memangnya apa itu kisah Cinderella? Itu hanya sebuah dongeng belaka yang tidak ada artinya sama sekali. Tapi jujur saja, setelah aku membaca artikel yang membahas hubunganmu dengan Jungkook aku sedikit terkejut."ujar Taehyung sambil tersenyum tipis.

"Apa maksudmu?"Tanya Eunha yang tidak mengerti dengan Kata terkejut yang diucapkan oleh Taehyung.

"Ah, lupakan saja. Jam makan siang sebentar lagi usai, sebaiknya kau segera makan dan kembali bekerja, Umji sudah menunggumu."Ucap Taehyung kemudian berlalu.

Eunha hanya menatap kepergian Taehyung dalam diam, kemudian segera melanjutkan makanya yang tertunda.

_____

Eunha tiba dirumahnya dengan keadaan yang bisa dibilang tidak baik, wajahnya yang murung dan tubuhnya yang terlihat tidak bertenaga. Entah kenapa Eunha selalu memikirkan perkataan Jungkook tadi pagi. Apakah ia harus ikut bersama Jungkook ke Amerika atau hanya diam disini dan menunggu kedatanganya yang tidak bisa dipastikan?

Dengan perlahan Eunha berjalan menuju pintu kamarnya kemudian memutar knop pintu dan membukanya lebar lebar. Tanpa menghiraukan pintu kamarnya yang terbuka lebar, Eunha langsung membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Ny. Jung yang melihat anaknya tidak bersemangat seperti itu langsung menghampirinya dan menanyakan keadaannya.

"Eomma, bagaimana jika aku pergi ke Amerika untuk melanjutkan belajarku?"Tanya Eunha terdengar begitu misterius ditelinga nyonya Jung.

"Apa maksudmu? Jangan bilang kau ingin pergi ke Amerika. Bagaimana kau akan hidup disana? Berbahasa inggris saja kau tidak bisa."Jawab Nyonya Jung yang masih terlihat bingung dengan sikap aneh putri bungsunya.

"Jungkook akan pergi ke sana untuk melakukan pengobatan appa nya sekaligus untuk melanjutkan pendidikanya. Dan aku diajak untuk pergi bersamanya. Jadi bagaimana menurut eomma?" Tanya Eunha dengan raut wajah sedihnya.

"Eomma akan selalu mendukungmu, apapun pilihanmu.Jadi, putuskanlah dari sekarang."Jawab nyonya Jung sambil mengelus surai hitam milik
Eunha.

"Sebaiknya kau menjahui Jungkook mulai sekarang, dia telah membohongi kita semua."ucap Yerin yang tiba tiba berdiri di ambang pintu.

"Sudahlah, biarkan Eunha sendiri dulu, kau tidak perlu ikut campur. Ayo kita keluar."perintah Nyonya Jung pada putri pertamanya.

Eunha menatap kepergian mereka dengan tatapan kosong, haruskah Eunha menjauh? Tapi itu semua mungkin tak ada gunanya.

"Baiklah aku akan ikut ke Amerika bersama Jungkook."

Continue.

My Frist LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang