Please have mercy on me
"Cowok tadi siapa, dek?” tanya Danis. Saat ini Celina sudah dalam perjalanan pulang.
“Teman kak” jawab Celina tak minat. Danis hanya mencibir pelan
“Cowok baru lo ya?” tanyanya lagi dengan nada menggoda membuat Celina seketika mendelik tajam
“Apaan sih, bukanlah. Ngaco lo kak.”
“Lo baik-baik aja kan?” Celina menoleh menatap Danis dengan pandangan bertanya.
“Gue udah denger dari cewek-cewek yang ada di kelas gue, ada yang bilang kalo Davin lagi berantem sama ceweknya gitu. Beneran?” baru Celina mengerti maksud kakaknya menjemputnya setelah tau Celina ada di kedai es krim tadi pasti karena Danis khawatir karena setiap Celina makan es krim itu hanya karena dua hal. Celina lagi seneng banget atau karena lagi ada masalah.
“Sebenernya gue udah putus kemaren kak. But.. I’m okay” Celina menunjukkan cengirannya yang hanya ditanggapi senyuman oleh Danis.
Danis nggak tau apa yang lebih mengganggu pikiran adeknya yang jelas dia tau bahwa adeknya hanya pura-pura baik-baik saja. Dan dia lebih memilih karena tau Celina pasti tidak ingin membahasnya.
.............................................................Saat ini Arga tiduran di kamarnya sambil tersenyum-senyum sendiri. Dia tidak pernah membayangkan bisa sedekat ini dengan Celina. Iya, sedekat ini mengingat sebelumnya dia hanya bisa menganguminya dari jauh. Ternyata rasanya semenyenangkan ini.
“Haaahhh...” Arga bangun dari posisi tidurnya dan membuka aplikasi instagram di ponselnya.
Dia mulai menstalk dengan mengetik Celina. Begitu banyak yang muncul sampai dia melihat foto yang sangat familiar dengan ID Celina_AR. Arga membukanya, followernya banyak juga ternyata, hampir 10 ribu. Dia terus menscroll ke bawah melihat foto-foto Celina, dari yang sendiri, sama Davin, teman-temannya, dan yang paling banyak dengan kakaknya.
Dia berhenti pada sebuah foto yang menurut Arga itu adalah keluarganya. Seorang laki-laki berumur 50 tahunan tapi masih terlihat tampan dan seorang wanita yang terlihat anggun memakai kebaya, seorang laki-laki yang sama dengan yang menjemput Celina tadi-kakaknya-, dan Celina sendiri yang terlihat sangat cantik dengan make up natural dengan kebaya warna peach. Mungkin saat itu sedang ada acara keluarga atau semacamnya.
Tapi yang membuat Arga termenung adalah caption yang ditulis disitu “bolehkah aku bahagia?”. Kata-kata itu seolah ada yang mengganjal, kenapa seolah terlihat keadaan yang terjadi tidak sesuai dengan yang ada di foto itu. Entahlah, tiba-tiba Arga ingat pas Celina menangis di taman siang tadi.
Drrttt...drttt
Jeri : ping
Rey : pong
Jeri : Arga mana arga? Wooooyyyyy GAAAAA!!!
Arga : apasih ? berisik amat
Jeri : WOY GAAA!!! YOUR ANGELLLLLL!
Rey : kenapa? Dia jadian sama lo?
Arga : kenapa?
Jeri : lu kata jadian? Ya masa gue ngembat gebetan temen! Bisa-bisa digorok gue
Arga : kenapa Jer? Jawab cepet
Jeri : kalem brooo...
Jeri : dia putus sama cowoknya
Rey : whata?
Rey : anjir typo
Arga : serius lo?
Jeri : seribu rius dah
Rey : uda buruan Ga tancap gas!!!!
Jeri : yoi.. btw kalo gak mau cepet ngomong ya Ga, buat gue aja Celina nya
Arga : gue gorok lo
Jeri : diiih.. bang Arga kejam ma dede Jeje
Rey : nying.. dede Jeje dede jijik iya
Jeri : pak kyu...
Rey : iya gue emang ganteng kaya artis korea si pak kyu
Jeri : hah?? Emang ada?
Arga : bego!!!
Jeri : woooaaahh... Fix dede marah
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Future
Fiksi Remaja"mungkin aku bukanlah orang yang spesial di masa lalumu, tapi aku akan jadi yang paling spesial dimasa depanmu. Dan yang perlu kau lakukan hanyalah bahagia" _Arga Radinka Stefano_ "Bahagia itu relatif. Tergantung bagaimana kita memandangnya, merasak...