"Sekarang sudah pukul 09:45 malam. Aku Han Groo. Terimakasih sudah mendengarkan acara kami. Kuharap pagi kalian menyenangkan. Selamat malam."Aku bekerja sebagai seorang penyiar di salah satu stasiun radio. Perlu kau tau. Menjadi penyiar radio bukan hanya pekerjaan bagiku, tapi juga hobby.
Kulepaskan earphone yang hampir delapan jam menempel di telingaku. Lalu melemaskan otot-otot tubuhku yang hampir mengeras karena duduk berjam-jam.
"Groo!"
Suara itu ... yaaa .... suara yang tak asing lagi bagiku. Bahkan setiap hari aku mendengarnya. Aku telah tersenyum terlebih dulu sebelum menoleh ke arahnya. Pria yang telah bersamaku selama 5 tahun --Sangyeon--kekasihku.
Ia tengah tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya padaku. Dia adalah pria yang selalu terlihat ceria. Bersemangat dan pandai bersosialisasi. Tapi satu hal buruk yang tak bisa hilang darinya, dia selalu bangun terlambat.
Aku membalas lambaian tangannya. Dan seperti biasa, kami pulang bersama dengan berkendara sepeda motornya. Ya, aku selalu merindukan saat-saat seperti ini. Memeluknya dengan erat dari belakang.
"Groo, aku ingin membawamu ke sebuah tempat sebelum aku mengantarmu pulang." ucap Sangyeon padaku.
"Tempat apa?" aku penasaran.
"Ayo tebak ... " Sangyeon mempercepat kecepatan motornya. Seolah ia tak sabar untuk sampai disana.
"Jangan bercanda ... " kucubit pinggangnya hingga dia menggeliat kesakitan.
***
Kami berhenti di salah satu apartemen dekat taman kota Seoul. Aku mengernyitkan dahi. Yang menjadi pertanyaanku, Sangyeon akan mengajakku berkunjung ke rumah siapa malam-malam begini?
"Turunlah, Groo." Sangyeon terlihat sangat bersemangat.
"Kita mau kemana, Sangyeon?" tanyaku penasaran.
"Nanti juga kau akan tau." Sangyeon menggandeng tanganku dan membawaku memasuki Lift.
Lantai 7, apartemen no.25. Sangyeon membawaku masuk ke sana. Aku menatap pemandangan luar biasa indah itu dengan mata nanar. Benar-benar apartemen yang mewah.
"Apartemen mewah dengan empat kamar. Struktur beton dan rangka baja terbaru. Jendelanya di dinding. Dengan pemandangan terindah di kota Seoul." Dengan penuh percaya diri Sangyeon memamerkan apartemen mewah yang baru saja dibelinya padaku. Dan akupun hanya tersenyum memandangnya. Ya, Sangyeon sukses membuatku merasa bagaikan seorang ratu.
"Dan bahkan bisa memutar lagu. Hanya untukmu, sayang. Melihat tempat ini... sambil berdansa." Sangyeon meraih tubuhku yang tengah tersenyum menatapnya. Mengajakku berdansa ria dengan romantisnya.
Membawaku kesana dan kemari sambil memamerkan setiap ruang yang ada disana.
"Ini ruang tamunya... " ucap Sangyeon.
"Wow ... " akupun hanya bisa ber-wow ria tak bisa menutupi kebahagiaanku yang luar biasa dahsyat.
"Aku akan meletakkan sofa besar disini." ucapnya sambil menatap mataku.
"Ayo! Ayo lihat kamar kita." Sangyeon membopong tubuhku dan mendaratkanku keatas ranjang.
"Ini adalah ranjang utama. Dilengkapi dengan ranjang ganda baru. Apa kau menyukainya?" Sangyeon memelukku mesra, lalu mengecup bibirku dengan lembut.
"Kau bertingkah aneh hari ini." ucapku lirih. Pipiku memerah, semerah strawberry. Aku menatapnya malu.
Oh my god !
Sangyeon memang benar-benar pria yang romantis.Cup
Ia kembali mengecup bibirku. Ringan... tapi terasa begitu lembut dan hangat.
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
CupIa terus mengulangnya hingga aku mulai bergairah. Dan kini aku membalas ciumannya.
Kami mulai berperang dengan ciuman. Hingga kurasakan ciumannya semakin ganas.
"Tunggu !"
Aku menghentikan aksinya saat kurasakan jemari tangan Sangyeon menyelinap masuk ke dalam bajuku.
"Apa kau membawa kondom?" tanyaku.
"Kita akan menikah. Jika kau hamil kita akan punya anak." ucapnya.
Aku menatapnya cukup lama.
"Groo.. menikahlah denganku." Dengan desahan halus, Sangyeon bergumam.
Mata kami bertatapan cukup lama dan dalam.
Jantungku seperti hampir meledak mendengar pernyataan Sangyeon. Darahku berdesir hangat hingga ke ubun-ubun.
Demi Dewa Neptunus dan Dewi Mercurius, bahkan demi celana boxer Patrick dan celana dalam Spongebob, rasanya aku ingin melayang jauh ke angkasa.
"Apa kau yakin?" tanyaku lirih.
Sangyeon mengangguk.
Aku tersenyum, begitupun dirinya. Kurasakan tangannya memelukku semakin erat, bahkan erat sekali. Dia kembali menciumku. Dan kamipun melewatkan malam itu di sana.
Fin
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boyz FanFiction
FanfictionKumpulan beberapa cerita drabble dan oneshoot dengan cast member The Boyz