Ndrettt...ndreeetttt...
Ponselku bergetar. Seseorang menelponku. Dengan segera aku meraih ponsel pink yang tergeletak tak jauh dari tubuhku berbaring.
"Jacob.???? kenapa dia menelponku sepagi ini?"
"Yeoboseo.. kenapa kau menelphonku sepagi ini?" tanyaku dengan suara sedikit serak.
"Yaa..!! Dira.. apa kau lupa? Hari ini kita masuk pagi. Kenapa kau belum sampai juga. Kau tau.. kau sudah terlambat satu jam lebih." Jacob terus mengoceh dalam telepon.
"Mwo??? masuk pagi?? Jinja??" aku melempar ponselku ke ranjang tanpa mematikannya terlebih dulu.
"Yaa..!! yaa..! apa kau masih mendengarku? Dira !" Suara Jacob menggema.
Tidak mau membuang waktu, aku segera mencuci muka dan menggosok gigi. Lalu dengan terburu-buru bersiap menuju tempat dimana setiap hari aku bekerja.
Aku bergegas mengegas sepeda motorku secepat mungkin. Dan oh my god... Sesuatu terjadi.
Aku tak bisa menggunakan rem motorku. Sepertinya rem nya bermasalah. Rem nya tak berfungsi. Aku sungguh takut...panik...dan hanya bisa berteriak sekeras mungkin."Kyaaaaa...aaa... siapapun tolong akuuu.... " kubelokkan arah motorku kesembarang arah. Kekanan....kekiri... kanan...kiri...kanan..kiri.... ah... aku tak tau...
Dan oh my god....kini motorku berjalan ke arah sebuah keramaian. Kulihat seseorang tengah merayakan sebuah pesta pernikahan.
"Kyaaaa...aaa... minggir semuanya... minggiiii...iiirrr.... " aku terus berteriak dengan sekuat tenagaku.
Semua orang terlihat panik melihatku, mereka tengah kebingungan menghindar menyelamatkan diri. Motorku terus berjalan tak terkendali.
Seorang namja tengah berdiri mematung menatapku heran dan penuh tanya. Namja itu berusaha membuka matanya, berusaha melihat dengan jelas apa yang tengah terjadi di hadapannya. Sementara mulutnya terus menganga lebar tanpa suara.
"Kyaaaak...minggir kau....minggir......!!!" aku berteriak padanya sekeras mungkin. Tapi namja itu hanya terus mematung tak bergerak.
Dan bruk...
Motorku menabrak sebuah benda hingga membuat tubuhku melambung tinggi ke langit, dan kembali jatuh ke tanah dengan kejam. Kupejamkan mataku rapat-rapat.Bruk...
Sesuatu yang empuk menyelamatkanku. Perlahan kubuka mataku, kulihat sepasang mata indah yang tengah menatapku dengan polosnya. Mulutnya terus menganga lebar tanpa suara. Dia lah Prince penyelamatku yang saat ini tubuhnya tengah tertindih oleh tubuhku.
...Namja itu hanya diam menatapku. Menatapku... Hanya menatapku... Dan terus menatapku.... Dialah Changmin. Pria tampan berlesung pipi.
Deggg..
Aku merasakan sesuatu yang aneh. Jantungku berdetak semakin kencang. Aku tak bisa menghindar dari tatapan matanya. Waktu seakan berhenti begitu saja.
Hatiku... aku merasa seolah hatiku hidup kembali. Namja ini... siapa dia? Bagaimana bisa hatiku merasakan getaran aneh ini hanya dengan menatap matanya. Bukankah aku belum pernah mengenalnya? Beribu pertanyaan telah menari-nari memenuhi otakku."Yaa..! yaa...! siapa kau? Menjauhlah dari calon suamiku." tiba-tiba datang seorang yeoja yang menarik tanganku dengan kasar. Menyingkirkan tubuhku dari namja itu. Dialah Yoon Zena. Pengantin wanita.
"Mianhae. Aku sungguh tidak sengaja. Mianhae.... jeongmal mianhae..." kubungkukkan tubuhku berkali-kali sebagai ucapan maafku pada mereka.
"Chagi ya.. kau tak apa? kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" yeoja itu tengah mencoba untuk membantu calon suaminya berdiri.
"Aau...aauu..au... chagi ya, kakiku sakit sekali." namja itu merintih kesakitan sambil memegangi kakinya.
"Yaa..! Lihatlah apa yang telah kau lakukan. Kau telah melukai calon suamiku. Sebenarnya siapa kau? Bagaimana bisa makhluk aneh sepertimu sampai di tempat ini? Dasar wanita pembawa sial..!" yeoja itu terus saja mengoceh dengan kalimat-kalimat pedasnya.
"Mwo??? Makhluk aneh??? Wanita pembawa sial??? Berani sekali kau mengatakan itu padaku..!" akupun tak bisa menahan emosi dan langsung saja ku dorong yeoja itu hingga jatuh ke tanah.
"Yaa..! kenapa kau mendorongku?" yeoja itu terlihat kesal dan segera bangun membalas mendorong tubuhku.
Brukkk...
Akupun terjatuh..."Arrgggghhhh.....!! Dasar kauuuu...!!!" akupun semakin tak bisa menahan emosiku yang semakin memuncak ke ubun-ubun ini.
Aku bangkit dan menjambak rambutnya seperti orang kesurupan. Dan rupanya yeoja itupun tak mau kalah, ia ikut memjambak rambutku dengan emosi yang menggebu-gebu.
Tidak puas menjambak rambutnya, akupun mendorongnya hingga jatu ke tanah, lalu kudaratkan tonjokan demi tonjokan asal-asalan ke wajahnya.Dan oh my god... Ternyata dia tak mau kalah juga. Diapun membalas menonjokku berkali-kali. Kamipun saling jambak menjambak dan tonjok menonjok. Lalu tak puas menjambak dan menonjok wajahnya, kusobek-sobek gaun pengantinnya hingga tak karuan.
Dan.. dan lagi-lagi diapun tak mau kalah. Dia melakukan hal yang sama padaku. Disobek-sobeknya seragam kerjaku tak karuan. Seketika acara pernikahan itupun menjadi sebuah ajang perlombaan smackdown.
Semua tamu undangan bergerumbul menonton kami yang tengah bergelut ria tanpa malu.
Dan tiba-tiba...Jedak...
Kepalaku terbentur sebuah benda keras hingga mengeluarkan darah. Akupun merintih kesakitan saat kurasakan sakit yang hebat dikepalaku. Karena tak sanggup menahan sakitnya, akupun pingsan. Beberapa orangpun mengerumuniku panik penuh tanya.
Tak tau sudah berapa jam aku pingsan. Yang kutau, saat kubuka mata aku telah berada di rumah sakit.
Fin
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boyz FanFiction
FanfictionKumpulan beberapa cerita drabble dan oneshoot dengan cast member The Boyz