Akupun segera menghampirinya. Walaupun aku belum terlalu yakin bahwa yang dipanggilnya itu ialah aku.
"Kau memanggil ku?"
"Iya, duduklah disini. Kita akan mengadakan sesi perkenalan."
"Bukannya kau sudah mengetahui ku?"
"Tapi kau belum tau nama ku, kan?" Aku mengangguk dengan terpaksa, dan langsung duduk dihadapannya. Dia tidak sendiri. Ada dua lelaki disebelah ku yang tak lebih ganteng darinya, dan satu perempuan yang duduk disebelahnya, mungkin dia lebih cantik dari ku. Saat ini keinginan ku hanya satu. Ku harap dia bukan pacar lelaki ganteng itu.
"Nama ku Raka. Raka Aditya." ucapnya seraya mengulurkan tangan kepada ku.
"Ariana Amrina. Panggil saja Arin." jawab ku sambil tersenyum.
"Hahah, ya aku tau itu."
"Kenalan juga dong. Nama ku Roki." ucap lelaki yang berada di sebelah ku.
"Nama ku Deskara." kata lelaki disebelah Roki.
Kenapa perempuan disebelah Raka tidak mau berkenalan dengan ku? Tersenyum saja tidak.
"Hei. Kenalan dong sama Arin, masa kamu diam aja sih." kata Raka kepada perempuan tersebut.
Akupun menjulurkan tangan, "Ariana Amrina."
"Kayla. Kayla Anindita. Aku pacarnya Raka." jawabnya seraya memeluk lengan Raka. What? Yah... Pantas saja perlakuannya kepada ku selayaknya musuh bebuyutan. Gagal deh rencana ku untuk mendapatkan Raka. Aku harus menjauhinya.
"Kamu kuliah? Dimana?" tanya Roki.
"Iya, disini."
"Kalau begitu kita samaan dong. Kami semua juga berkuliah disini. Tapi kenapa aku tidak pernah melihat mu, ya?" Haaa.. Gimana mau ngejauhin kalau udah tau satu kampus gini? Ah, lagian kalau Raka udah ada si Kayla, pasti rasa sayangnya ga bisa berubah.
"Aku jarang masuk." jawab ku. "Selain Raka, kalian semua mengekos disana?" tanya ku seraya menunjuk tepat kos-kosan itu berada.
"Iya. Jika kamu memerlukan sesuatu, datang saja ke kamar kami, tapi jangan malam-malam. Bisa dihabisin Pak Min nanti."
"Iya rin. Kamar aku nomor 34, kamar Roki nomor 37, dan kamar Raka nomor 39. Kamar kamu nomor berapa?"
"Aku? Nomor 40, heheh."
"Berarti bersebelahan dengan kamar ku ya." kata Raka. Eits, kenapa aku melihat raut senang diwajah nya?
"Eh, Des, Ki. Aku dan Raka pergi dulu ya, udah beli tiket nonton." ucap Kayla kepada Deskara dan Roki. Kelihatan sekali dia tidak suka dengan ku.
"Mereka ngga ikut nonton juga, Kay? Kan enak rame-rame." tanya Raka.
"Gak, gak usah. Udah yuk, bye."
Merekapun perlahan-lahan menghilang dari penglihatan kami bertiga. Raka yang tangannya ditarik Kayla dari belakang mengangkat tangan kiri nya tanda pasrah diperlakukan dengan Kayla.
"Kayla emang kaya gitu orangnya, Rin. Padahal Raka aja gak pernah ada perasaan apapun sama dia." kata Roki.
"Seriusan nih?" tanya ku.
"Iya, Raka malahan ga suka sama Kayla. Sifatnya itu loh manja banget."
"Terus kok bisa jadian kayak gitu?"
"Dia kan kaya, bokap nya bisa lakuin apa aja buat dia, kali. Raka kan idaman semua cewe di kampus."
"Lah, kok aku gak tau Raka setenar itu di kampus? Eh, jadi si Raka dipaksa gitu sama bokap si Kayla?"
"Ya bisa dibilang begitulah."
"Ya kan lo jarang masuk, Rin. Mungkin itu salah satu faktornya."
"Eh, lanjutin lagi dong. Lo mau makan apa, Rin? Biar kita berdua traktir."
"Bener nih? Makasih deh. Samain aja menunya sama kalian. Makasih yaaa."
Kalau Raka ga pernah suka sama Kayla, kamar aku dan kamar Raka sebelahan, aku dan Raka satu kampus, bisa makin deket dong!!! Yes! Masih ada kesempatan.
-----------------------------------------------------------------------------------
:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl will Get Good Love
Teen FictionCobaan yang rumit datang bertubi-tubi. Bisakah aku melewatinya?