"Jadi besok kamu pulang kerumah, rin? Sampe kapan?" tanya Roki dalam perjalanan pulang.
"Gak lama-lama kok. Palingan cuma satu malam aja aku disana."
"Jadi gimana sama urusan Raka yang masih gak tau sekarang keberadaannya dimana?" ujar Deskara. Jujur saja, aku sempat melupakan itu. Entah bagaimana, aku sudah tak habis pikir dimana dia sekarang.
"Sudahlah, palingan kalau dia tidak apa-apa, malam ini atau besok dia sudah disini lagi."
"Lah, itukan kalau dia ngga papa, kalau dia kenapa-kenapa gimana dong? Ngga ada yang tau kan." kata ku. Kami semua bingung.
"Gimana kalau kita tanyain aja sama Bu Ratri dan Pak Min, kali aja dia ada bilang apa gitu, nitip kunci atau apa kek." kata Deskara menyarankan. Kami setuju dan langsung menuju ke rumah Bu Ratri.
---
"Ada apa ya?" tanya Bu Ratri.
"Gini bu, kami tiba-tiba aja kehilangan Raka, dia ada nitip kunci atau nitip pesan gitu ngga, bu?"
"Raka? Ngekos disini juga dia?"
"Ya kali ibu malah nanya kita. Anak kamar 39 bu."
"Ohh, ya ibu mana tau dia dimana. Ngga ada nitip kunci atau pesan kok."
"Oke bu, terimakasih." Kamipun berlalu, dan langsung menuju ke pos tempat Pak Min berada.
"Iya sama-sama. Eh! Bentar lagi masuk bulan baru! Jangan telat bayar uang kosnyaaa!" teriak Bu Ratri dari kejauhan.
"Dasar ibu kos mata duitan." gerutu Roki.
"Iya tuh, padahal masih dua minggu lagi bulan depannya."
"Mau hujan duit tuh dia ntar lagi." kata Roki.
---
"Pak Min, ada liat Raka ngga?" tanya ku.
"Lah Arin. Dari tadi nanyain orang mulu, ya. Udah ketemu Roki sama Deskara, tapi Rakanya belum ketemu-ketemu yah."
"Iya nih pak, heheh. Masih ngga ada ngeliat Raka ya, Pak?"
"Tadi pas pulang dari makan siang, saya ada ngeliat dia tuh di mobil sama cewe, gak tau darimana dan mau kemana lagi."
"Sama cewe, Pak? Mobil sedan ngga, Pak?"
"Iya, cewenya lumayan cakep sih. Rada putih gitu kulitnya."
"Jangan-jangan Kayla lagi?"
"Bukan jangan-jangan lagi. Udah pasti itu mah."
"Oke deh, makasih infonya ya, Pak." kata ku lalu menjauh darinya. Kamipun langsung berkumpul menuju kamar Deskara.
---
"Nah, jadi, kalau dia pergi sama Kayla, kenapa dia ngga ngabarin gitu?" tanya ku memulai pembicaraan.
"Mungkin saja, Kayla tiba-tiba menjemput Raka, dan menariknya cepat-cepat seperti malam kemarin."
"Iya juga ya, tapi kenapa dia tidak mau memanggil ku bahwa dia mau pergi?"
"Yaelah, pastinya takut si Kayla marah lah, secarakan dia cowonya Kayla, masak mau pergi minta izin sama cewe lain."
"Bukan minta izin ki, tapi setidaknya dia pamit."
"Tapikan dia waktu itu lagi duduk didepan kamarnya, bukan didepan kamar kamu, rin."
"Sudah-sudah, yang jelasnya sekarang kita tunggu aja dia balik, kalau sampai besok siang dia ga balik-balik, ini bahaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl will Get Good Love
Teen FictionCobaan yang rumit datang bertubi-tubi. Bisakah aku melewatinya?