Joy menatap taeyong dan hanna dengan senyum manisnya. Senyum buah apel kesukaannya. Buru-buru taeyong menarik tangannya yang ditepuk Hanna. Berharap joy tidak salah sangka.
"Kosong kok, duduk aja joy." Hanna mempersilahkan joy duduk.
Joy tersenyum lalu dia duduk di samping taeyong. Ia membuka buku yang diambilnya di rak buku tadi. Sesekali ia menyelipkan anak rambutnya dibelakang telinga agar tidak mengganggu kegiatan membacanya. Cantik.... menurut hanna. Ia menatap Taeyong yang ada di samping joy sambil menahan tawa.
Wajah taeyong tampak kaku dengan ekspresi datar . Dia duduk dengan posisi tegak dan pandangan lurus ke depan bak orang yang sedang latihan baris berbaris. Ia sama sekali tidak berani menoleh ke arah joy. Jantungnya berdegup kencang tak mau menuruti perintahnya. Ia hanya berani melirik sekilas kearah joy. Ah... cantiknya. Entah kenapa hatinya terasa luluh hanya karna melihat joy sekilas. Ia lupa mantra move on yang barusan diulang-ulang didalam hati. Ketara sekali kalo ia sangat menyukai gadis disampingnya itu. Tapi sayang... Gadis yang disukai tidak peka dengan tingkahnya.
"Lagi baca apaan joy?" Tanya hanna sambil tersenyum.
"Cuman novel kok. Eh... Gue gangguin kalian pacaran ya??" Tanya joy dengan nada nggak enak. Ia nampak tersenyum kikuk karena sungkan.
"Gue bukan pacarnya hanna." Jawab taeyong dengan sewot. Ia langsung berdiri dan pergi tanpa pamit meninggalkan joy yang merasa bersalah. Hanna cuman senyum melihat tingkah Taeyong.
Taeyong berjalan keluar perpustakaan. Teriknya matahari musim panas membuat hatinya tambah merasa tak nyaman. Seharusnya tadi ia nggak ngomong kayak gitu ke joy. Bodoh....
Ia menendang kerikil yang ada di depannya dengan kesal. Kapan ia bisa manis di depan joy. Apa ia harus balik dan menjelaskan dengan kalimat yang lebih baik dan ramah? Tidak... Itu ide buruk. Itu cuman bakal buat joy merasa kalau dirinya itu aneh.
Mending cari minuman dinginlah. Ia berjalan dengan lunglai ke arah kantin. Air dingin mungkin bisa membuat kepala dan hatinya terasa dingin juga.
"Yong..." Panggil seorang yeonja. Taeyong berbalik menatap gadis itu.
"Lu tersinggung sama kata-kata gue tadi ya?" Tanya joy dengan wajah yang bikin taeyong gemes sendiri. Sumpah imut banget mukanya.
" Nggak kok joy, gue nggak marah sama lu." Jawabnya ia berusaha menahan nada bicaranya agar tidak terdengar terlalu bersemangat. Semoga joy nggak salah mengartikan cara bicaranya lagi.
"Tuh kan lu marah." Tebak joy mencembikkan bibir.
Absgwuhshjsjqk, bibirnya bener-bener minta dicium ini mah. Imut banget sumpah. Taeyong menahan diri agar tidak melakukan hal-hal yang cuman bakal bikin joy ngerasa kalau dia itu laki-laki brengsek.
"Enggak kok. Lagian nggak ada alasan buat marah sama lu juga." Ia mati-matian menahan senyumnya. Apa kabar hati taeyong.
"Ya mungkin aja kan lu marah karna gue salah ngomong tadi. Abisnya lu langsung pergi sih tadi." Joy kembali menunjukkan senyumannya.
Tanpa sadar tangan Taeyong sudah mendarat diatas kepala joy. Taeyong tersenyum melihat ekspresi kagetnya joy. Mata joy membulat, bibirnya terkatup rapat. Entah apa yang joy pikirkan sekarang. Mungkin joy berfikir kalau seorang lee Taeyong sedang bertingkah aneh sekarang.
Taeyong mengusap pucuk kepala joy. Sumpah ya gemes banget melihat ekspresi Joy. Semua gerak gerik joy sudah menyihir seorang Taeyong lagi dan lagi. Manta-mantra move on, menyerah, sudah hilang tak berbekas dari pikirannya. Semua mantra itu berganti dengan mantra cinta.
"Yang...." Panggil taehyung dengan suara berat.
Taehyung menatap tajam ke arah tangan taeyong yang masuh ada di atas kepala joy. Taeyong langsung menarik tangannya. Senyum kecilnya hilang berganti ekspresi datar lagi.
Taehyung menarik joy agar mendekat kearahnya dengan sedikit kasar. Joy hanya diam saja tak menjawab. Mimik wajah taehyung sekarang tuh rasanya udah kayak mergokin pacar selingkuh di depan matanya kali ya.
Taeyong cuman diam. dengan muka datarnya ia menatap tangan taehyung yang menggenggam erat tangan joy. Taeyong tau Ini bukan haknya. Kalo ia diposisi taehyung ia akan menghajar orang yang udah ngelus rambut joy kayak tadi. Sekarang aja ia udah nggak suka liat taehyung yang menggenggam erat tangan joy.
"Nyong laper.... Makan yuk." Entah sejak kapan hanna udah ada di sampingnya. Ia menarik tangan taeyong.
"Joy, gue sama Taeyong duluan ya."pamitnya. Taeyong cuman diam menurut. Sedangkan joy cuman mengangguk kecil.
Kalau hanna nggak tiba-tiba ada di sampingnya kayak sekarang mungkin akan ada perang dunia ke 3. Insting seorang laki-laki ketika bertemu rival membuatnya nggak suka sama taehyung. Dan ia yakin hal ini berlaku juga Taehyung.
Itu tadi siapa yang? Kok ngusap rambut kayak gitu- taehyung
Awas aja kalau nggak ada traktiran abis ini- hanna
Hati gue menolak lupa sama lu joy- taeyong
Senyumnya Taeyong manis juga ya- joy
....
Hai..hai.... Akhirnya ngepublis juga hari ini. Sebagai bonus gue malam ini ngepost 2 chapter. Disini tuh masalah udah mulai keliatan ya....
Gue pengen joy sama taeyong sih kalo dilihat dari karakter taeyong yang ada di ff ini.
Tapi hati gue sebagai vjoy garis keras menentang kalau taeyong dapet joy. Jadi gimana dong...Gini aja
Kita vote seberapa bayak yang ngedukung kapalnya Taeyong.
Dan seberapa banyak yang ngedukung kapalnya taehyung.
Nanti hasilnya gue pertimbangin buat endingnya.Btw karakter hanna yang bisa diandelin sebagai temen. Gue berharap punya temen kayak hanna. Hehhehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On Nyong
General Fiction"lo itu ya dia itu udah punya cowok tapi lo masih deket2 dia." "gua cuma mau buktiin ke dia." "buktiin apa?? klo lo bisa ngrusak hubungan dia." "nggak gua cuma pengen ngebuktiin doang" "trus apa bedanya sama lo ngrusak hub dia?" "terserah lo mau mik...