Let Me Go

>satuu<

"Ternyata benar kata dilan, rindu itu berat."

Lisa menatap novel milik Jisoo dihadapan nya dengan tengkurap sambil tangan nya sesekali mengambil potongan kentang goreng di piring miliknya dengan saus pedas.

"Apaandah? Jisoo banget ini mah!" gumam nya sambil menutup novel tersebut dan melemparnya pada nakas disamping nya.

Lisa lalu menggulingkan badan nya kesamping. Ia menjadi berbaring diatas kasur dengan ponsel ditangan nya.

"Telpon Jungkook ga ya? Biasanya kan dia sibuk futsal." gumam Lisa sambil memperhatikan layar ponselnya.

Bobby is calling~

Lisa menatap layarnya tak percaya.

"Lah? Kok telor kodok yang nelpon gue."

Dengan setengah hati, Lisa menggeser layarnya dan menempelkan nya pada telinga miliknya.

"Haloo Lisa ku sayang~"

"Jijik anying."

"Jijik jijik, jodoh lo gue baru tau rasa lo."

"Najis tujuh turunan. Jodoh gue mah Jungkook."

"Hah? Jungkook? Putus baru tau rasa. Btw, Jungkook kan giginya maju."

"Amit amit anjir! Lah? Jungkook mah giginya maju aja masih cakep. Lah lo? Udah gigi maju, muka ancur, otak bego. Miris sebenernya bob kalo diceritain mah."

"Bangsat. Awas lo Lis."

"Bercanda elah bob, btw lo ngapain telpon gue? Gue mau telponan ama Jungkook neh."

"Gapapa, panggilan hati wkwk."

"Jijik."

"Jijik mulu anjir! Emang gue kotoran apa."

"Sejenis."

"Tai! Eh btw, gue nelpon lo karna gue tadi liat Jungkook jalan ama cewe. Gue kira cewe nya lo, ternyata bukan."

"Lo kira gue percaya sama lo?"

"Gue serius Lis. Gue abis futsal sama Jungkook. Pas kita selesai futsal, ada satu cewe nungguin Jungkook di tribun penonton. Dia ngasih minum, bawain anduk. Sumpah dah perhatian banget."

"Gue yakin Jungkook engga kek yang lo omongin, njing!"

"Terserah lo dah lis. Gue udah jujur sama lo ini."

"Sayang nya gue ga percaya."

Dan detik itu juga Lisa mematikan panggilan nya. Menetralkan detak jantung nya yang tiba tiba berpacu. Dan menahan airmata nya agar tidak jatuh. Ia yakin, Bobby hanya mengerjai nya. Ia yakin itu.