Remembering you is the hardest thing of my life........................................................
Selat Badung, Mei 2017
Aku duduk diatas kapal kecil yang aku sewa di perairan Selat Badung.
Badanku bergerak mengikuti alunan kapal yang memecah ombak.Aku tersenyum dan tanpa kusadari air mataku menetes.
Laut membiru yang indah, terpaan angin dan terik matahari mengiringi ziarahku."Laut yang indah kan Nico? Kamu pasti suka berada disini.", gumamku pelan.
Tak ada suara, hanya desau angin, pecahan ombak dan suara motor boat saja.
"Aku tahu, kamu pasti bahagia. Karena ini semua seperti keinginanmu.", gumamku lagi.
Setiap hentakan kapal saat memecah ombak, rasa sembilu itu datang.
Aku kembali terhanyut pada masa SMA dan masa sulitku
.....................................
Aku membiarkan Nico diluar rumah, hingga terdengar dia men start er sepeda motor meninggalkan rumahku.
Aku membereskan buku untuk besok dan masih juga terngiang kata-kata Nico.
"Gue suka lo..."
"Mau kan jadi pacar gue?"Oh mungkin Nico gila.
Mana mungkin lelaki berpasangan dengan lelaki? Meskipun aku sempat terhanyut juga saat bersama Nico.
Atau....
Sebenarnya Nico sudah terhanyut suasana, sehingga dia gila dan lupa bahwa hal itu adalah hal musykil terjadi? Mungkin saja Nico terbawa euphoria.
Karena bagiku, pada diri Nico tidak ada satupun tanda-tanda bahwa dia seorang homoseksual seperti stereotype gesture homoseksual pada umumnya. Begitu juga pada diriku.
Aku berusaha keras menanamkan pada otakku, bahwa apa yang aku dan Nico lakukan tak lebih sekedar petualangan dan penebusan rasa ingin tahu.
Tak lebih dan tak kurang.Dan aku akan menjadikan alasan itu untuk menolak keinginan Nico. Toh aku melakukan semua itu buat uang dan tanpa kenikmatan sama sekali.
.................................
Waktu makin beranjak malam, bukan kelegaan yang aku rasakan. Setiap kali aku berusaha memejamkan mata, selalu saja terbayang Nico.
Apalagi yang salah?
Padahal tadi aku sudah berusaha menggunakan semua akal sehatku, terlebih Nico bukanlah seseorang yang menyenangkan.
Apalagi?
Kalaulah dihitung dari segi bisnis, Nico bukanlah bagian yang menguntungkan, sama sekali tidak prospektif dan kalaulah Nico itu sebagai client, adalah jenis client khusus CSR.Mengeluh pada Tuhan, tetap saja tidak membuat hati tenang. Semakin aku menolak memikirkan Nico, semakin pikiran tentang dia datang.
Bahkan itu berlanjut ke mimpi, mimpi buruk tentunya. Bahkan saat pagi hingga sepanjang sekolah dan hingga pulang ke rumahpun, bayangan dia selalu saja muncul.

CZYTASZ
An Obituary
RandomKematian bukan sekedar kesedihan bagi yang ditinggalkan Kematian juga bukan sekedar perpindahan dari jasad menuju ke "alam lain" Tetapi kematian adalah sebuah pengabadian atau lebih tepatnya sebuah karya si mati yang dimonumenkan Sebuah cinta yang d...