Part 2

1.6K 41 0
                                    

"Naik"perintah sang empunya motor tersebut

"Gak usah, aku bisa pulang sendiri"Zahra meninggalkan pemilik motor itu dan terus berjalan tanpa menghiraukan panggilannya

Lelaki itu turun dari motornya dan berlari mengejar Zahra
"Zahra...tunggu"

Zahra menghentikan langkahnya karena cekalan di pergelangan tangannya terasa sakit

"Kamu itu maunya apa sih? Kita itu udah gak ada urusan lagi, lepasin!" Zahra menghempaskan tangan lelaki itu

"Aku masih sayang sama kamu, aku gak mau  hubungan kita berakhir gitu aja" Zean membentak Zahra

Yaa... Lelaki itu adalah Zean Angkasa, lelaki yang memutuskan hubungannya secara sepihak yang awalnya tanpa Zahra ketahui apa permasalahannya, ternyata alasan hubungan itu berakhir ada pada Zahra
Zahra si gadis yang menurut Zean manja dan penyakitan, tetapi setelah Zean mengakhiri hubungan itu dia baru sadar betapa pentingnya Zahra dalam hidupnya

"Udah, aku gak mau dengar penjelasan kamu, aku masih ingat kata-kata kamu sama teman-teman kamu yang bilang kalau aku itu cewek penyakitan yang gak ada gunanya dan bisanya cuma ngerepotin kamu"Zahra menumpahkan semua sesak yang ad di dadanya

Selama seminggu ini Zahra bersikap seolah tidak terjadi apa-apa di hadapan orang tuanya begitu pun kedua sahabatnya, semenjak dia tahu alasan Zean memutuskannya, Zahra jadi sadar kalau dia memang tidak berguna

"Aku nyesal Ra, udah ngomong kaya gitu sama kamu, aku bener-bener khilaf aku emosi waktu itu dan aku gak bisa nahan amarah aku"Zean berkata dengan tulus

Zahra bisa melihat ketulusan itu dari tatapan Zean, akan tetapi Zahra sudah menentukan keputusannya dia tidak akan kembali pada Zean, selama ini Zahra juga merasa bahwa berhubungan dengan Zean di sini hanya Zahra yang mencinti sedangkan Zean tidak sama sekali.

"Ra, please kasih aku kesempatan. Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi." Zean memohon kepada Zahra

Inilah yang Zahra rasakan selama ini, selalu mengemis perhatian dari Zean dan selalu berusaha untuk menjadi pacar yang baik. Tapi itu semua tidak pernah Zean hargai.

Zean berteriak sambil menjambak rambutnya sendiri, inilah yang dikatakan penyesalan selalu datang terlambat

Zahra berjalan meninggalkan Zean, hingga sebuah taksi lewat dan Zahra menaiki taksi tersebut tanpa ada niat untuk menoleh ke arah Zean

***

"Loh, kok rumah kosong sih?"Zahra melihat di dalam rumahnya tidak ada sang bunda, tak lama setelah itu hp Zahra berbunyi

Maaf yah sayang Bunda tadi gak bisa angkat telpon dari kamu, sekarang Bunda sama Ayah lagi di rumah sakit karena nenek tadi jatuh di kamar mandi, kamu jangan lupa tutup pintu sama jendela yah sayang karena Bunda sama Ayah bakalan nginap.

"Huhh, jadi gue bakal di rumah sendirian nih ceritanya" Zahra pergi ke kamarnya dan merebahkan dirinya di atas tempat tidur sambil menatap ke langit kamar

Tanpa sadar Zahra sudah tertidur dengan nyenyak

***

Triingg Triingg Triingg

Suara alarm yang nyaring menyadarkan Zahra dari tidur pulasnya, alangkah terkejutnya Zahra menyaksikan dirinya yang masih mengenakan seregam sekolah yang dia gunakan semalam

Sekarang masih pukul 05.00 jadi Zahra masih sempat untuk bersiap ke sekolah karena waktunya masih panjang

"Gue tidur udah kayak orang mati aja yah, dan seharian gue gak makan, wahh hebat juga ternyata cacing di perut gue, pada betah puasa" Zahra berjalan ke kamar mandi sambil geleng kepala memikirkan kecerobohannya

Setelah selesai mandi dan memakai seragam dengan lengkap Zahra memutuskan untuk membuat sarapan untuk dirinya berhubung rasa lapar sudah menghampiri

***

"Ehh Ra, tumben gak telat kesambet apa lu?" Deta menatap Zahra dengan takjub

"Ini nih, bukannya bangga klo gue datengnya tepat waktu malah dihina ahh mending tadi gue lanjut molor aja"Zahra berjalan ke arah mejanya dan meletakkan tasnya

"Ra, ini tuh bukan penghinaan justru gue lagi memotivasi lo biar kayak gini terus, biar lo gak telat mulu" sambung Deta

"Betul tuh Ra, maksud Deta tuh baik" Rena menimpali

"Oh iya, kalian ikut kan buat acara camping tahunan?" Rena mengubah topik pembicaraan

"Gue sih udah izin sama ortu gue, lagian mereka gak bakal peduli gue mau ngapain aja, yang penting buat mereka tuh cuma kerjaan mereka" Deta menjawab dengan enteng

"Det, itu kan mereka lakuin juga buat elo, kan ada kita yang peduli sama lo, iya gak Ra"Rena menyenggol bahu Zahra

"Iya Det, kita akan selalu ada buat lo, kita tuh sayang dan peduli sama lo"
mereka bertiga berpelukan dan tertawa

"Lo udah izin Ra?" tanya Deta

"Kalian kan pada tau klo gue gak bakalan diizinin buat ikut begituan"Zahra menjawab dengan wajah lesunya " Tapi gue bener-bener pengen banget buat ikutan"

"Tenang aja Ra, kita bakal bantuin lo minta izin sama ortu lo, kita janji bakal jagain lo sampai titik darah penghabisan" Deta berucap dengan semangat berapi-api

Inilah yang membuat Zahra semakin sadar bahwa dia memang selalu menyusahkan, tanpa sadar air mata Zahra menetes

"Eh Ra, kok malah nangis sih? Lo lagi ada masalah ya? Atau gue salah ngomong?" Deta jadi merasa bersalah

"Enggak kok, gue cuma merasa terharu aja, karena kalian selalu jagain gue dari kita masih kecil" Zahra menjawab sambil menampilkan senyum indahnya

"Mmm jadi pengen peluk lagi"Rena mendekat dan mereka berpelukan untuk yang kedua kalinya

Tett... Tett... Tett...

Bunyi bel menghentikan acara pelukan tiga serangkai itu, dan mereka bergegas menuju lapangan untuk segera mengambil barisan paling depan, karena pagi ini akan ada pengumuman tentang Ketua OSIS baru di SMA Gempita

"Aduh, kok gue dag dig dug gini yah?" Deta tidak bisa diam di barisannya

"Iya deh tahu yang gebetannya kepilih jadi ketos" ujar Zahra sambil terkekeh geli menyaksikan ekspresi wajah Deta

Sementara Rena hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Deta seperti cacing kepanasan

"Selamat pagi anak-anak" Sapa Pak Sanjaya selaku kepala sekolah

"Pagi....  Pak.... " Balas seluruh siswa

"Pada pagi hari yang cerah ini, kita masih diberikan kesempatan sehingga kita masih bisa berkumpul di sekolah yang sangat kita cintai ini, di sini tentunya kalian pasti sudah pada tahu bahwasanya pemenang dalam pemilihan Ketua OSIS tahun ini dimenangkan oleh nomor urut 02 yakni atas nama AGRA MAISAN" Kepala sekolah memberikan sambutan yang meriah

"Kepada  pengurus OSIS yang baru agar ke depan untuk memberikan sedikit kata-kata sambutan, dan kepada Agra dipersilahkan"

"Selamat pagi semuanya" Agra menyapa dengan nada tegas dan tidak ada sedikitpun raut bersahabat di wajahnya

Zahra yang memperhatikan itu merasa bahwa Agra itu sangat tidak cocok untuk dijadikan pemimpin, karena ketua OSIS sebelumnya sangat berbanding terbalik dengan Agra

Dan dari rumor yang didengar oleh Zahra, sebelumnya Agra ini juga bukan siswa yang banyak bergaul di sekolah ini, tapi kenapa bisa semua orang malah memilih Agra?

Alasannya karena Agra itu ganteng, pintar jangan diragukan lagi, tajir karena dari yang Zahra dengar dari Deta Agra ini anak pengusaha terkenal walau Zahra sebenarnya tidak peduli.

Satu hal yang Zahra tidak suka dari sosok Agra ini adalah anti sosial, tapi justru itulah yang membuat para guru di sekolah ini mencalonkan Agra sebagai Ketua OSIS, agar Agra dapat membuka diri










Sekali lagi aku minta bantuannya untuk vote dan comment yah guys

Happy reading

Mohon maaf atas ketidaknyamanan kalian karena perubahan jalan ceritanya





RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang