1. Ketemu Mantan

154 16 2
                                    

Aku melihatnya dari kejauhan. Duduk disebelah sudut kafe, terlihat dia sedang berbincang dengan seorang wanita. Aku tak jauh dari meja mereka hanya terhalang oleh satu meja saja. Wanita itu duduk membelakangiku dan mengahadap ke arahnya, sehingga aku tak bisa memastikan siapa wanita yang sedang berbincang ria dengannya.

Mungkin dia takkan tau bahwa aku berada disekitarnya sekarang, karena dia sangat menikmati sekali percakapannya. Aku bisa melihat dari matanya yang terus memerhatikan wajah wanita itu, dengan diiringi senyuman saat ia berbicara, dan sesekali mereka tertawa, seperti sedang bahagia saja, hhe.

Aku menerka-nerka apa yang sedang mereka bicarakan. Seperti dunia serasa milik mereka saja, bagaimana aku tak berfikiran begitu? Masa iya mereka tidak sadar kalo dari tadi ada yang merhatiin, atau jangan jangan akunya aja yang sirik atau butuh sekedar sapaan.

"Hayoo lo lagi apa?? Gitu banget liatinnya" Reihan datang lalu melihat ke arah mataku tertuju, dan ia mengerti dan mulai heboh.

"Ohhh pantesan liatinnya gituu, liatin mantan ternyata" Reihan mengejekku dengan diiringi tawanya.

Reihan Ghifarri, dia adalah sahabatku. Sahabat tapi ngeselinnya minta ampun, dia itu paling seneng kalo udah gangguin aku dan liat aku marah.

"Apaan si lo rei dateng dateng udah ngeselin aja" kataku melihat ke arahnya yang akan duduk didepanku sehingga menghalangiku untuk melihatnya, sang mantan.

"Ehh apaan si lo duduk duduk disitu, ngalangin pandangan gue aja" aku berusaha menyingkirkan Reihan dengan tanganku, agar dia pergi dari tempat duduk itu, tapi aku kalah karena tenaganya lebih kuat.

"Keira Kharisma, ini itu itu udah berapa tahun? Tapi lo masih belum bisa moveon dari dia? Liat kei,.." dia menunjukan jarinya ke arah Azhar, mantanku. Dan melanjutkan perkataannya dengan kembali menghadap ke arahku "lo liatkan? dia aja udah bahagia sama yang lain, masa lo masih mau sih nunggu dia yang belum pasti akan kembali?" Aku hanya diam tak membalas ucapan sahabatku.

Pelayan datang kearah meja kami, "maaf mas, mba mau pesan apa?" Sambil menyodorkan buku menu.

"Saya pesen jus ajalah mba" jawab Reihan enteng.

"Rasa apa mas?" Tanyanya kembali

"Rasa yang pernah ada, ada ga mba? kasian nih sahabat saya lagi galau belum bisa moveon" Reihan berkata sambil mengacak-acak rambutku diiringi dengan cengirannya.

"Apaan si lo ah, rese banget" kataku sambil menjauhkan tangannya dari rambutku.

"Yaudah jangan ngelamun mulu, cepetan lo mau pesen apa?"
"Gue ga mood makan"

"Yaudah berarti minum?"

"Kalo ga mood makan berarti minum juga ga mood dong, ah gimana sih lo" aku mulai kesal pada Reihan, dia selalu saja seperti itu. Ingin melihatku marah.

"Haduhh punya sahabat kok marah marah terus, bisa-bisa dia tua duluan kalo gini caranya" katanya datar sambil melihat-lihat menu yang ada dibuku. Aku tak menanggapinya, karena aku tau jika aku menjawab pasti dia semakin berulah.

"Yaudah mba, saya pezann.. ehh ko gue alay sih ngomongnya.. saya pesan maksudnya, pesan jus alpukat 1 sama ice creamnya aja 2 ya mba"

Pelayan itu mengangguk "baik mas" lalu pergi meninggalkan meja kami.

Setelah pelayan itu berlalu dari hadapan kami. Reihan bilang padaku "Kei, lo harus bisa merelakan dia bersama orang lain. Mulai sekarang lo harus belajar mengikhlaskan apa yang udah ga jadi milik lo"

Aku hanya diam 2 detik kemudian aku membalas perkataannya "Tapi Rei," aku menjeda perkataanku dan memejamkan mataku beberapa detik dan kembali berbicara "ga gampang buat ngelupain dia, banyak kenangan yang kita laluin yang susah buat gue lupain. Apalagi.. ahh males gue bahasnya"

Kei&ReiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang