4. Makin Gede Makin Aneh

35 8 0
                                    

"Nahhh sampee" katanya setelah memberhentikan motornya tepat didepan halaman rumahku. Aku pun turun dari motornya.

"Yaudah sono pulang lo, mandi ganti baju, bauu" kataku sambil melepas helm

"Males pulang gue Kei, dirumah ga ada siapa-siapa. Ini baru setengah12, mustahil banget mama papa gue udah balik jam segini"

"Iya maksud gue lo pulang ganti baju, nanti balik lagi kesini onta"

"Tapi gue takuttt" mata Reihan memelas untuk aku antar ke rumahnya.

"Yaudah gue anter tapi jangan lama"

Reihan tersenyum, lalu aku naik lagi keatas motornya. Hanya butuh beberapa detik kita sudah sampai dirumah Reihan. Aku menunggu di ruang tamu.

Rumah Reihan lumayan besar dan luas, tapi sayangnya hanya ditempati oleh 4 orang saja. Itupun kalo malam saja anggota keluarganya lengkap, kalo siang? Mereka sibuk dengan perkerjaannya masing-masing. Tapi walaupun begitu, orangtua Reihan masih bisa mengontrol kedua anaknya.

"Yuk" dia sudah berdiri didepanku saja, dengan pakaiannya yang sudah berganti santai, kaos polos hitam ditambah celana selutut. Aku pun beranjak dari tempat duduk lalu keluar dari rumah Reihan.

"Mau pake motor atau jalan aja?" Tanyanya datar

"Yaelah orang deket juga belaga pake motor"

"Yakan biar gayaa" katanya sambil mengunci pintu rumahnya. Aku hanya diam tak menanggapi perkataannya, lalu kita berjalan menuju rumahku.

"Assalamualaikum" kataku sambil membuka pintu, lalu masuk dengan diikuti Reihan dibelakang.

"Aduhh gue laper nihh" ucap Reihan sambil melemparkan badannya ke atas sofa.

"Lo mau makan apa?" Tawarku

"Kaya yang iya bisa masak aja" sindirnya santai dengan mata tertutup, posisi tidur terlentang diatas sofa dengan meletakan kedua telapak tangannya dibelakang kepala.

"Ringan banget tuh rahang ngomong"

"Lo dititipin penggorengan juga gosong semua" katanya masih dengan posisinya.

"Berisik lo botak, gue mau ganti baju dulu"  aku langsung pergi ke atas menuju kamarku untuk ganti baju.

**

Aku masih didalam kamar. Setelah beres ganti baju, aku malah melemparkan tubuhku diatas kasur dan lupa kalo ada Reihan dibawah.

Baru beberapa detik aku rebahan diatas kasur, aku sudah terhipnotis untuk memejamkan mataku, tidur.

Baru beberapa menit aku tertidur, aku mendengar ada yang teriak teriaknamaku sambil mengetuk pintu kamarku.

"Keiraaaaaaa, keiii" teriaknya sambil menggedor pintu kamarku. Aku menghiraukannya, karena aku masih asik dengan tidurku.

"KEIRAAA ITU TELINGA ATAU GAGANG PANCI HAH! GUE TERIAK TERIAK SAMBIL GEDOR GEDOR GINI LO GA DENGER!" Teriaknya lagi masih sambil menggedor-gedor pintu kamarku.

Aku membuka mataku malas.
"Apaan si lo berisik banget, gue sumpel tu mulut pake sambel tau rasa lo" teriakku dari dalam, masih dengan posisi tidur.

"Bukain kek pintunya! lo lupa? Gue dari tadi nungguin lo dibawah" katanya, nadanya terdengar kesal.

Aku langsung beranjak dari tempat tidurku, ketika aku ingat bahwa Reihan dari tadi ada di bawah, sementara aku malah enak-enakan tidur.

Kubuka pintu kamar, terlihat dia sudah berdecak pinggang saja sambil menatapku tajam.

Kei&ReiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang