2. Perkara Lengser Wengi

89 11 2
                                    

Kubaringkan tubuhku di atas kasur setelah melaksanakan shalat isya. Membuka handphoneku, lalu menyalakan data.

Aku lihat satu persatu notifikasi yang aku dapatkan, salah satunya whatapp dari si botak, alias Raihan.

Aku penasaran pesan suara apa yang dia kirimkan, langsung kubuka saja whatapp darinya. Ku letakan speaker handphone tepat didekat telingaku dan mengeraskan volumenya, lalu ku dengarkan apa yang dia kirimkan.

Aku terlonjak kaget dengan apa yang barusan aku dengarkan. Berani-beraninya dia mengirimkan lagu Lengserwengi di malam hari! Sungguh, tolong ingatkan aku jika nanti aku bertemu dengannya untuk memukulnya!

Sontak aku langsung menyentuh tombol telepon. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu, ia menjawab teleponnya hanya butuh tiga deringan nada sambung telepon, Reihan sudah mengangkatnya.

"Hahaha udah gue tebak lo pasti langsung telepon" Kata Reihan begitu ia menjawab panggilan teleponku.

"LO GILA HAH! NGIRIM YANG KAYA GITU MALEM-MALEM! UNTUNG GUE GA LEMPARIN HAPENYA, KAN SAYANG KALO HAPENYA DILEMPAR NANTI GUE GA DIBELIIN HAPE LAGI SAMA BUNDA GUE, EMANGNYA LO MAU GANTIIN?" Sentakku padanya, terdengar disebrang dia hanya tertawa saja saat mendengarkan aku marah-marah.

"Udah gue duga lo pasti marah-marah deh sama gue, segitu kagetnya ya lo denger lagu itu? Hahah" dia berbicara masih dengan tawanya.

"Yaiyalah, gimana ga kaget coba orang lagu yang lo kirim itu terbilang horor, gimana kalo makhluknya dateng ke rumah gue? Ga mikir banget sih lo" amarahku padanya.

"Dasarr, kalo urusan itu lo aja yang penakutnya kebangetan. Itu semua itu cuma tahayul, hahaha" jelasnya

"Iya gue penakut, dan lo selalu nakut-nakutin gue"

"Karena nakut-nakutin orang yang penakutnya kebangetan itu seru, hahaha" suara tawa Reihan semakin menjadi saja saat itu.

"Awas aja ya lo kalo ketemu gue, gue tendang lo jauh-jauh dari hadapan gue" Ancamku aneh.

"Jangan jauh-jauh dong tendangnya, nanti Kei nya kangen sama Rei" dia berbicara dengan suara manja, pasti di sebrang sana dia sedang memasang wajah-wajah yang so imut.

"Ini orang bener-bener minta digebukin yaa, awas aja kalo ketemu"

"Gapapa dehh kalo digebukinnya sama kamu, mau dijambak juga aku ikhlas" godanya padaku. Aku geli banget waktu dia ngomong kaya gitu.

"Sejak kapan lo alay, Rei? Haha" tawaku keluar saatku mendengar dia berbicara seperti itu, lalu aku melanjutkan ucapanku.

"Apa tadi lo bilang? Lo mau dijambak? Boleh boleh, nanti kalo ketemu gue jambak tuh rambut lo sampe botak, ya ga? Hahaha" ledekku padanya

"Gapapa deh gue botak, yang penting gue masih ganteng" dengan percaya dirinya dia bilang seperti itu.

Emang sih, dia emang ganteng, hidungnya juga mancung, udah kaya gunung baekdu, matanya sipit jadi kalo ketawa jadi merem, dan rahangnya tegas, kulitnya juga putih, walaupun dia banyak kegiatan diluar ruangan, tetep aja putihnya ga ilang ilang. Mungkin udah permanen kali ya? Hehe. Dia juga di SMP jadi ketua tim basket. Itu sebabnya dia terlihat tampan di mata para wanita. Dan jujur, termasuk dimataku.

Waktu SMP aja banyak yang suka sama dia. Sampe-sampe aku pusing, banyak yang pengen titip salam buat dia lewat aku, ada lagi yang titip surat buat dia. Emangnya mereka kira aku burung merpati apa?

Dan sekarang kita udah mau masuk SMA. 2 hari lagi tepatnya hari Rabu, kita bakalan Pra MPLS(Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di sekolah baru untuk persiapan jadwal apa saja yang akan dilaksanakan hari senin, mungkin.

Kei&ReiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang