16. My Big Day

25 2 0
                                    

Aku percaya, bahwa hari ini aku telah menemukan jodohku, dan itu adalah kamu. Dan hari ini pun, tuhan seolah mengatakan kepadaku, bahwa aku sudah ditakdirkan bersama mu. Bersama mu, untuk selamanya.
**



Aku berjalan dengan gaun putih ku melewati beberapa tamu yang terpukau karna penampilan ku hari ini.

Aku yang ditemani oleh Arlin, berjalan menuju sebuah meja yang dimana akan dilaksanakan nya ijab kabul.

Dengan langkah yang pasti, aku duduk di samping lelaki yang sebentar lagi resmi menjadi suami ku.

Ku tatap Adit perlahan, ku lihat dari wajah nya, menjelaskan kebahagiaan yang mendalam. Mata nya bersinar, melihat ku dan terus tersenyum kepadaku.

" Kamu cantik hari ini" Ujarnya disaat aku masih menatap nya malu

Aku merasa bahwa kali ini adalah pertemuan ku yang pertama dengan Adit. Jantung ku lari meraton dan tak mau berhenti. Tangan ku mulai basah, dan seluruh tubuhku seolah dibahasahi oleh keringat. Aku tak bisa menahan kegugupan ku hari ini.

" Bagaimana? Bisa kita mulai?" Tanya penghulu kepada Adit dan juga papa ku

" Bisa" Jawab mereka bersamaan

Dan acara yang ku tunggu-tunggu pun dimulai. Penghulu memberitahukan beberapa hal yang harus dilakukan oleh Adit dan juga papa. Seperti membaca shalawat nabi terlebih dahulu.

Dan kini, tiba lah di acara puncak dari pernikahan ku, pembacaan ijab kabul.

" Saya nikah kan dan saya kawin kan anak saya Kanya Salsabila binti Bramasta, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan dua batang emas di bayar tunai "

" Saya terima nikah dan kawin nya Kanya Salsabila binti Bramasata, dengan mas kawin tersebut,tunai"

Dan sungguh, setelah semua saksi mengatakan sah. Jantung ku baru berdetak sebagaimana semestinya. Aku tak bisa membayangkan, bagaimana tubuhku disaat pembacaan ijab kabul berlangsung.

Aku gugup, menatap tangan papa dan juga Adit dengan berpikir " bagaimana jika Adit salah membaca nama ku? Bagaimana jika nama perempuan lain yang ia baca? Bagaimana jika.."

Semua kalimat "jika" bergelantungan di kepala ku. Aku tak bisa berhenti memikirkan hal-hal aneh, sebelum aku sah, menjadi istri dari seorang Aditya.

Dan setelah melakukan ijab kabul, aku dan Adit pun sungkeman kepada kedua orang tua kami. Air mata ku mengalir, aku tak bisa membayangkan, bahwa setelah hari ini hidup ku akan berubah.

Ku peluk papa erat, dengan air mata yang terus mengalir.

" Makasih pa.. udah jaga Kanya selama ini. Kanya sayang banget sama papa" Ucapku dengan tangisan yang tersedu-sedu

" Papa nggak nyangka, kamu udah besar. Gadis kecil papa, yang selalu manja sama papa, sekarang sudah memiliki suami. Papa senang, kamu bahagia, sayang" Ujar papa mengecup kening ku

Dan kini, giliran mama, seorang wanita yang selalu menjaga dan merawat ku sampai saat ini.

" Mama sedih.. kamu udah nggak jadi gadis kecil mama lagi.. kamu udah punya suami sekarang nak" Ujar mama dengan tangisan yang menghiasi pipi nya

" Tenang ma. Kanya masih tinggal di rumah kok. Kanya kan udah janji, akan selalu dekat sama mama dan juga papa"

" Tapi mama nggak nyangka, kamu sudah besar.. dan sudah menikah"

Dan lagi lagi, aku memangis di dalam pelukan mama. Aku tak bisa membayangkan, bagaimana hidup ku tanpa seorang ibu.

Walaupun mama di sibukkan dengan pekerjaan nya, tetapi selama ini dia selalu memproritaskan aku. Dan selalu, memberikan waktu nya untuk ku.


Kanya SalsabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang