PART 1

391 37 27
                                    

Seolhyun duduk di bangku taman kampus membiarkan rambutnya yang panjang di terpa angin yang berhembus dengan lembut. Memejamkan mata sambil menikmati angin yang berhembus, membuat gadis itu tersenyum ketika angin menggelitik wajahnya yang tirus. Suara hirur pikuk sekitarnya tidak membuat gadis itu terganggu. Ini begitu nyaman untuk Di lakukan setiap orang ketika seseorang ingin sendiri.

Seolhyun membuka matanya, dan menatap langit yang begitu cerah. "Kau curang." ujarnya kepada langit. Ia lalu merogoh sesuatu dalam tasnya dan mengeluarkannya. Ia mengamati lekat - lekat kotak itu yang terbungkus dengan pita biru yang cantik yang kini ia genggam.
"Kau pasti senang..." batin Seolhyun.

Drrtt.. Drrt... Drrtt.. Drrtt...

"Yeoboseyo..." Ucap Seolhyun ketika menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Hyak!!!!! KAU DIMANA?!" Teriak orang di seberang sana.

Seolhyun reflek menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Aku di kampus."Jawab Seolhyun singkat

Terdengar dengusan di seberang sana.
"Aku tau... Tapi kau di bagian mana? Aku sudah mencarimu dari tadi." tanyanya lagi tapi kali ini dengan suara yang sudah melembut.

"Di tempat biasa." Jawab Seolhyun yang langsung di matikan sambungannya oleh orang di seberang sana secara sepihak.

Seolhyun hanya memutar bola matanya dengan malas. Sahabatnya ini sangat tidak bisa berbicara dengan suara yang normal. Entah apa jadinya jika Seolhyun terus - terusan mendapat telepon dari dia. Ia tersenyum simpul ketika bayangan saat ia pertama bertemu dengan Yeri dulu.
saat tidak sengaja ia melihat Yeri sedang menangis sesegukan di koridor Kampus.

Dorr.....

Guncangan dan suara Yeri mengagetkan Seolhyun yang ssedang melamun. Seolhyun kaget sampai ia rasa jantungnya sebentar lagi akan loncat ke luar saat ia mengelus - elus dadanya untuk menenangkan dirinya dan jantungnya yang shock akibat kejahilan sahabatnya ini. Yeri yang melihatnya tidak merasa bersalah sedikit pun, dan malah menyunggingkan senyum puas kepada Seolhyun bukti kalau ia menang.

"Huh... Kau memang tukang kaget." Kata Yeri, mengambil posisi duduk di sebelah Seolhyun.

"Hanya orang yang tidak normal kalau ia tidak kaget kalau kau lakukan hal seperti itu." Protes Seolhyun.

Yeri tertawa terbahak - bahak mendengar ucapan Seolhyun, entah apa yang lucu.

"Kau memang gadis bodoh.." ucapnya di sela - sela tawanya.

"Hyakkk....." protesnya lagi dengan tatapan tajam pada Yeri yang langsung membuat Yeri menghentikan tawanya.

"Eoh..?? Apa itu?" menunjuk kotak yang ada di pangkuan Seolhyun.

"Hadiah...." Memberikan kotak itu pada Yeri lalu berdiri untuk bernyanyi sambil menepuk kedua tangannya.

"Saengil Chukka hamnida... Saengil Chukka hamnida... Saranghaneun urii chingu.. Saengil Chukka hamnida..."

Mereka bertepuk tangan dengan ria. Yeri terharu dengan kejutan yang di berikan sabahabatnya ini.

"Woah... Seolhyun-ah, Kau memang yang terbaik" mengankat kedua jempolnga di udara "Gomawo urii chingu... jongmal gomawo..." ucap Yeri haru lalu memeluk Seolhyun.

Mereka berdua terlibat dalam pembicaraan yang seru dan sesekali tertawa. Mungkin sebagian orang yanv tidak mengenalnya keduanya akan mengira kalau mereka berdua sahabat lama yang baru saja bertemu.

"Oh tidak... Aku hampir lupa. Aku harus segera ke tempat Kerja, Yeri-ah" Ucap Seolhyun dengan panik.

"Oh, kau benar. Pergilah, Kau pasti akan terlambat. Palli Gha.. Palli..."

CAUSE LOVE | COMPLETE | 👏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang