Mereka tiba di sebuah krematorium. Tampak dua buah guci abu yang sangat mereka kenal disana. Inilah tempat yang dimaksud 'rahasia' olehnya pada Seolhyun.
Perlahan namun ia pasti mereka melangkah bersama menuju tempat dengan foto dua orang yang tersenyum berdampingan dan seorang putri kecil di tengahnya.Baekhyun juga sudah mempersiapkan bunga untuk mereka. Seolhyun terus melangkah ke depan di ikuti oleh Baekhyun.
"Annyeong... Omma... Appa... Apa kabar? Omma... Appa... Kalian lihat, kan aku ke sini bersama siapa? Majja. Aku datang Byunie. Ne, anak laki-laki dulu yang keras kepala dan tidak pernah ingin mengalah padaku."
Seolhyun berusaha menahan tangisnya di hadapan mendiang kedua orang tuanya.
Baekhyun meletakkan bunga pada guci mendiang ayah Seolhyun lalu Seolhyun melakukan hal yang sama juga pada mendiang ibunya. Mawar putih yang cantik untuk mereka.
"Annyeong haseyo, Aemonim... Aebonim...
Aku datang lagi menemui kalian. Sudah lama aku ingin datang bersama Seolie ke sini dan hari itu datang juga hari ini. Aku ingi meminta restu kalian untuk menikahi putri anda ini dan memenuhi janjiku pada kalian untuk tetap di sisi Seolhyunie selamanya. Aku mencintai Seolhyunie... Sangat mencintainya. "Sebulir krystal bening jatuh bebas di pipi Seolhyun. Itu bukan air mata kesedihan, tapi itu adalah perasaan bahagia di dirinya usai mendengar Baekhyun meminta ijin untuk menikahinya dan juga karena Baekhyun memanggil orang tuanya kini dengan panggilan 'Ayah dan Ibu mertua'.
Baekhyun menyadari kalau Seolhyun berusaha sekuat tenaganya untuk menahan tangisnya. Itu terlihat jelas pada bibirnya yang ia gigit sekuat tenaga sendiri. Dengan lembut Baekhyun menarik Seolhyun pada dada bidangnya, membiarkan Seolhyun bersandar dan menumpahkannya di sana.
"Aku sangat merindukan mereka." Isak Seolhyun dalam pelukan Baekhyun.
Baekhyun mengelus lembut kepala Seolhyun sambil menatap foto mendiang kedua orang tua Seolhyun.
"Aku tidak akan membiarkan Seolhyunie hidup sendiri lagi. Aku akan selalu ada di sisinya untuk selamanya.", batin Baekhyun.
****
Sowon pulang meninggalkan kepolisian distrik Seoul. Dengan terburu-buru masuk dalam kamarnya lalu menelpon seseorang.
"Aku akan melakukannya."
Sowon hanya mengatakan itu dan langsung mematikan sambungannya. Seulas senyum terukir di bibirnya.
****
Suasana ruangan begitu sibuk. Tak ada yang tidak sibuk disana. Bahkan Tn. dan Ny. Kim serta Tn. dan Ny. Byun juga tampak sibuk satu sama lain.
Terlihat Yura yang tengah mengarahkan Jongin untuk meletakkan bunga mawar putih di tempat yang ia inginkan pada sebuah pot tinggi. Mereka terlihat beradu pendapat dan tak ingin mengalah.
"Kau harus meletakkannya bersama yang lain!" Yura sedikit kesal pada adiknya.
"Silreo! Di sana sudah terlalu banyak." Sahut Jongin yang tidak berniat sedikit pun untuk mengalah.
"Aish! Anak ini. Kau harus mendengar apa yang di katakan oleh Noona-mu. Arra?!"
"Noona istirahat saja. Aku yang akan mengurus ini. Tenang saja. Ku lihat Noona sejak tadi bekerja seperti orang gila disini. Ku tebak, pasti Noona belum makan? Palli gga... Aku akan melakukan yang terbaik untuk Noona, eoh?" Ucap Jongin melembut.
Rasa kesal Yura sedikit hilang karena itu.
"Aigh! Sejak kapan kau perhatian seperti ini pada Noona, eoh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CAUSE LOVE | COMPLETE | 👏
Fanfiction"Ada hal yang tidak bisa ku bohongi... Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku sudah terjatuh dalam pesonamu." _Byun Baekhyun_ "Jika Tuhan memberiku sebuah permintaan... Aku akan meminta kepada Tuhan untuk mengembalikan aku ke waktu diman...